"Pelakunya adalah seorang sasaeng."
Semua yang berada di ruangan itu menatap Manajer Lee dengan raut terkejut.
Park Chanyeol yang saat itu terbaring di atas ranjang rumah sakit dengan perban yang membalut kaki dan tangan kanannya menghela nafas panjang. "Ini sudah keterlaluan." gumamnya.
"Aku benar-benar tak menyangka penggemar sasaeng-mu akan berbuat sampai sejauh ini, Park Chanyeol ssi." ujar Seolmi yang duduk di sofa seraya menghela nafas. "Ini sudah yang kedua kalinya, kan?" Ia menoleh ke arah Moon Gayoung yang duduk di sebelahnya.
Moon Gayoung hanya mengangguk lemas. Gadis itu masih trauma dengan kejadian yang menimpanya dan Park Chanyeol kemarin sore. Matanya bahkan masih terlihat sembab karena menangis sepanjang malam.
"Sepertinya dia bukan penggemar Chanyeol." sela Manajer Lee. "Saat pihak penyelidik menggeledah apartemennya, mereka tidak menemukan hal-hal yang berkaitan dengan Chanyeol, maupun Moon Gayoung ssi."
"Bagaimana dengan hasil interogasinya?" tanya Kyungsoo yang berdiri di tepi ranjang sambil melipat tangan di depan dada.
Manajer Lee mengangkat bahu. "Dia enggan buka mulut. Alasannya bahkan sangat konyol. Dia hanya ingin memberi pelajaran pada Moon Gayoung ssi. Itu yang dikatakannya berulang kali."
Mereka semua terdiam sejenak di dalam ruangan itu, sebelum akhirnya Manajer Lee melanjutkan ucapannya. "Namun mereka hanya menemukan foto-foto Jung Eunji di sana."
Sesaat terdengar helaan panjang nafas Park Chanyeol. Ia memalingkan wajah ke arah jendela, lalu ia kembali menatap Manajer Lee. "Hyung, apa kau sudah mengumpulkan bukti-bukti perkara di New York kemarin?"
Manajer Lee mengangguk.
"Serahkan bukti-bukti itu ke pihak berwajib."
***
Langit di luar sudah gelap ketika Park Chanyeol membuka mata. Jam dinding di hadapannya sudah menunjukkan hampir pukul sembilan malam. Ternyata ia tertidur sejak sore tadi, setelah Manajer Lee, Kyungsoo dan Seolmi pergi. Rasanya agak aneh. Sekujur tubuhnya terasa sangat lelah. Padahal sejak tiba di rumah sakit kemarin, yang dilakukannya hanya berbaring di ranjang yang membosankan itu. Sepertinya rasa lelah yang seharusnya dirasakannya sejak beberapa hari lalu mulai dirasakannya sekarang.
Chanyeol menoleh sedikit ke samping. Ia melihat Moon Gayoung masih terlelap di tepi ranjang dengan tangan terlipat yang menopang kepalanya. Lelaki itu tersenyum kecil.
Jauh di lubuk hatinya Chanyeol merasa sedih. Gadis itu terlihat lelah, sama sepertinya. Bahkan mungkin sebenarnya gadis itu jauh lebih lelah darinya. Sejak awal pertemuan mereka, Moon Gayoung terus mendapat masalah karenanya. Seandainya waktu itu ia lebih berhati-hati, mungkin semua ini tidak akan menimpa gadis itu. Dan mungkin, mereka tidak akan pernah bertemu dan mengenal satu sama lain.
Chanyeol mengangkat perlahan tangan kirinya yang selamat—tangan kanannya harus menggunakan penyangga karena bahunya patah akibat terbentur keras, sementara kaki kanannya mengalami cedera ringan. Ia baru saja akan menyeka rambut halus yang jatuh di wajah gadis itu dengan jarinya ketika kedua mata indah itu terbuka menatapnya. Moon Gayoung terjaga dari tidurnya.
"Park Chanyeol ssi, kau sudah bangun." gumam gadis itu dengan suara pelan. Ia tersenyum kecil ke arah Chanyeol.
"Hm," sahut Chanyeol balas tersenyum. "Maaf aku sudah membangunkanmu."
Gayoung menggelengkan kepala dengan cepat. "Tidak, bukan karenamu." Gadis itu menegakkan tubuhnya. "Park Chanyeol ssi, apa kau lapar? Ingin makan sesuatu? Kau belum makan apa pun sejak sore tadi."
KAMU SEDANG MEMBACA
[TAMAT] The First Met
RomanceBerawal dari sebuah ketidak-sengajaan yang dilakukan oleh Park Chanyeol, salah satu artis kelas atas di Korea Selatan yang membuatnya merasa harus bertanggung jawab atas hari-hari sulit yang akan dihadapi oleh Moon Gayoung, seorang desainer yang bar...