Sunny Sunday

70 12 4
                                    

Gayoung terjaga dari tidurnya saat mendengar suara berisik yang berasal dari dapur. Cahaya matahari yang masuk dari pintu kaca yang terbuka lebar membuat matanya agak silau, dan membuatnya mendadak berdiri dari tidurnya.

"Astaga!" serunya panik.

Gadis itu semakin panik saat jam dinding yang tergantung di atas televisi berlayar 50 inci di ruangan itu sudah menunjukkan hampir pukul delapan pagi.

Saat Gayoung menyibakkan selimutnya ke tepi, sosok Park Chanyeol muncul dari dapur dengan membawa segelas susu.

"Kau sudah bangun?" sapanya santai sambil meneguk susunya. Chanyeol kemudian duduk di salah satu sofa tunggal dan mengambil remote televisi dan menyalakannya.

"Aku harus pergi. Aku sudah terlambat!"

Chanyeol diam sejenak menatap gadis yang bersikap heboh seperti cacing kepanasan itu.

"Apa kau juga bekerja di hari Sabtu?"

Seketika Gayoung tertegun. Yang benar saja? Ini hari Sabtu.

Gadis itu kemudian duduk kembali di sofa dan tersenyum canggung menutupi rasa malunya. "Tentu saja hari ini aku libur." sahutnya sambil tertawa garing. Gadis itu salah tingkah.

Chanyeol tergelak sambil menggelengkan kepala. Gadis aneh, batinnya.

Getaran ponsel di atas meja ruang tamu mengalihkan perhatian kedua orang itu. Ternyata itu ponsel milik Gayoung. Ada sebuah pesan masuk. Gadis itu mengambil ponselnya dan membuka pesan itu.

"Gayoung-ah, apakah kau baik-baik saja? Aku merasa cemas."

Begitu pesan yang dikirim Kyungsoo padanya. Gayoung pun membalas pesannya.

"Aku baik-baik saja. Kau tak perlu khawatir."

Setelah membalas pesan Kyungsoo, Gayoung kembali meletakkan ponselnya di atas meja. Dan tak lama kemudian benda itu kembali bergetar.

"Apa keluargamu sedang mencarimu?" tanya Chanyeol begitu mendadak.

"B-bukan." jawab Gayoung terbata-bata.

Chanyeol diam sejenak memperhatikan gadis itu, lalu ia mengangguk seolah memahami sesuatu. "Apa itu kekasihmu?"

Seketika Gayoung terbelalak dan menggelengkan kepalanya. "Tidak, dia sahabatku." sahutnya cepat.

Lelaki itu kembali tergelak. "Kenapa kau begitu gugup? Aku tak bermaksud apa-apa." Chanyeol kembali menoleh ke arah televisi. Ia tengah menyaksikan pertandingan bisbol yang dilewatkannya dua hari lalu.

Gayoung terdiam sambil menggaruk kepala. Sejenak ia lupa dengan pesan yang baru saja diterimanya. Kyungsoo menanyakan keberadaannya. Tapi Gayoung tak menjawabnya.

"Kau boleh menyiapkan sarapanmu sendiri di meja makan. Tak perlu sungkan." ujar Chanyeol dengan pandangan menempel ke televisi.

"Di mana kakakmu?" tanya gadis itu sambil memperhatikan sekelilingnya. Suasana di rumah besar dan mewah itu begitu tenang. Berbeda dengan rumahnya yang terkadang begitu berisik oleh teriakan ibunya yang suka mengomel.

"Kakakku sudah berangkat kerja sejak tadi. Ada liputan yang disiarkan langsung hari ini." sahutnya.

Gayoung mengangguk pelan. "Lantas kau sendiri?"

Chanyeol menoleh ke arahnya sambil tersenyum lebar. "Aku mengistirahatkan diri dalam seminggu ini. Sejak beberapa bulan lalu jadwalku sangat padat. Aku butuh istirahat."

Gadis itu kembali mengangguk. Benar-benar kehidupan yang menyenangkan, batinnya. Andai saja hidupnya sepertinya, si artis kelas atas itu, bebas menentukan kapan dirinya ingin beristirahat dan kapan ia akan kembali bekerja. Tidak seperti dirinya yang sekarang. Gayoung bahkan sangat sulit untuk mendapatkan persetujuan atasannya jika ingin cuti.

[TAMAT] The First MetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang