❝06. Hari Ini Ada Apa❞

27 2 0
                                    

Sendu Sejuk

Cerita itu tidak perlu banyak masalah
Ter-inti dari rasa sakitnya
yang terucap dengan perkataannya

•••∆•••


"Safara, Racha ayo cepetan!" teriak Sinta yang sudah berada di dalam mobil. Safara lebih dulu keluar setelah memakai sendal lalu diikuti Racha.

Hari ini mereka akan jalan-jalan, hanya belanja bulanan saja. Omong-omong mereka pergi sore hari, seperti biasa. Dan akan pulang malam sekitar jam tujuh, itu juga tergantung jika mampir kemana dulu.

Disini Safara merasakan sedikit senang karena sejak kecil dia tak pernah jalan-jalan santai keluar bersama keluarga. Dulu pernah, itu juga karena pergi pulang kampung. Bukan jalan menggunakan mobil dengan jarak yang masih berada di Bogor.

Safara bisa lihat dari tatapan mata Danar, jika pria itu nyaman dengan keluarga Sinta. Safara tidak lagi merasakan Danar yang pulang kerumah seminggu sekali atau sebulan bahkan tidak pernah pulang. Pernah, saat Safara masih SMP. Danar tak pernah pulang selama satu tahun, bahkan pria itu jarang memberikan nafkah kepada Imas dan keluarga kecilnya ini.

Disini, Safara tidak lagi merasakan pahitnya dulu yang pernah tidak makan sehari karena kehabisan uang dan meminjam sana-sini agar bisa makan. Danar sering pulang bahkan tidak selarut dulu, disini Danar pulang selalu jam 12 siang. Berbeda sekali.

"Di sekolah gimana Saf?" tanya Sinta. Wanita itu hanya ingin tahu sekaligus memecahkan keheningan, karena Sinta memang tidak suka dengan kecanggungan diantara keluarganya.

"Hemm, biasa aja sih terus pusing sama tugas. Dulu kan aku SMA terus masuk SMK dengan jurusan yang beda, susah banget buat adaptasinya." kata Safara.

Secanggung-canggungnya Safara bersama keluarga Sinta, tapi ada saatnya gadis itu bisa sok akrab. Jadi, terkadang merasa aneh dengan kepribadian Safara. Dan Sinta menyukai Safara yang terbuka dan banyak omong.

"Iya emang susah, tapi kamu nyaman kan?"

"Nyaman kok, temen-temen disana pada baik."

"Syukur lah,"

"Teh, disana ada gak cowok ganteng?" tanya Racha, dengan raut bercanda.

Safara terkekeh, "Ada, banyak. Tapi temen aku dikelas perempuan semua jadi gak pernah deket sama cowok disana."

"Masih kecil gak boleh pacaran!" celetuk Danar.

"Jangan dulu deh, mending pendidikan dulu! Kayak kak Fano sama kak Ardy." sahut Sinta.

"Bercanda ihh!" Racha segera mencium pipi Sinta yang biasa dia lakukan kepada Mamanya itu.

"Ihh Cha, berat akh!"

"Mah ih, ke Michelle ya, Om ke Michelle."

Racha memang biasa memanggil Bapaknya dengan sebutan 'Om' hampir anak-anaknya Sinta memanggil Danar, 'Om'. Entahlah senyaman mereka saja, yang penting Danar memang bahagia disana.

Omong-omong mereka sudah belanja bulanan dan ini sudah malam. Jadi, tujuan mereka sekarang pergi ke toko Michelle-toko roti. Bahkan toko itu begitu asing dipendengaran Safara karena dia yang tak pernah jalan-jalan keluar jauh seperti ini.

Selain karena faktor ekonomi, keluarga Safara juga tidak ada kepala rumah tangga.

....

Sebenarnya Abzar malas harus menemani Bundanya belanja, tapi karena dia anak yang baik hati jadi Abzar turuti saja. Karena Alis sibuk seminar di kampusnya membuat Abzar mau tak mau menggantikan Alis menemani Leva

Sendu Sejuk | EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang