❝14. Awal Memulai Langkah❞

9 3 0
                                    

Sendu Sejuk

Lebih baik bangun cinta
Dari pada jatuh cinta
Karena jatuh itu sakit
Bangun itu semangat

••••∆•••


Ini adalah hari Jum'at dan seperti biasa, jika sekarang para murid kelas sepuluh memiliki tugas yaitu membersihkan area sekolah. Hampir berjumlah tiga ratus siswa/i yang berbaris dan itu angkatan 22 semua. Jika satu sekolah disatukan, maka akan terjadi kapal pecah. Dengan itu Jum'at bersih diadakan seminggu sekali per-angkatan.

Masing-masing murid sudah berpencar membersihkan sekolah. Termasuk Safara yang menyapu halaman sekolah yang begitu kotor dipenuhi dedaunan kering. Tentu ia tak sendiri, ada beberapa orang yang memilih menyapu halaman itu.

"Safara masuk?" tanya Abzar. Sejak baris itu ia tak ada melihat sosok gadis itu. Maka itu ia bertanya pada Nada, selaku sahabat nya.

"Ya masuklah, katanya dia mau nyapu halaman belakang. Kesana aja," kata nya. Nada kebagian mengepel lantai lorong kelas 11.

Abzar mengangguk kemudian menepuk bahu Nada. "Oke, thanks."

Dengan lari kecilnya Abzar melangkah menuju halaman belakang. Ketika sampai, matanya langsung menangkap sosok gadis yang ia cari-cari. Rambutnya yang pendek itu terikat, menambah kesan imut diwajahnya. Abzar dengan cepat menghampiri Safara.

"Hai," sapa Abzar dengan senyuman lebar sangat cerah itu.

Safara menoleh lalu membalas senyuman Abzar dengan kikuk. "h-hai,"

"Perlu dibantu gak?" tanya Abzar.

Safara tentu saja menggeleng. Apa yang perlu dibantu jika hanya menyapu saja ia masih mampu. "Enggak, aku masih bisa sapu sendiri,"

Tak henti sampai disitu Abzar berlari kecil mengambil sapu dipojok kanan tembok. Lalu dia kembali pada Safara yang memilih fokus pada kegiatan nya. Abzar langsung mengambil serokan dan menyapu bersih sampah yang dikumpulkan Safara. Anggap nya, ia merebut kegiatan gadis itu.

Safara menghela nafas membuat Abzar menatapnya. Tatapan polos itu tak sengaja ia beri pada Safara. "K-kenapa?"

"Kamu boleh sapu daun-daun ini tapi jangan ambil punyaku. Disana masih banyak, kamu bagian itu aja." imbuh Safara. Dia berlalu pergi kearah bagian tempat yang belum dibersihkan.

Abzar mengacak rambut nya, menepuk pelan jidat nya itu sebelum menghampiri Safara. Gadis itu tak seperti biasanya, kini terlihat sensitif.

"Maaf," cicit Abzar ketika berada disebelahnya dan menyapu bagian lain agar tidak mengambil jatah Safara.

Safara menoleh dengan kerutan didahi nya. "Kenapa minta maaf? Emang kamu buat salah?"

Abzar mengangguk, "tadi kamu marah gitu, eh beneran marah gak?"

Safara menggeleng, "aku gak marah kok,"

"Alhamdulillah." Abzar mengelus dada nya lega dengan senyuman manis nya kembali, memperlihatkan lesung pipinya yang sangat indah. Safara tertegun, Abzar memang tampan. Tidak salah jika gadis-gadis mengincar nya.

Safara jadi merasa tidak percaya diri dan memilih menguburkan perasaannya yang perlahan tumbuh itu. Walaupun Abzar secara terang-terangan mendekati nya, perlakuan nya berbeda ketika bersama Safara dan teman wanita yang dekat dengan Abzar.

Jelas, bahkan jika diperhatikan oleh dalam lagi. Orang-orang mudah menebak jika Abzar menyukai nya.

"Kerja lagi yuk!" suara penuh semangat itu membuyar lamunan Safara. Gadis itu segera menepis pikiran nya yang singgah dan memilih melanjutkan pekerjaan nya.

Sendu Sejuk | EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang