❝Sendu Sejuk❞
Masalahnya memang sudah selesai
Tapi dendamnya masih terbawa
sampai sekarang•••∆•••
Keluarga hangat itu menyenangkan. Berkumpul bersama keluarga ketika makan ataupun bersantai di ruang keluarga. Sesuatu hal yang sangat diinginkan setiap orang, termasuk anak broken home.Beruntung Abzar dilahirkan dikeluarga yang sampai kini masih harmonis. Seterusnya pun ia harap begitu. Sekarang ini keluarga Abzar tengah makan malam bersama.
"Turnamennya emang kapan diadain?" tanya Leva kepada Abzar.
"Minggu depan Bun. Makanya aku harus sering latihan," jawab Abzar.
"Bisa gak kamu gak udah ikut?" Leva menatap Abzar dengan tatapan memelasnya.
Abzar menunduk lirih, "aku nunggu momen ini Bun, kapan lagi gitu setelah beberapa tahun aku gak ikut pertandingan."
Abidzar tersenyum, dia tahu betul jika istrinya sedang dalam perasaan kekhawatiran. Ia lantas mengusap bahu Leva. "Abzar nya jangan dilarang, biarin dia menikmatinya. Asal dia gak lupa sama kewajibannya."
"Iya Bun, Abzarnya juga ngerasa kalau dia bakal baik-baik aja. Jangan khawatir, iya, kan dek?" sahut Alis. Beralih menatap Abzar yang memintanya untuk menyahut ucapannya.
Abzar mengangguk, "Iya Bun."
Leva menghela nafas, "Bunda gak takut, cuma khawatir aja. Bunda gak larang kamu kok, selagi kamu emang suka. Bunda bakal dukung!"
Abzar tersenyum lalu ia bangkit dari kursi dan memeluk Leva dari samping. Leva pun membalas pelukan Abzar. "Makasih Bundaku!!! Love you, muchhh!" Abzar mencium pipi kanan sang Bunda.
Leva hanya terkekeh dan membalas perkataan Abzar, "Sama-sama, I love you too."
Alis mengerut kening, "Pelukan kok gak ngajak-ngajak!" Merasa tak terima, akhirnya Alis bangkit dan bergabung dengan pelukan Bunda dan Abzar.
Abidzar iri, dia akhirnya ikut bergabung. Memeluk paling erat membuat ketiganya mendengus namun pada akhirnya tertawa keras. Sungguh keluarga bahagia. Pelukan itu terlepas, kembali duduk ditempatnya masing-masing.
"Abzar gimana nih sama Safara," tanya Leva.
Abzar tersenyum lebar. Dia dengan senyum penuh kasmaran itu sangat terlihat dimata mereka. Tak menjawab ucapan Leva namun sangat dibuat gemas oleh tingkah Abzar yang tiba-tiba bertingkah imut.
"Wah kakak tebak! Pasti udah jadian?" tebak Alis.
Abzar mengangguk, "Seratus!"
Mereka sangat memberikan reaksi yang sama. Sama-sama terkejut, Seharusnya tidak kaget sih, menurut mereka, ini adalah hal yang sudah biasa dimasa remaja. Bahkan anak SMP sekalipun sudah menunjukkan secara terang-terangan gaya pacaran mereka.
"Anak Papah ternyata udah besar," takjub Abidzar. Sedikit menggeleng tak percaya, jika anaknya yang bungsu sudah dewasa dan mengenal kata cinta.
Si bungsu hanya terkekeh ketika beberapa kalimat-kalimat menggoda mereka untuknya. Pipi Abzar rasanya memerah seperti tomat, serta bibir yang tak henti berkedut menahan senyuman. Menggemaskan sekali. Leva jadi ingin bertemu dengan Safara, pasti gadis itu juga sama menggemaskannya ketika digoda.
Selesai dengan makan malamnya. Abzar masih berada di meja makan, Leva yang mencuci piring, Papa Abidzar juga masih berada dimeja makan sambil menyesap kopi dan fokus pada iPad nya. Sedangkan Alis, dia berada di ruang tengah bersama laptop nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sendu Sejuk | End
Novela JuvenilKetika cewek introvert bertemu dengan cowok extrovert Safara Daressajuk adalah gadis pendiam yang jarang berbicara. Bukan karena alasan, itu memang kepribadiannya. Suatu hari Safara diuji oleh kehidupannya, dimana ia harus tinggal bersama Ibu sambun...