❝13. Bersama Dan Senangkan❞

19 3 0
                                    

Sendu Sejuk

Kau dilahirkan untuk berguna
bukan sempurna

•••∆•••


Hari ini adalah pelajaran olahraga dikelas Safara. Tepat dijam kedua sebelum bel istirahat berbunyi. Para murid yang kebanyakan diisi oleh siswi perempuan itu berbaris rapih dilapangan. Banyak anak-anak kelas lain yang keluar dari kelas karena jam pelajaran yang free sebab guru yang tak hadir.

Terkecuali kelas Abzar, mendengar kelas OTKP 1 ada pelajaran olahraga membuat semangat Abzar naik. Lelaki itu keluar dengan membawa buku tulis, ia ingin memandang Safara sekaligus mengerjakan tugas.

Rambutnya yang pendek itu dikuncir oleh Safara, gadis yang terkesan imut bagi Abzar. Bahkan wajahnya begitu mencolok dimata Abzar. Seakan mereka semua blur dan hanya Safara yang terlihat.

"Ngerjain tugas sambil liat ayang," celetuk Rano. Ia duduk disebelah Abzar sambil membawa buku juga.

"Biar semangat!" seru Abzar, alisnya turun naik. Beralih pada sekumpulan gadis yang sudah menyelesaikan pemanasan.

"Hari ini materinya berlari, ya. Kalian lari dari sini sampai ujung sana, itu harus kena sampai temboknya. Dan begitu terus sampai belakang. Paham?"

"Paham!"

"Oke, mulai!"

Siswi didepan mulai berlari ketika mendengar peluit dari Bapak Guru itu. Safara berada di barisan ketiga, sebentar lagi akan maju untuk berlari.

"Semangatin Zar, itu dia mau lari!" ujar Rano, menyenggol Abzar dengan brutal.

Abzar berdecak karena Rano terus menyenggolnya. Ia akhirnya memilih menjauh dari Rano dan beralih pada Safara yang posisinya berada didepan. Giliran gadis itu yang akan berlari.

Maka dengan senyum lebarnya Abzar berteriak. "SAFARA SEMANGAT!!!" Dengan gerakan tangan berbentuk hati di dadanya, Abzar berteriak begitu lantang dan penuh semangat.

Keadaannya disana lumayan ramai karena bel sebentar lagi berbunyi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keadaannya disana lumayan ramai karena bel sebentar lagi berbunyi. Sorakan terdengar dimana-mana membuat Safara malu sendiri rasanya. Beruntung ia bisa profesional, Safara bisa berlari dengan baik-baik saja. Tidak tersandung karena salah tingkah. Tetapi pipinya langsung memerah menahan malu, padahal Abzar yang berbuat.

Teman-teman sekelasnya pun tak hentinya menggoda Safara. Tindakan Abzar benar-benar manis menurut mereka walaupun ada rasa malu menimpali tapi itu sangat manis dipandangan mereka. Dengan wajah yang tampan dan imut secara bersamaan membuat mereka sangat memuji itu.

"Asekkk!" goda Rano pada Abzar yang menutupi wajahnya oleh buku karena malu sendiri.

"Pipi Safara merah tuh, malu kali." ujar Rano membuat Abzar menurunkan bukunya sedikit sampai matanya terlihat dan menangkap siluet Safara yang memicingkan matanya sebab terik matahari.

Sendu Sejuk | EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang