❝04. Terima Kasih❞

28 4 0
                                    

Sendu Sejuk

Izinkan aku bahagia sebentar.

•••∆•••


Di hari Minggu ini Abzar menghabiskan waktunya dikamar, dengan bermain game laki-laki itu terus berteriak heboh dengan permainan di televisi besarnya. Seringkali ia mendapat teguran keras dari sang kakak, namun yang namanya Abzar dia itu keras kepala. Abzar terlihat kekanak-kanakan ketika berada dirumah.

"A, jangan berisik dong itu kakaknya lagi nugas juga." tegur Bunda. Dia masuk kedalam kamar Abzar dengan membawa piring berisi cookies.

"Ya terus masa aku harus diem sih, Bun? Gak asik."

"Terus aja Bund marahin!" Suara Rano terdengar di headphone yang dikenakan Abzar.

"Gak kedengeran bego!" hardik Abzar kepada Rano.

Leva yang mendengar itu langsung membuka headphone Abzar dan menjewer telinganya sebab Abzar berkata kasar. "Aa berani ya ngomong kasar!"

Abzar mengaduh sakit wajahnya memelas kepada Leva meminta dilepaskan. "Aduh sakit mah, ampun!!"

Sedangkan disebrang sana Rano cekikikan mendengar suara rintihan Abzar. Ia bisa mendengarnya sebab telinga headphone itu masih berada di leher Abzar.

Leva melepaskan tangannya lalu menatap Abzar dengan sengit. "Jangan ngomong kasar lagi, mama gak suka ya, A."

"Iya Aa janji gak bakal." Leva menghela kemudian mengusap telinga Abzar dengan lembut. "Yaudah, dimakan cookies-nya jangan terlalu berisik, ya. Kak Alis lagi nugas."

"Siap!"

Leva segera pergi dari kamar Abzar kemudian ia langsung memasang headphonenya kembali. Yang pertama kali Abzar dengar adalah suara tertawa Rano yang meledek.

"Kasian dijewer!"

Abzar berdecak malas, "Bodo!"

"Omong-omong, gimana perkembangan lo deketin Safara?"

"Ya gak gimana-gimana, doi beda dari yang lain. Kemaren nolak pulang bareng, padahal cewek-cewek di sekolah banyak yang mau gue bonceng." ujar Abzar dengan kepercayaan diri.

Terdengar suara decihan Rano."Pede banget lo! Untung Safara kagak mau sama lo. Soalnya lo jelek, terus pedean lagi."

"Kalau jelek sih gak mungkin ya, mereka pada terpesona sama gue."

"Gue aneh kenapa mereka bisa suka ke lo, padahal gue juga ganteng."

"Ganteng doang tapi kagak pernah pacaran!"

"Itu sindiran keras buat dirinya sendiri, ya? hahaha!!"

"Sialan!"

"Nada bilang, Safara suka baca novel. Tuh sana ajak ke gramedia, terus lo curi hatinya perlahan."

"Serius? Oke gue bakal ajak dia lain kali, soalnya dia kayak susah banget buat dideketin orang baru. Anaknya introvert abis!"

"Menurut gue Safara gak cocok sama lo. Secara beda banget, Safara introvert disatuin sama lo yang extrovert."

"Justru itu, kita tuh ditakdirin buat bertemu karena kita beda."

"Ya deh kumaha sia weh! Oh iya, bagi dong cookies."

"Kok lo tau gue lagi makan cookies?"

"Nebak aja sih, mama lo kan sering buat cookies tiap Minggu."

Sendu Sejuk | EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang