❝18. Cerita Tentang Dia❞

13 0 0
                                    

Sendu Sejuk

Didunia ini
semua hanya menumpang

•••∆•••


Di hari Minggu ini cocoknya menghabiskan waktu diluar bersama orang yang disukai, kan? Inginnya sih begitu, mengajak Safara pergi bermain. Tetapi Safara tidak bisa, katanya ada acara keluarga. Jadi Abzar menghabiskan waktunya dirumah. Tapi sore nanti ia akan pergi futsal.

Abzar menuruni anak tangganya satu persatu. Dia melihat Leva yang sedang merajut baju, lantas ia menghampirinya. Kehadiran Abzar disambut senyum manis Leva yang sejenak melirik Abzar.

"Eh, anak Bunda, gak keluar kamu?" tanya Leva, kembali fokus merajut bajunya.

Abzar yang sudah duduk disamping Leva hanya menggeleng sendu. "Mau dirumah aja, nanti sore mau ke lapangan."

"Futsal lagi?"

"Iya, gak lama kok." jawab Abzar. Seperti mengetahui isi pikiran Leva.

"Yaudah kalau gitu,"

Abzar mengambil remot televisi dan menyalakannya, ia memindahkan channel untuk mencari acara tv yang seru. Sedangkan Leva nampak asik dengan rajutannya yang sebentar lagi selesai.

"Bunda ngerajut mulu, lagi hobi ya?" tanya Abzar.

Dia sangat tahu betul jika kegiatan Leva itu bukan merajut, tetapi membuat kue. Abzar mulai melihat Leva merajut akhir-akhir ini sehingga ia berfikir jika Leva sedang melakukan hobi barunya.

"Iya nih, rencananya Bunda juga mau jualan begini."

"Terus jualan kuenya gimana?"

"Iya tetap, cuma ini tuh sampingan aja kalau lagi gak ada yang pesan kue."

Abzar memangut-mangut kepalanya, lalu dia memfokuskan lagi menonton. Sebenarnya Abzar tengah melihat sinetron, bukan acara tv yang seperti acara lucu begitu. Jadi sekarang Abzar diam-diam sedang menahan senyumnya ketika adegan disinetron itu punya adegan romantis.

Sebenarnya Abzar bukan tipe yang saltingan sendiri, tetapi melihat adegan sinetron itu yang hampir mirip dengan cerita kisah percintaannya membuat Abzar jadi punya banyak ide dan otaknya menyerang Abzar untuk memikirkan Safara.

"Senyum-senyum nih ada apa, ya?" tanya Leva, menggoda.

Leva sangat tahu Abzar, dia itu bukan orang yang suka baper sendiri liat keromantisan difilm. Melihat pipi Abzar yang memerah membuatnya jadi berfikiran jika anaknya itu sedang dimabuk asmara.

"Aku liat tv mah makanya senyum-senyum." alibi Abzar.

"Masa sih? Tapi kok telinganya merah gitu?" goda Leva semakin gencar.

"Bunda!" Abzar memposisikan badannya menghadap Leva dengan wajah yang memerah karena salah tingkah.

"Tuhkan, muka kamu merah gitu. Coba sini cerita, siapa sih orang yang bikin anak Bunda puber ini."

Abzar membalikkan badan menghadap layar televisi nya, "Bunda jangan goda aku deh!"

"Kata kak Alis, kamu punya gebetan, ya?"

"Kak Alis cepu!" desisnya pelan.

"Hayoo, ayo cerita ke Bunda!"

Abzar membalikkan badan menghadap Leva, wanita itu menatapnya dengan wajah antusias. Abzar menghela nafas. Ia ingin menceritakan ini kepada Leva dan meminta sarannya. Siapa tahu dengan saran Leva, ia bisa lebih dekat lagi dengan Safara.

Sendu Sejuk | EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang