Bab 13. Jangan Bikin Hoax.

6 6 0
                                    


Menjelang hari terakhir orientasi, Iwan mulai memperkenalkan Cinta sebagai adiknya kepada semua panitia dan peserta orientasi di akhir upacara penutupan.

"Jadi tolong ya jangan bikin hoax soal hubungan kita berdua lagi," kata Iwan di akhir penjelasannya sambil menyampirkan tangannya di bahu Cinta.

Semua orang di lapangan itu menatap Cinta dan Iwan dengan tatapan tidak percaya termasuk Yessi dan rombongannya. Yessi merasa malu dan menyesal sekali karena telah  memperlakukan Cinta dengan sangat buruk.

Ketika upacara penutupan selesai banyak siswa yang masih berdiri bergerombol membicarakan pengumuman pengakuan Iwan soal hubungan persaudaraan yang dimilikinya dengan Cinta, termasuk juga Yessi dan teman-temannya.

"Anjir! Nggak tahunya adiknya kak Iwan, rasanya aku mau pingsan saja!" Kata Yesi lemas, sambil menatap Cinta dengan mata nanar.

"Iya nggak nyangka banget!" sahut yang lain.

"kemarin siapa yang bilang kalau dia itu pacarnya kak Iwan?" tanya Yessi kepada teman-temannya, dengan perasaan jengkel dia menatap teman di sampingnya.

"Aku nggak!" jawab teman yang berdiri di sebelahnya sambil mengangkat kedua tangannya di depan dada menunjukan telapak tangannya kepada Yessi sebagai tanda bahwa bukan dia pelakunya.

Lalu Yessi menatap teman yang ada di depannya penuh tanya dan penghakiman, "Bukan aku!" sahut temannya yang berada di depan Yessi dengan cepat karena tidak ingin terlibat dan disalahkan.

"Jadi siapa? Siapa orangnya yang kasih tahu aku kalau Iwan itu lagi naksir Cinta? Lagi pendekatan?!" tanya Yessi galak sambil menatap semua teman-temannya.

Semua teman-temannya terdiam, mereka menunduk dan saling lirik, entah siapa yang memulai gosip itu mereka juga tidak yakin, karena di sekolah isu itu berhembus sangat kencang hingga siapa pun yang bersekolah di situ pasti akan dapat mendengarnya.

Merasa tidak mendapat jawaban Yessi meninggalkan teman-temannya dengan perasaan kesal.

'Apa gunanya menjaga imej baik di depan kak Iwan kalau pada akhirnya seperti ini, ini sama saja panas setahun tersiram hujan sehari, karena kesalahan aku ini, sikap baik aku selama ini seperti tidak ada artinya sama sekali,' pikir Yessi kesal.

Sambil mengerucutkan bibirnya Yessi  berjalan ke kantin. Di kantin dia melihat Cinta sedang asik makan mie ayam, dengan perasaan ragu gadis itu mendatangi meja yang ditempati oleh Cinta.

"Boleh aku duduk di sini?" tanya Yessi kepada Cinta dengan wajah malu-malu.

Dia sudah menyiapkan hati dan mentalnya untuk mendapatkan penolakan dari Cinta, karena sikap jahat yang selama ini telah ditunjukannya kepada Cinta, namun tanpa diduganya,  gadis yang sedang makan mie ayam itu menganggukkan kepalanya tanpa ragu.

Yessi duduk di samping Cinta lalu menghela napas, ketika dia melihat gadis yang berada  di sebelahnya ingin mengambil botol kecap dia pun segera  mengambilkan botol kecap itu lalu tersenyum sambil memberikannya kepada Cinta.

"....." Cinta terdiam dan mengerutkan kening ketika melihat sikap dan perilaku Yessi saat ini, akan tetapi walau pun dia merasa aneh serta  heran gadis itu lebih memilih untuk cuek dan tidak ambil pusing ketika dirinya menghadapi  perubahan sikap kakak kelasnya tersebut.

Cinta mengambil botol kecap di tangan Yessi dan menuangkan isinya ke dalam mangkuk mie ayam miliknya untuk kemudian gadis itu mengaduknya secara merata.

"Aku mau  minta maaf kepadamu akan sikap aku sebelumnya!" Kata Yessi terus terang.

Cinta menghentikan gerakan tangannya  mengaduk mie di dalam mangkuknya, lalu menatap Yessi yang berada di sampingnya dengan perasaan heran.

"Ada apa dengan sikap kakak sebelumnya? Apakah kita saling kenal? Aku sama sekali tidak peduli dengan apa yang kakak lakukan kemarin, karena aku sama sekali tidak mengenal kakak!" kata Cinta sambil menyumpit mie ayam dan memasukannya ke dalam mulut.

"Jadi kamu tidak dendam kepadaku?" tanya Yessi dengan mata berbinar-binar.

Dia merasa senang sekali ketika mengetahui bahwa ternyata Cinta sama sekali  tidak pernah memendam perasaan dendam kepadanya walaupun sudah diperlakukan secara tidak bersahabat selama ini.

"Tidak! Karena aku tidak kenal kakak, jadi aku tidak pernah peduli bagaimana pun sikap kakak kepadaku!" kata Cinta acuh tak acuh.

Jawaban Cinta membuat Yessi yang tadinya merasa bersemangat langsung mengempis seperti balon.

Apa yang Cinta katakan adalah yang sebenarnya, satu-satunya kemarahan Cinta hanyalah ketika mendengar kata-kata Yessi soal hadiah ulang tahun dari Iwan.

Jelas Cinta sebagai adik merasa marah dan iri, bagaimana mungkin kakaknya Iwan memberikan hadiah ulang tahun kepada gadis lain sementara adik perempuannya sendiri tidak pernah menerima kado apa pun darinya saat ulang tahun.

"Apakah kamu benar-benar tidak dapat untuk memaafkan aku?" tanya Yessi dengan mata sayu dan menatap sedih gadis yang berada di sampingnya. 

Dia merasa semua harapannya untuk bisa mendekati Iwan telah benar-benar musnah, bagaimana mungkin dirinya bisa lebih dekat dengan Iwan, kalau dengan adiknya saja dia bermusuhan dan tidak akur.

Cinta sama sekali tidak memedulikan raut kesedihan serta pertanyaan Yessi tersebut, dia masih saja menyantap mie ayamnya dengan lahap dan penuh semangat.

"Ada apa dengan wajah Memelas kakak itu?kakak tahu, wajah memelas yang kakak tunjukan itu benar-benar mengganggu selera makan aku hingga aku merasa tidak ada lagi nafsu makan," kata Cinta sambil meletakan sumpitnya di atas meja.

"....." Yessi terdiam menatap mangkuk mie ayam di atas meja di hadapan Cinta yang tandas bersih sampai ke air kuahnya.

"Apakah aku telah melakukan sebuah kesalahan terhadap kakak hingga kakak mengganggu waktu makan aku?" tanya Cinta lagi sambil beranjak dari kursinya meninggalkan Yessi yang membisu sambil menatap bolak balik antara mangkuk yang kosong dan Cinta yang beranjak pergi.

'Tidak nafsu makan kok satu mangkok mie ayam bisa tandas tidak bersisa sampai ke air kuahnya,' gerutu Yessi di dalam hati.

Di pojokan kantin, Dhika menatap semua kejadian itu dengan senyum terhibur, 'Menarik! Sangat menarik!' katanya dalam hati sambil bertopang dagu menatap intens kepergian Cinta dari kantin.

Sementara itu Cinta meninggalkan kantin dengan wajah cemberut dan bibir yang mengerucut, "Masa iya aku mau ke kantin saja harus lihat primbon agar terhindar dari kakak kelas menyebalkan seperti dia," gerutu Cinta kesal.

"Siapa? Siapa kakak kelas yang sudah membuat adik tersayang ku kesal hingga ingin melihat primbon?" tanya Iwan yang tiba-tiba muncul dari belakang Cinta.

"Semua ini gara-gara kakak!" kata Cinta melampiaskan kekesalannya kepada Iwan.

"Ya ampun dek, kakak salah apa lagi sih?" tanya Iwan dengan ekspresi memelas.

"....." Cinta menatap wajah memelas kakaknya dengan tatapan rumit, bukan salah kakaknya karena memiliki paras yang tampan, hingga mengundang kupu-kupu beracun seperti Yessi. Jadi, Cinta juga tidak bisa sepenuhnya menyalahkan Iwan atas apa yang dia alami hari ini, mungkin dia memang sedang sial saja hingga harus berpapasan dengan Yessi di kantin.

"Ya sudah, nggak jadi nyalahin kakak!" kata Cinta sambil berlalu dari hadapan Iwan.

"Hei dek!" Panggil Iwan sambil bergegas mengikuti sang adik.




(End) Cerita CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang