"Hei kalian!" sapa Cinta kepada anak-anak jalanan itu.
"......"
keduanya menoleh dan menghampiri Cinta dengan mata berbinar, berharap barangkali saja kakak Cinta di depan mereka ini akan mau memberikan sedekahnya.
Cinta tersenyum melihat mata cerah kedua anak jalanan di hadapannya yang penuh dengan pengharapan.
"Apakah kalian mau temani kakak makan ayam goreng?" tawar Cinta sambil tersenyum ramah.
Kedua anak tersebut saling tatap dan tampak ragu-ragu, terlihat sekali mereka sebenarnya ingin menerima tawaran Cinta yang menggiurkan itu namun, mereka ragu apakah baik-baik saja jika mereka mengikuti kakak Cinta di hadapan mereka yang sama sekali tidak mereka kenal.
Bukannya mereka mencurigai kakak Cinta ini sebagai orang jahat, karena melihat dari penampilannya, mereka sangat yakin kalau Cinta adalah orang baik-baik. Namun, mereka khawatir jika mereka mengikuti kakak Cantik ini, mereka malah akan menyulitkannya.
Tidak ada rumah makan yang mau menerima pengunjung yang berpakaian kotor dan lusuh sebagaimana yang mereka pakai saat ini dan kehadiran mereka pasti akan sangat mengganggu pengunjung di rumah makan tersebut, itulah yang ada di dalam benak mereka saat ini.
"Kenapa? Kalian tidak mau menerima ajakan aku? Apakah aku terlihat seperti orang jahat?" tanya Cinta sambil tersenyum tidak berdaya.
Dia merasa penampilannya tidak seperti orang jahat penculik anak yang patut dicurigai seperti di sinetron. Namun, keraguan anak-anak ini mau tidak mau membuatnya memeriksa kembali penampilannya.
Kedua anak tersebut kembali saling tatap, saling meminta pendapat. "Apakah tidak apa-apa kalau kakak membawa kami? Kakak kan lihat sendiri bagaimana penerimaan pemilik rumah makan itu," kata salah satu anak jalanan itu dengan wajah sedih dan tertunduk.
"Kita bukannya makan ayam goreng di situ, tapi di tempat lain dan lagi kalian kan datang bukan untuk mengamen seperti tadi tapi untuk membeli dagangan nereka bersamaku, jadi tidak mungkin mereka akan menolak kita," ujar Cinta sambil tersenyum meyakinkan kedua bocah tersebut.
"Kami mau kak!" kata kedua anak itu dengan mata berbinar-binar.
Mereka saling tatap dan tersenyum gembira membayangkan ayam goreng yang sudah lama tidak mereka makan.
"Ayo!" ajak Cinta sambil berjalan mendahului mereka ke rumah makan fast food yang khusus menjual ayam goreng tepung berlisensi luar negeri yang terletak di atas sebuah ruko.
Apa yang jadi kekhawatiran kedua anak tersebut memang sangat beralasan, ketika Cinta memasuki restoran cepat saji itu bersama kedua anak jalanan yang mengikutinya dari belakang, banyak pengunjung yang mengerutkan kening dan tidak sedikit juga yang mengerutkan hidung dengan ekspresi jijik yang sangat kentara.
Namun, Cinta tetap cuek dan acuh tak acuh menanggapi sikap jijik sebagian pengunjung terhadap anak-anak yang di bawanya itu.
ketika Cinta dan kedua anak itu telah masuk dan mengedarkan pandangan untuk mencari tempat duduk, seorang pelayan datang menghampiri mereka.
"Selamat datang, ada yang bisa kami bantu?......apakah anak-anak ini mengganggu kakak?" tanya pelayan laki-laki itu perhatian.
pertanyaan pelayan laki-laki itu membuat kedua anak jalanan yang di bawa Cinta mudur ke belakang dan bersembunyi di balik badan Cinta.
"Tidak! Aku yang membawa mereka kesini!" kata Cinta tegas.
Berbagai spekulasi tentang posisi Cinta di anak jalanan itu mulai memenuhi isi kepala sebagian pengunjung yang mendengarkan jawaban tegas Cinta, beberapa di antara mereka ada juga yang saling berbisik menuduh Cinta adalah bos di balik anak jalanan yang di bawanya saat ini.
Semua spekulasi samar itu juga terdengar oleh Cinta namun gadis itu sama sekali tidak peduli dengan pendapat pengunjung rumah makan tersebut terhadap dirinya.
"Kakak kenal mereka?" tanya pelayan itu ingin tahu.
"Tidak," jawab Cinta singkat.
"....." pelayan itu kemudian mengantar Cinta dan kedua anak jalanan yang mengikutinya menuju meja yang yerletak di sudut, agak jauh dari pengunjung lainnya.
Dalam hati pelayan itu juga merasa aneh, untuk anak gadis seusia Cinta biasanya akan bersikap masa bodoh saja dengan anak jalanan, tapi entah kenapa gadis cantik yang diantarnya ini malah mengajak anak-anak jalanan yang kotor dan bau itu untuk makan bersama di rumah makan seperti saat ini.
"Silahkan duduk kak, untuk pemesanan makanan kakak bisa pesan di depan," kata pelayan itu ramah.
"Oke terimakasih," kata Cinta ala kadarnya saja, sambil mengajak anak jalanan yang di bawanya untuk duduk.
"Sama-sama kak, kalau ada sesuatu yang di butuhkan kakak bisa memanggil saya yudi," kata pelayan itu sambil menunjuk papan nama di dadanya.
"Oke," kata Cinta sopan.
Setelah pelayan itu pergi cinta bertanya kepada anak jalanan yang dia bawa tentang apa yang mereka ingin makan di rumah makan itu. keduanya sepakat untuk menyamakan dengan yang Cinta pesan.
Cinta pun beranjak dari duduknya menuju tempat pemesanan makanan yang tadi telah ditunjukan oleh pelayan rumah makan.
beberapa menit setelah Cinta pergi datang seorang gadis seusia Cinta, mendekati kedua anak jalanan itu dengan ekspresi jijik yang tidak dapat dia sembunyikan dari wajahnya.
"Dari mana asalny anak-anak bau ini?" Cela gadis cantik itu tanpa menyembunyikan rasa jijiknya.
"Kami tidak bau kak, kami juga rajin mandi seperti kakak, hanya baju kami saja yang lusuh," jawab salah satu anak jalan yang di bawa Cinta polos.
Mendengar jawaban anak jalanan yang sangat berani itu mendadak si gadis merasa kesal hingga ia pun mulai berdebat dengan anak jalanan yang dibawa oleh Cinta.
Perlawanan kedua anak jalanan itu terhadapnya membuat gadis itu merasa semakin kesal hingga dia menyuruh temannya untuk memanggil pelayan restoran di rumah makan tersebut.
Pelayan restoran yang di panggil oleh teman gadis itu kebetulan adalah Yudi, pelayan yang membawa Cinta dan anak-anak itu ke meja sudut. Dia sama sekali tidak menyangka kalau keberadaan anak jalanan yang sudah terpencil di pojok itu masih juga mengganggu salah satu pelanggannya.
"Aneh sekali, kenapa restoran sebesar ini mau menerima gembel seperti anak-anak ini?" cibir gadis itu kepada pelayan dengan rasa tidak suka yang terlihat jelas.
pelayan itu terdiam, tidak tahu harus berbuat apa, terlebih ketika dia melihat kedua anak jalanan itu tertunduk sedih, sisi rasa kemanusiaannya mulai terusik.
"Ada apa ini?" tanya cinta sambil membawa makanan yang baru saja di pesannya dibantu oleh seorang pelayan laki-laki.
Yudi menghela napas lega melihat kedatangan Cinta yang seperti seorang penyelamat baginya, bagaimanapun setidak suka apa pun pelayan seperti dirinya kepada pengunjung tetap tidak dibenarkan untuk memperlakukan tamu dengan tidak hormat.
Gadis itu berbalik menghadap Cinta. "Kamu kenal anak-anak ini?" tanyanya.
"Aku baru kali ini bertemu dan kenal mereka," jawab Cinta jujur, sambil menaruh makanan di mejanya dan mengucapkan terimakasih kepada pelayan restoran yang membantunya membawakan makanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
(End) Cerita Cinta
ChickLitNovel ini menceritakan tentang kisah perjalan hidup seorang gadis bernama Cinta sejak masa remajanya hingga dia dewasa dan mulai mengenal arti kasih sayang yang sesungguhnya antara pria dan wanita. *** Raka muncul tiba-tiba setelah lama menghilang d...