sebelas

810 102 14
                                    

Saat Papanya dan Jeno berada di dalam ruang kerja, Minhyung berjalan mondar-mandir di luar ruangan kerja Papanya. Ia merasa bersalah telah membolos pelajaran tambahan dan benar-benar bingung tentang apa yang harus dilakukannya saat ini.

Beberapa kali Ia mengetuk pintu ruang kerja Papanya dan berteriak memanggilnya, namun tidak digubris oleh Papanya. Bagaimanapun juga, Minhyung lah yang bersalah, Jeno hyung yang baru ditemuinya saat akhir pekan di rumah Haechan tetangganya, tidak lah bersalah. Ia yang bersalah, pikir Minhyung di dalam pikirannya yang berkecamuk sambil menggigit ujung kukunya, merasa khawatir dengan keadaan Jeno.

/UHUK/

Terdengar suara batuk dari dalam ruangan kerja Papanya.

"PAPA NGAPAIN? JENO HYUNG SAMPE BATUK-BATUK GITU KENAPA? " Tanya Minhyung dengan panik

/UHUK/ UHUK/

"PAPA!!! BUKA PINTUNYA DON'T KILL HIM" Serunya dengan panik

Minhyung baru mengenal dekat dan menemui Jeno hari ini, Ia tidak ingin terjadi sesuatu yang tidak diinginkan pada Jeno, mengingat Papanya yang tidak segan-segan melakukan sesuatu.

"PAPA OPEN THE DOOR, PLEASE. WHAT ARE YOU DOING? PAPA!!! "

Serunya lagi. Ia ingin mengetahui apa yang terjadi di dalam ruangan kerja Papanya.

'Gak mungkin dipukul kan' tanyanya khawatir pada Jeno.

"PAPA!!! IT'S MY MISTAKE. DON'T DO ANYTHING TO HIM" Teriak Minhyung makin brutal mengetuk pintu ruang kerja papanya.

"PAPA BUKA PINTUNYA!!! " Teriak Minhyung lagi.

Tidak tau kenapa, air matanya menetes dari pelupuk matanya. Ia terduduk pasrah di depan pintu. Ia terlalu lelah untuk berteriak kembali, percuma saja, pikirnya dalam benak Minhyung.

Sembari menunggu pintunya terbuka, Minhyung berjalan mondar-mandir lagi. Ia bingung harus melakukan apalagi. Tidak terdengar suara dari dalam ruangan kerja tersebut. Minhyung pun yang sudah lelah berteriak memanggil papanya.

"Papa!!! I'm hungry" Ujar Minhyung sambil mengetuk pintu ruang kerja Papanya.

Tiba-tiba pintu dibuka. Minhyung dengan mata sayunya menahan kantuk, melihat wajah terkejut Jeno yang menghampirinya yang bersandar di dinding dekat pintu.

"Jeno hyung? " Panggil nya.

Matanya perlahan menutup seiring jam dinding berdenting lumayan keras.

"Lho? " Jeno terperangah.

"Minhyungie, you're hungry? " Tanya Papanya khawatir, ikut keluar dari ruangannya.

"Dia kayaknya ngantuk" Ujar Jeno menunjuk Minhyung

"Ya, gendong ke kamarnya ya. Saya, juga mau tidur" Ujar Papanya Minhyung setelah menepuk bahu tegap Jeno.

Jeno melongo, merasa bingung.

Papa Seo berbalik arah dan memicingkan matanya ke arah Jeno.

"Saya udah gak kuat gendong dia" Jelasnya lalu pergi ke arah kamar tidurnya.

"Kamar Minhyung sebelah sana" Unjuknya pada kamar Minhyung

Kakak Mahasiswa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang