PAGE 4

222 43 10
                                    

Langit yang tadinya biru kini berubah menjadi gelap, entah warna apa langit ketika malam hari. Bersama bintang, bulan ganti menyinari tugas matahari menyinari bumi. Meskipun sinarnya juga tidak seterang matahari, namun setidaknya sosok bulan bisa menemani kesepian seseorang.

Winter tengah bersenda gurau dengan Sunghoon, Jihoon, dan juga Felix diruang tamu sembari nyemilin kuaci dan snack potato.

"Karina lama banget, tapa apa gimana dia" celetuk Felix ditengah obrolan mereka.

Jadi ternyata, maksud kedatangan para sahabat Winter ke rumahnya adalah hendak membicarakan penampilan pada festival disekolah untuk akhir tahun, masih lama sih dan itu juga bertepatan dengan hari kelulusan mereka.

"Dia poop juga kali" timpal Jihoon dengan mulut yang penuh.

"Beser juga tuh anak wkwk" balas Felix yang selalu menertawakan temannya.

"Kak Doyoung lagi dirumah ya?" Tanya Sunghoon yang duduk disebelah kanannya, tiba-tiba.

Winter menggeleng, "enggak kok" balasnya polos. Sunghoon pun lalu hanya mengangguk, padahal ia mendengar sekilas ada suara laki-laki dari lantai atas.

Tak lama dari itu, tiba-tiba terdengar suara gaduh dari atas. Seseorang yang menuruni tangga dengan langkah yang cepat dan juga keras, rumah Winter yang memiliki desain tangga dari kayu membuatnya semakin berisik.

"Nah itu paling Karina" celetuk Jihoon sambil berdiri dan berjalan, mengintip tangga yang lantai dua dirumah Winter.

"Tapi bukannya toilet tamu kamu ada dilantai satu ya" ujar Jihoon sambil menoleh ke arah Winter.

Bersamaan dengan itu, tiba-tiba sosok Jeno yang kini memegang jaket hitam ditangan kanannya melewati tubuh Jihoon. Bahkan Jihoon masih menatap Winter dan kini melihat Jeno berada di depannya, lelaki yang memiliki tubuh bidang itu berjalan kearah sahabat perempuannya itu lalu menariknya dengan kasar.

"Eh kamu mau apa?" Sunghoon yang reflek langsung berdiri, ia mencoba mencegah tangan kasar Jeno memegang tangan kecil Winter yang lembut.

"Bukan urusan lo!!" Kata Jeno penuhpenekanan, bahkan sorot matanya tajam menatap Sunghoon di depannya.

"Lo ngapain dari lantai atas? Kak Doyoung kan lagi gak ada?" Tambah Jihoon yang keheranan, melihat sosok Jeno yang tiba-tiba muncul.

Jeno dengan tangan yang tetap memegang tangan Winter, kini ganti menoleh ke arah Jihoon yang datang mendekat.

"Gw bilang bukan urusan lo!!" Sentak Jeno yang terlihat sangat emosi.

"Jangan bilang kalian kencan?" Tiba-tiba Jihoon punya pikiran itu, melihat Jeno yang tiba-tiba datang dan langsung meraih tangan Winter tanpa sungkan.

Sekejap suasana menjadi hening. Winter hanya menundukkan kepala, entah tiba-tiba ia dipenuhi rasa bersalah sekarang.

"GW BILANG BUKAN URUSAN LOE!! Emng kalo iya kenapa?!" Balas Jeno yang semakin emosi, ia seolah hendak.menerekam sahabat-sahabat Winter.

"Loe gak bisa santai huh?!!" Felix jadi ikut emosi ketika mendengar semua ini. Tadiny ia tidak berkenan untuk bergabung, tapi lama-lama telinganya jadi panas mendengar suara Jeno.

Kemudian datanglah Karina dari belakang Jihoon, matanya juga menatap tajam ke arah Winte seolah ia memang ingin menyudutkannya.

"Iya, Winter sama Jeno pacaran" kata Karina penuh penekanan diikuti wajahnya yang serius.

Jeno lalu menghampiri Karina dan mendorong pelan tubuh gadis itu, sorot matanya sama tajamnya ketika menatap Jihoon.

"Mending loe diemm!!" Ucap Jeno yang tampak sangat mengintimidasi.

CERITA HIDUP DI BUMI 1 [JENO × WINTER] END 💨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang