PAGE 28

84 18 10
                                    

Waktu paling indah disekolah selain jam kosong adalah istirahat, tapi itu berlaku bagi Jihoon yang sekarang tengah sibuk mempelajari dance dari lagu terbaru Treasure.

"Capek gak tuh badan meleyot-meleyot!" Ejek Winter yang berbaring dibangku panjang, taman sekolah.

Jihoon sama sekali tak mengindahkan perkataan Winter barusan, ia terus melanjutkan kegiatannya. Sementara Felix sedari tadi sibuk bermain botol yang isi airnya tinggal setengah, ia lempar hingga berdiri kembali. Tapi ia terus gagal dan langsung senang begitu ia berhasil. Sementara Sunghoon entah kemana, akhir-akhir ini anak itu memang suka menghilang sendiri.

"Eh btw Sunghoon kemana ya?" Tanya Winter sambil memejamkan mata, menikmati terik matahari yang masuk disela pohon beringin yang rindang.

"Gak tau" balas Jihoon dan Felix secara bersamaan.

Hingga akhirnya Felix merasa bosan dengan kegiatannya, iapun langsung mencari ide lain sembari memandangi botol yang berisi setengah air itu. Hingga pada akhirnya Felix terdorong untuk menjahili sahabat sekaligus rivalnya yakni Winter, yang tengah berbaring itu membuatnya semakin mudah untuk dijahili.

Felix menuangkan sedikit air dari dalam botol pada tangannya, hingga kemudian pergi menyipratkan air yang menempel dijari-jarinya ke wajah Winter.

Winter yang tengah berbaring sambil menyikap kedua tangannya di dada pun tampak risih dengan air yang menetes, ia yang mengira itu gerimis pun langsung terduduk.

"Eh gerimis guys, ayo masuk ayo!" Ujar Winter sembari tergesa untuk bangkit hingga kemudian membuka matanya.

Felix yang masih belum puas pun melanjutkannya, ia menyiprati Winter kembali dengan air yang cukup banyak diikuti senyum lebarnya yang mengerikan. Winter yang terduduk dan sudah membuka matanya, menyorot tajam ke arah Felix.

"Felixx!!!" Teriak Winter yang kemudian berlari-lari mengejar Felix yang kabur, hingga membuat mereka kejar-kejaran.

Melihat kedua temannya sedang ribut, tapi Jihoon tampak utuh. Ia hanya melirik barang sebentar dan kembali ke posisi awal dimana ia sedang belajar bagian chorus, hebat, dan ia menepuk tangani dirinya sendiri. Selain bermain alat musik, Jihoon memang jago juga dalam menari, dia memang memiliki jiwa seni yang kental.

Sementara itu dari kejauhan, lebih tepatnya dari dalam kelas, ada Minho yang mengamati Winter dari jendela kelasnya. Sambil sibuk mengemut permen lolilop rasa blueberry, Minho kemudian menggariskan senyum dibibir merahnya.

"Dulu dia kejar-kejaran sama aku, huh sekarang itu cuma kenangan dan cuma aku juga yang ngenang" gumam Minho, berbicara dengan dirinya sendiri.

Meskipun satu sekolah, saking traumanya Minho tak berani mendekati Winter. Selain memang karena Minho tak ingin membuat masalah lagi terhadap Felix dan yang lainnya perkara Winter, Minho juga tak ingin membuat Winter semakin terganggu atas dirinya sehingga makin membencinya.

"Bisa gak ya waktu diputar kembali" batin Minho yang kemudian menempelkan sisi kiri kepalanya ke pembatas jendela.

"Padahal aku gak ngelakuin apa-apa, hm tega bener yang fitnah aku. Padahal aku sayang banget sama Winter" sambung Minho berbucara dalam hatinya, sambil memandangi Winter dari kejauhan. Melihat wajah kesal gadis itu yang berlanjut tersenyum lebar, sudah cukup bagi Minho.

Ditempat lain, Sunghoon sedang bersama Lami. Mereka berdua sibuk membaca koran untuk melihat lowongan kerja paruh waktu disana, setiap kali ketemu keduanya langsung menandainya dengan highlighter.

"Kamu emang seserius ini pengen cari uang sendiri?" Ujar Lami ditengah kegiatan mereka.

Sunghoon langsung mengangguk kuat, "aku pengen belajar yang giat dan dapet beasiswa, terus uang ini aku tabung jadi pas lulus aku bakal tinggal sendiri" jelasnya dengan tegas dan penuh keyakinan.

CERITA HIDUP DI BUMI 1 [JENO × WINTER] END 💨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang