PAGE 72

60 16 9
                                    

"Jadi gak masalah kan kalau aku keluar dari SM?" ucap Jeno, yang seketika membuat Winter terdorong jauh entah kemana. Rasanya suara Jeno tiba-giba menghilang, lenyap begitu saja.

Mendengar kata itu terucap dari mulut Jeno membuat Winter terkejut bukan main.

"Kamu ngomong apa sih bae" sahut Winter keheranan, tapi sekaligus cemas.

Singkat cerita mereka berdua sudah berada di dalam bianglala besar di Seoul, di dalam sana keduanya saling memandang satu sama lain. Sejak Jeno mengatakan hal aneh dicafe tadi, anak itu tiba-tiba diam terus.

Winter lalu maju ke depan mencoba menggenggam kedua tangan Jeno yang berada di atas paha.

"Kamu mau cerita sesuatu?" Tanya Winter dengan lembut, diikuti tatapan mata dari bola mata yang bening dan bulat sempurna itu.

Jeno pun melayangkan pandangan penuh arti ke Winter, seolah ia ingin kekasihnya tahu hanya dengan melihat tatapan matanya.

"Aku pengen bebas bae. Aku capek dilarang ini dilarang itu, harus ngelakuin ini harus ngelakuin itu, harus begini harus begitu, semuanya diatur. Sampai warna rambut, mau potong rambut, mau pergi kemana aja semua serba diatur" keluh visual dreamies itu.

"Kenapa tiba-tiba ngeluh orang kamu dulu juga gak masalah sama semua itu. Kamu di dunia itu juga gak sebentar bae, udah dari kecil sampai sekarang" sahut Winter santai, berusaha setenang mungkin agar gak menimbulkan keributan.

Jeno berdecak, menyingkirkan kedua tangan Winter dari tangannya. Lelaki itu kemudian menyisir rambutnya frustasi, lalu memalingkan muka dari Winter menghadap ke jendela. Winter pun menghela napas, ia bingung harus berbuat apa untuk menghadapi Jeno yang sedang gusar seperti ini.

Mata Jeno memandang jauh ke luar jendela, dari bianglala ini ia bisa melihat padatnya kota Seoul dari atas yang dipenuhi oleh berbagai bangunan yang rapat. Sekarang lelaki itu memang tengah memikirkan sesuatu yang menggangu pikirannya sejak semalam. Selain masalah rumah tangga orang tuanya, Jeno juga resah perihal telepon tadi pagi dari perusahaannya yang ia terima sebelum menjemput Winter.

Sesuai rumor yang beredar, lagi dan lagi manager hyung menyangkut pautkan semua masalah ini karena keberadaan Winter disisinya. Dia berkata seenaknya tanpa tahu bahwa justru Winter lah yang membuat hari Jeno lebih berwarna, dibanding sebelumnya yang hanya penuh dengan rutinitas template belaka.

Winter adalah orang yang ada saat senang dan menenangkan dikala Jeno lelah, apalagi menjadi seorang idol itu luar biasa melelahkan. Dan setiap melihat senyum Winter, rasa pegal linu dibadan seolah pergi entah kemana.

Jeno hanya tak suka jika ada yang tiba-tiba mengomentari Winter seolah menjadi orang yang tahu tentang segalanya, padahal itu hanya asumsi bagi mereka yang tidak suka. Para orang-orang yang memang dari awal tidak setuju dengan hubungan Jeno, dan menyangkutkan semua hal, menumpahkannya ke Winter yang tak salah apa-apa.

Mungkin salahnya Winter adalah menerima cinta Jeno, bersedia menjadi kekasih seorang idol yang ditekan luar biasa oleh publik. Dituntut harus sesuai ekpektasi mereka, harus sempurna, harus bisa ini dan itu, dan tidak boleh berkencan.

Jeno tahu dirinya sangat menyukai pekerjaannya sekarang, pekerjaan yang sangat cocok dengannya. Dari kecil dia sudah menjadi bagian dari SM dan melalui banyak perjuangan, melalui banyak pengalaman manis maupun pahit. Hingga akhirnya dia bisa debut bersama teman-temannya dengan cara yang tidak mudah tentunya, no pain no gain adalah istilah yang tepat untuk perjalanan Jeno.

Dia rela menghabiskan masa kecilnya untuk berkutat sehari-hari di dalam gedung, latihan terus latihan dan latihan terus sampai badan Jeno remuk dan lemas ketika menari. Fisik dan mentalnya juga digempur sejak dini, lalu setelah semua itu dia ingin menyerah karena keadaan. Menyerah karena tak rela harus berpisah dengan Winter? Sebab hanya itu yang memenuhi kepala Jeno sekarang. Ucapan manager hyung yang sangat menusuknya, karena ini adalah perintah atau saran dari nyai Sooman, yang katanya demi cemerlangnya karir Jeno ke depan. Nyai Sooman akan membantu membangun image Jeno selanjutnya, tapi ia harus menyudahi hubungan ini.

"Jangan bilang kamu begini gara-gara komentar mereka di video itu? Jangan dipikirin sayang, itu mereka yang gak tahu apa-apa" kata Winter dengan suaranya yang lembut, yang juga membuat Jeno merasa lemah tiap mendengarnya.

Jeno tak bisa melihat wajah Winter, ia tidak sanggup melihat paras polos kekasihnya yang tidak tahu apa-apa. Jeno sama sekali tak punya pikiran mengakhiri hubungannya, ia sangat cinta kepada Winter, apapun kelebihan bahkan kekurangan gadis itu Jeno sudah memaklumi.

Tapi, apakah sesulit itu. Apakah harus dirinya merelakan karirnya yang sudah stabil demi  bertahan bersama Winter? Apakah tidak bisa Jeno mendapatkan keduanya?

Jeno benar-benar buntu.

"Aku tahu kamu sesuka itu sama pekerjaan kamu. Gak mungkin lah kamu langsung goyah sama komentar mereka" sambung Winter dengan kedua alis yang bertaut.

"Em kalo misal kamu mikirin soal aku, soal mereka komentarin aku. Aku gapapa kok bae, aku beneran gapapa" tambah gadis berponi dora itu dengan senyum yang tampak dipaksakan.

Jeno kemudian menghela napas, "kalau aku keluar SM, aku lanjut kuliah biar kita bisa kuliah bareng. Terus setelah lulus aku bisa kerja atau bikin usaha dan kita menikah deh" katanya dengan senyum yang merekah, tapi tidak dengan matanya. Seseorang memang bisa tersenyum dengan mulut, tapi tidak bisa berbohong melalui mata. Terlihat jelas dari sorot mata Jeno sekarang, ada sebuah kesedihan yang ia tahan, selain itu dia juga terdengar kalut dengan perkataannya.

"Kamu itu ngomong apa sih bae" kata Winter yang juga ikut frustasi lama kelamaan.

"Udah jangan mikir aneh-aneh!" Seru Winter kemudian, sambil menarik tangan kanan Jeno dengan kuat hingga membuat lelaki itu akhirnya menatapnya.

Winter lalu mengecup kening Jeno dengan lembut, "kamu pasti bisa lewatin ini, kan dulu juga udah pernah hehe" ucap gadis berkulit cerah itu dengan menampilkan barisan gigi yang rapi pada senyumnya.

Tak terasa bianglala yang mereka naiki sudah beberapa kali putaran, sebelum akhirnya mereka turun.

"Tapi kalo aku bertahan, hubungan kita harus berakhir bae. Itu pertimbangannya" kata Jeno dengan mata sendu yang menatap Winter begitu dalam.

Mendengar kalimat itu barusan, perasaan Winter langsung terhentak. Dadanya seperti habis dipukul oleh seseorang dengan cukup keras, sampai terasa nyeri dan sesak. Ia tidak ingin mendengar hal semacam ini, bukan, dirinya belum siap untuk semuanya, dia belum siap untuk berpisah dengan Jeno. Apa yang salah pada hubungan mereka hingga orang di atas Jeno bisa dengan mudah memberikan pilihan yang tidak masuk akal. Itu bukan pilihan, melainkan ancaman. Padahal kali ini juga bukan rumor mereka yang beredar, tapi tentang masalah dikeluarga Jeno.

"Jadi, aku mutusin buat keluar SM aja bae kalo pilihannya begitu" sambung Jeno dengan wajahnya yang sedih.

"Jangan! aku gak mau jadi alasan penghancur masa depan kamu bae" Winter tetap tak setuju dengan keputusan Jeno, jelas ia tak ingin menjadi benalu dalam kehidupan Jeno. Bukannya membahagiakan ini malah memperburuk, kehadirannya otomatis menjadi alasan menurunnya kualitas hidup Jeno.

"Tapi kamu juga masa depan aku bae" bantah Jeno penuh penekanan.

Tatapan mata Winter yang tadinya sedih kini tiba-tiba berubah menjadi tajam, "apa kamu yakin? Please bae jangan berpikiran pendek"

"Terus apa kabar kamu? Bukan itu pertanyaannya, bukan aku yang yakin apa enggak?! Tapi kamu yakin gak bahwa aku masa depan kamu?" sahut Jeno yang membalikkan pertanyaan.

"Kita masih muda, haruskah mikir sejauh itu? Kenapa gak sekedar dijalani aja? Kenapa jadi berat gini? Bukankah pacaran hanya untuk bersenang-senang?" balas Winter dengan suara yang bergetar, terdengar lirih dan luka pada hatinya tersampaikan.

Bersamaan dengan itu, bianglala yang mereka naiki pun berhenti hingga kemudian terbuka. Tak terasa mata Winter berair dan bergetar sedikit, tak jauh beda dengan Jeno yang juga menatap sendu dengan air muka sedih.

Bersambung...
Kaka12ika
ㅋㅋㄹㅋ

Bisikan Jeno bikin meleyot
Semangat streamingnya ges!

CERITA HIDUP DI BUMI 1 [JENO × WINTER] END 💨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang