PAGE 11

154 28 8
                                    

"Gimana enak gak?" Tanya Winter penasaran, sambil terus memandangi wajah Jeno yang masih berusaha merasakan masakan Winter.

Kadang laki-laki itu suka tertekan kala disuruh mencicipi makanan wanitanya, tidak masalah kalau memang enak, tapi akan jadi masalah kalau rasanya tidak enak. Mau boong pasti menyakiti hatinya, tapi kalau jujur juga bisa bahaya kedepannya atau bahkan lebih menyakiti hatinya ketika ia dengan percaya diri memamerkan hal itu ke orang lain.

Namun untungnya Jeno sudah tahu bakat Winter dalam urusan memasak, seperti halnya kemarin yang ia menyangka bahwa Winter lah yang membuat kue tadi malam.

"Ini beneran kamu yang masak?" Tanya Jeno berusaha meyakinkan, dan ditanggapi anggukan kuat oleh Winter.

"Bukan dari orang lain lagi kan?" Tanya Jeno lagi, yang mulai menyerempet masalah tadi malam.

Winter pun langsung cemberut, "kok diungkit lagi sih, dibilangin aku kan juga gak tahu. Aku kira dari kamu loh" kata Winter dengan mulutnya yang manyun.

Melihat air muka Winter sekarang membuat Jeno tak bisa menahan senyum. Sambil mengunyah makanan buatan kekasihnya, tangan Jeno pergi mencubit pipi Winter yang sengaja dikembungkan.

"Iya iya, percaya" ujar Jeno dengan lembut.

"Jadi gimana? Enak gak?" Tanya Winter lagi, sambil merangkul tangan kanan Jeno dengan manja.

"Em jawabannya lirik lagunya Justin Bieber" sambung Jeno yang belum selesai makannya.

Winter pun mengerutkan kening, ia melihat Jeno dengan tatapan heran sambil berpikir arah joke Jeno ini mau dibawa kemana.

"Yummy yummy yummy yummy" lanjut Jeno menyanyikan nada lagu dari aa' Justin sambil pargoy. Melihat itu membuat Winter tertawa terbahak-bahak, sembari memukuli tangan Jeno. Mereka pun berakhir tertawa bersama.

Jeno memang tingkat lawaknya terkadang suka gak lucu, tapi kali ini ditambah goyangan tangannya terlihat sangat lucu. Sampai membuat Winter tertawa hingga mengeluarkan air matanya, bahkan perutnya juga sakit.

Jika diingat tadi malam, bagaimana raut wajah Jeno ketika marah begitu menyeramkan. Seketika senyum manis Jeno berubah menjadi sorot mata yang menyeramkan, bahkan bisa menusuk ke jantung dan menyesakkan.

Namun sekarang, tak hanya senyum yang ia tampilkan tapi tawa yang keras bersahutan dengan suara tawa Winter yang melengking. Keduanya tampak bahagia, seperti pasangan muda yang tak memiliki beban hidup.

"Udah cocok belum jadi chef?" Tanya Winter lagi sambil menaik turunkan kedua alisnya.

"Em kalau ini jawabannya lagunya NCT DREAM" balas Jeno.

Winter menghela napas panjang "apaan lagi sih bae?" Ucap Winter yang mulai lelah berpikir, pengennya tuh tinggal dengan Jeno ngomong gitu.

"Lirik hot sauce, masak kamu gak tahu sih" balas Jeno diikuti wajah kesalnya.

"Hot sauce? Yang mana sih?" Winter paling tidak suka disuruh menebak, tapi Jeno terus melakukan itu ya apa boleh buat.

"Naneun neomaneui chef" sambung Jeno yang bicara dengan nada.

"Oh itu. Lah gak kebalik? Kalau gitu kamu dong chef aku bukan aku, eh gimana sih" sahut Winter yang bingung sendiri.

"Wkwkk lupain deh. Cobak tebak, lagu apa yang cocok pas pertama aku lihat kamu" Jeno lanjut dengan tebak-tebakannya.

Winter menggeleng cepat, ia tak mau membuang waktu untuk berpikir hal yang tidak penting. Dikelas saja dia tidur, kok dikamar Jeno dia disuruh mikir kan ogah.

"Hello futuree" ucap Jeno bernada lagi, bahkan sambil melakukan koreo khas lagu NCT DREAM tersebut. Jeno lalu tertawa kecil dan pergi menarik Winter ke dalam pelukannya.

CERITA HIDUP DI BUMI 1 [JENO × WINTER] END 💨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang