PAGE 78

62 20 16
                                    

Winter sedang merenung di dalam kamarnya, ia menjadi murung dan banyak diam setelah Sunghoon pergi satu bulan yang lalu. Namun bukan hanya kepergian sahabatnya yang menyiksa batinnya, tapi ketika dia mendapat informasi bahwa dirinya sudah hamil selama lima bulan.

Salahnya saking sibuk mempersiapkan ujian akhir semester, dimana ujian tersebut lah yang menjadi penentuan kelulusan Winter. Sampai dirinya tidak sadar kalau selama ini ia sudah lama tidak mengalami menstruasi, selain itu juga Winter menganggap bahwa rasa sakit pada tubuhnya seperti pegal linu, muntah, pusing, bahkan mimisan merupakan akibat ia terlalu kelelahan dengan kegiatan sehari-hari.

Kata Mina eonni pada kehamilan itu sudah tidak dianjurkan untuk aborsi, lalu apa yang harus Winter lakukan? Dirinya benar-benar bingung, ketakutan, dan seperti tak punya pandangan ke depan. Rasanya begitu mendengar kabar tersebut, Winter merasa ada petir yang menyambarnya, lalu dirinya terdorong pada ruangan kosong yang gelap gulita dimana disana hanya ada perasaan hampa dan kesepian. Winter merasa tidak punya siapa-siapa sekarang.

Banyak sekali yang ia pikirkan, begitu banyak keresahan yang menghinggapi pikirannya. Sambil memegangi perutnya yang sengaja ia tutupi dengan korset, Winter menangis tanpa air mata. Ia sangat menyukai anak kecil, tapi untuk saat ini dirinya belum siap sama sekali memiliki satu seperti mereka.

Perut yang akan membesar seiring berjalanya waktu, membuat Winter tak sanggup jika terus menyembunyikannya. Lalu kurang empat bulan lagi raga dalam perutnya ini akan keluar, entah itu waktu yang lama atau cepat tapi Winter benar-benar belum siap.

Ia belum berani memberitahu siapapun termasuk Jeno, apalagi papa dan kakaknya. Kalau hal ini bisa diselesaikan diam-diam, Winter sangat ingin melakukannya sendiri tanpa ada orang lain. Tapi seolah otaknya tak bisa diajak bekerja sama, pikirannya sangat buntu.

"Aaaaa!!!" Teriak Winter di dalam ruang ganti di kamarnya.

Rumahnya terasa sepi, karena papa masih bekerja, kakaknya juga sibuk. Lalu kedua sahabatnya, ia juga gidak invin mereka tahu. Ia terlalu malu menghadapi Felix yang suka mengejek Winter anak polos, karena ketidaktahuannya pada beberapa hal dewasa. Secara dia tinggal bersama dua orang laki-laki yang jelas berbeda pemikira , berbeda cara, dan berbeda persoalan yang dihadapi. Winter jug malu jika diajak membahas hal seperti itu bersama papa atau kak Doyoung. Lalu Winter harus datang sekarang dengan membawa kabar bahwa dirinya hamil bersama Jeno, bukannya membantu pasti Felix sibuk mengumpat dan meledek dirinya--sisi dirinya yang bodoh.

Kepala Winter benar-benar pusing, hingga anak kedua itu menjambakki rambutnya kuat-kuat.

Haruskah Winter memberitahu Jeno?

Waktu itu Jeno bilang kalau dia melakukannya diluar, tapi kenapa setelahnya Winter tetap hamil bahkan sudah lima bulan. Kalau kata Mina eonni, seperti itu menghitungnya bukan saat habis berbuat tapi dihitung sejak terakhir kali menstruasi. Padahal Winter sangat ingat hari kejadian karena itu adalah kencan terbuka mereka, kencan pertama mereka yang sekaligus jadi yang terakhir.

Setelah beberapa saat lalu dirinya kembali muntah-muntah, sampai menyisakan rasa pahit dikerongkongan. Winter yang lemas kemudian membaringkan tubuhnya ke tempat tidur, sambil menarik selimut. Tapi ketika matanya menangkap pada boneka pemberian Jeno, dengan sisa tenaganya Winter menyingkirkan benda tersebut hingga terlempar ke lantai.

"Lupakan soal Jeno, urus dirimu sendiri!" Gumam Winter dalam hati dengan wajah kesal, lemas, dan juga menahan rasa sakit diperut yang datang secara tiba-tiba tanpa permisi.

Rasanya semua ini lebih sakit berkali-kali lipat dari nyeri haid, apalagi saat melahirkan nanti, ia benar-benar belum siap.

Di balik selimut Winter juga sempat berpikir, kehamilannya ini benar-benar membuatnya gagal menjadi seorang anak yang bisa dibanggakan. Jika mama bisa melihat Winter sekarang, pasti mama juga menyesal telah melahirkan anak seperti Winter ke dunia padahal mama sudah rela menaruhkan nyawanya.

CERITA HIDUP DI BUMI 1 [JENO × WINTER] END 💨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang