PAGE 13

130 25 12
                                    

"KARINAA!!!" Panggil seseorang yang terdengar lantang dan tegas.

Itu adalah Felix yang sedang sibuk mencari Karina. Atas perintah ibu Karina melalui telpon, Felix yang sedang latihan boxing langsung berlari ke tempat manapun yang mungkin Karina kunjungi. Felix sangat hawatir, apalagi Karina tengah kalut seperti itu.

Felix akhirnya lega telah menemukan Karina yang duduk tenang dibangku taman sembari melihat pemandangan sungai han, tapi...tapi...Karina bersama siapa.

Setelah memanggilnya cukup keras hingga membuat orang-orang disekelilingnya menoleh padanya termasuk Karina, Felix kini berjalan menghampiri sahabatnya itu.

"Felix kamu ngapain?" Tanya Karina dengan ketus.

"Ngapain loe sama bajingan ini?!!" Kata Felix yang matanya tajam menuju Minho, yang berdiri dibelakang Karina.

Tiap kali Felix bertemu dengan Minho, rasa-rasa tangannya ingin selalu memukul anak itu. Tapi sebelum itu terjadi, Karina langsung mengatakan sesuatu agar orang yang telah berhasil membuatnya lebih baik pun baik-baik saja. Cukup Minho babak belur karena Winter bukan karenanya, tak tega Karina menggores wajah tampan Minho.

"Felix tenang, Minho yang malah nemenin aku tadi. Udah udah kita pulang aja!" Seru Karina sambil menarik tangan Felix, gadis itupun membawa Felix pergi dari sana.

Felix pun menuruti Karina, ia mengikuti langkah Karina meski sorot matanya masih terus memperhatikan Minho yang tanpa ekspesi juga. Melihat Felix, Minho juga kesal. Ia ingin membalas menghajar Felix, tapi ia ingat pasti dirinya sendiri yang berakhir lebih buruk dimata Winter.

Diperjalanan, Karina dan Felix akhirnya bisa tenang ngobrol berdua.

"Kenapa kamu dateng kesana?" Tanya Karina sambil menyikap lengannya di dada.

"Tadi ibu kamu telpon aku, katanya kamu pergi sambil marah-marah. Ibu kamu hawatir jadi dia mintak tolong ke aku" jelas Felix dengan memasukkan kedua tangannya ke saku.

"Aku rasa, ibu kamu telpon anak yang lain juga" tambahnya.

"Dan yang dateng cuma loe" balas Karina dengan cepat sambil berdecak.

"Hei, jangan cepat menyimpulkan. Mungkin mereka gak tau atau lagi sibuk" sahut Felix yang sampai menghentikan langkahnya.

Karina lalu ikut berhenti juga dan kini menatap Felix, dari atas dan bawah.

"Loe juga lagi latihan boxing kan? Sempet tuh kesini" balas Karina yang kembali berjalan setelah memperhatikan.

"Artinya cuma loe yang peduli sama gw" sambung Karina sambil menundukkan kepala.

Felix lalu menarik tubuh Karina, kedua tangannya kini memegang kedua pundak Karina dan menatapnya dalam.

"Buang jauh-jauh prasangka buruk loe itu. Cara loe ngelihat orang lain itu nantinya sama kayak orang ngeliat loe" ucap Felix penuh penekanan. Hingga membuat Karina tertegun dengan sikap bijak Felix yang tiba-tiba ia lihat, biasanya sahabatnya ini terlihat paling berandalan.

Felix benar...
Selama ini sepertinya Karina terlalu sibuk membuat prasangka, baik itu prasangka buruk atau bagus. Terlebih prasangka Karina kepada Winter yang selalu mengusik hatinya, sikap iri kepada Winter terlalu mendominasi.

"Baiklah" kata Karina yang lalu menyingkirkan tangan Felix dari pundaknya.

"Bijak juga gw" sahut Felix sambil menempelkan kedua jari jempol dan telunjuknya, ke bawah dagu.

CERITA HIDUP DI BUMI 1 [JENO × WINTER] END 💨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang