"Ayo aku anter pulang, udah malem" suara Jeno seketika memecahkan keheningan setelah mereka berdua, yang hanya duduk disofa sambil melihat video wonderful Indonesia yang segar dan menenangkan. Setiap kali pergi berkunjung ke negeri kepulauan itu, pulangnya Jeno selalu bilang ingin mengajak Winter berlibur kesana. Jeno ingin berbagi betapa indahnya negeri tersebut, apalagi Winter sangat menyukai pantai. Paling jika sudah berkunjung disana, Winter akan merubah Jeju sebagai tempat healing terbaiknya.
Jeno menggenggam tangan kanan Winter sepanjang duduk di sofa empuk berwarna abu-abu itu, dengan bahan velvet yang agak dingin. Jari jemari mereka saling bertaut dan menyalurkan rasa hangat diantaranya, membuat keduanya enggan bergerak sampai tak sadar telunjuk jam dinding sudah menunjuk ke angka delapan malam.
"Masak aku pulang gitu aja? Obrolan kita dibianglala tadi belum selesai loh. Aku dari tadi diem gak bahas, kamu juga diem" setelah berada dalam ketenangan tiba-tiba Jeno kena omel, namun wajah cemberut Winter malah menggemaskan.
"Ya tadi kan lagi kencan sayang" balas Jeno yang malah bergelayut manja, sambil memeluk tubuh Winter dari samping kanan.
"Tapi kamu bahas itu tadi" keluh Winter dengan lirikan tajam.
"Hehe iya juga ya" balas Jeno yang malah cengengesan.
"Iya deh nanti dirumah kamu aja" sambung lelaki yang mirip samoyed itu, dengan nada bicara yang halus sehalus kulit Jeno.
Winter menghela napas panjang, "disini aja apa bedanya bae! Mumpung disini gak ada orang lain selain kita, kalau dirumah kan mana tahu ada oppa, ada papa, ada bibi Kang juga" jelasnya.
Jeno memeluk kembali tubuh mungil Winter dengan gemas, senyumnya merekah sambil mengelus rambut Winter yang wangi habis keramas barusan. Peluk Jeno selalu terasa hangat dan nyaman bagi Winter, membuat gadis itu hampir tak pernah menolak pelukan dari Jeno yang suka datang tiba-tiba. Gadis yang tadinya mengomel itu, untuk sementara waktu terdiam.
"Setelah apa yang kita lakukan barusan, kamu masih mau bahas? Kan udah jelas bae, masak juara satu disekolah gak ngerti" ucap Jeno dengan tegas tanpa melepas peluknya dari tubuh Winter, detak jantung yang menempel pada lengannya serta hembusan napasnya terasa pada rambut Winter.
Mendengar Jeno berbicara seperti itu, tentu Winter langsung paham apa yang dimaksud Jeno. Tapi Winter sama sekali tidak ingin melihat Jeno melakukannya, apalagi hanya karena dia. Karena Winter tahu bahwa tidak ada yang abadi di dunia ini. Memang untuk saat ini Winter pun tak ingin berpisah dengan Jeno, karena ia masih malah semakin menyayanginya. Namun disisi lain Winter juga tak mau jadi alasan putusnya karir Jeno yang dibangun dengan perjalanan yang sangat panjang, iya kalau mereka ditakdirkan tetap bersama, tapi kalau tidak setelah Jeno lepas dengan perusahaan terkenal itu apakah tidak kasihan?.
Tapi Winter tak sanggup berkata apa-apa, yang ada tangisnya malah tumpah dalam pelukan Jeno. Melihat kekasihnya menangis jelas Jeno jadi bingung, ia tak pernah menyangka Winter menjadi semellow ini. Tapi apapun itu, keputusannya sudah bulat. Ia ingin merasa bebas, ia ingin lebih mengepakkan sayapnya di tempat yang berbeda. Meski mungkin dia tidak berada pada dunia yang seperti sekarang, tapi setidaknya dia tidak akan menyesal karena tak menghabiskan hari-hari berikutnya dengan perasaan tertekan.
"Aku gapapa bae" kata Jeno mencoba memberi pengertian ke Winter yang menangis sesenggukan, entah apa yang gadis itu pikirkan hingga menangis seperti ini.
"Aku yang gak baik-baik aja bae! Aku gak mau jadi alasan hancurnya karir kamu" sahut Winter sambil terisak-isak.
Jeno lalu mendorong pelan tubuh mungil kekasihnya, hingga kemudian ia memandangi wajah Winter yang basah karena air mata, lebih tepatnya menangis karena Jeno.
KAMU SEDANG MEMBACA
CERITA HIDUP DI BUMI 1 [JENO × WINTER] END 💨
FanficJudul sebelumnya: Time Of Our Life HIDUP - PERSAHABATAN - PERCINTAAN - MIMPI Cerita Winter yang memiliki kekasih idol seperti Jeno Start:29 Maret 22 Highest Ranking 💚 aespa 💚 dispatch 💚 nctdreamff 💚 kehidupan 💚 straykidsff 💚 enhypenff 💚 karin...