Prolog

8.4K 647 1
                                    

"Tangkap dia! Pangeran neraka!"

Seorang pemuda berambut hitam sebahu berlari sekuat tenaga membawa busur panah, ia menghindari orang-orang yang akan menangkapnya. Pemuda tersebut adalah seorang Pangeran dari Kerajaan Iceroyaland, Pangeran terkuat yang pernah ada.

Tapi lihatlah sekarang, dia di kejar seperti buronan oleh orang-orang yang cukup kuat darinya yaitu Raja-raja dari semua Kerajaan di alamnya yang mewakili empat elemen dunia termasuk ayahnya sendiri, Sang Raja Iceroyaland.

Pemuda itu berusaha terbang mengepakkan sayapnya, ia harus terbang ke atas agar mereka berhenti mengejarnya.

"Akh sial, aku tidak bisa, aku tidak bisa!" teriak Pangeran itu emosi. Sayapnya terluka dan itu menyakitkan, Aurora pun memilih untuk diam di tangkap.

"Pangeran Aurora dari Kerajaan utara Iceroyaland, Anda dihukum karena kelakuan Anda yang telah membunuh ribuan warga yang tak bersalah selain itu Anda melakukan korupsi yang cukup besar, Anda juga ketahuan merampas harta dari orang-orang yang telah Anda bunuh," teriak Raja api dari kerajaan timur.

"Anda juga telah mengubah alam ini menjadi salju abadi tanpa persetujuan kami," teriaknya sekali lagi. Tubuh Raja itu kedinginan, rakyatnya tersiksa gara-gara salju abadi yang dikeluarkan oleh Aurora.

Aurora tak pedulikan ia menarik helai rambutnya, helai rambut itu berubah menjadi anak panah.

"Berhenti memberontak! Auror!" Ayahnya sang Raja Es menyerang Aurora dengan kekuatannya begitu saja. Namun Aurora masih tak goyah, ia berdiri dan ia masih bertahan tak terluka sedikitpun bahkan tak beku.

Mata Aurora memerah. "Kau harusnya sadar kekuatanmu yang sama denganku tak akan pernah mempan!" Aurora melepaskan anak panahnya.

Awalnya semua orang melihat Aurora melepaskan satu anak panah tapi lama-kelamaan anak panah itu berubah menjadi ganda, jumlahnya menjadi ribuan dan menyerang mereka, mereka tak bisa berkutik.

Raja Angin dan Raja Air menyentuh dada mereka yang terkena serangan panah.

"Jadi anak baru lahir kemarin ini mengajak kita berperang empat lawan satu?" tanya Raja dari kerajaan timur, Raja api. Ia satu-satunya Raja yang berhasil menangkis serangan Aurora.

Sang Raja api menunjuk tongkatnya ke langit, dia memanggil semua naga yang ada di negerinya. Raja api adalah seorang penyihir, meski apinya kini tidak bisa dikendalikan tapi tidak dengan sihir pemanggilnya. "Kepung dia," titah Raja Api.

"Sialan kau!" teriak Aurora tak suka. Ia memundurkan tubuhnya, namun satu naga berhasil mengigit sayapnya.

"Akh!" Aurora menjerit kesakitan. Naga tersebut mengigit sayap Pangeran Aurora kemudian membawanya terbang ke atas langit.

"Kaki ku," lirih Aurora. Kakinya di tarik-tarik oleh naga lainnya hingga salah satunya terputus.

Brak

Aurora di jatuhkan dari udara. Pemuda itu segera mengeluarkan pelindungnya. Membuat monster es, Golem untuk menangkap tubuhnya.

"Hahaha." Aurora tertawa menutup wajahnya. Tubuhnya di tangkap sang Golem. Ia lalu dinaikan ke atas kepala Golem tersebut untuk menciptakan ribuan golem lainnya dari salju.

"Mati, mati, mati!" teriak Aurora sambil tertawa. Ia menyuruh Golemnya untuk menyerang para Naga secara brutal. Raja-raja pun bersembunyi ke tempat yang aman.

"Ini wilayahku hahah!" Aurora kembali tertawa. Ia tak sadar kalau di atasnya ada Raja dari kerajaan angin bersama satu burung hantu raksasanya melemparkan pasir-pasir ke wajahnya.

Aurora terkecoh.

"Pangeran sombong!" Raja Air ikut melemparkan tombaknya menyerang Aurora.

"Ugh, hahaha sakit juga ...." Aurora menyentuh lukanya, tombak itu menusuk perut dan beracun rasanya panas. Aurora hampir kehilangan kesadarannya, Golem-golem yang ia kendalikan pun mulai kehilangan kesadarannya mereka terjatuh dan kembali menjadi salju.

Tubuh Aurora yang berada di atas Golem ikut terjatuh seiring dengan kesadarannya yang akan hilang.

"Dengan hukuman yang masih berlaku, kau dipenggal." Ayahnya Sang Raka es menendang tubuh Aurora memastikan kalau dia tak akan bisa memberontak.

Raja Es itu pun mengeluarkan pedangnya. Hanya dengan satu pergerakan kepala Aurora dan tubuhnya terpisah. Kedua mata Aurora terbelalak, tanpa sadar ia meneteskan air matanya. 10 detik kemudian kedua matanya terpejam, salju di sekitar sana langsung meleleh. Menjadi air.

Kini semuanya berubah menjadi seperti semula. Sang Raja Iceroyaland segera menghampiri mayat anaknya, ia memeluk kepala itu, mengelus rambutnya.

"Musuh terbesar kita sudah dikalahkan!" Raja Es mengangkat kepala anaknya ke udara sambil bersorak.

Semua yang ada di sana, semua orang yang tadinya bersembunyi bermunculan mereka bersorak senang. "Hidup Raja, hidup Raja-raja dari semua kerajaan, hidup semuanya! Hidup!"

"Apa kau akan menguburnya?" tanya Raja api. Raja es tak menjawab dia menutup matanya membayangkan masa lalu.

"Kau tidak berpikir untuk menghidupkannya kembali? Jangan sampai kau gila hanya karena itu anakmu, jangan sampai kegilaan itu kembali menghancurkan perdamaian kita!" teriak Raja angin dari atas langit.

Sang Raja Es hanya diam, memeluk anak satu-satunya, yang seharusnya menjadi calon pemimpin negerinya.

"Biarkan yang berkuasa menghukumnya, di kehidupan selanjutnya."

Bersambung

[Bl] Ice Prince ReincarnationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang