10 tahun kemudian. Di negeri es, Iceroyaland.
"Hei lihat, anak kita sangat cantik, sayang sekali dia bukan perempuan," lirih sang wanita paruh baya. Rambut coklatnya terurai sampai pinggang. Ia mengecup kening bayi merah yang baru saja ia lahirkan.
Di sisinya ada sang suami yang sedang menyandarkan kepalanya di bahu sang istri.
"Kau akan menamainya siapa sayang?" tanya sang suami.Wanita itu pun mengusap lembut kepala anaknya yang belum muncul rambut. "Anak ini seperti langit malam, aku harap ia akan menjadi kesatria yang kuat, lihatlah rambutnya pasti akan hitam, aku akan menamainya Auzora," ujar wanita tersebut.
Di negeri Iceroyaland, kekuatan seseorang dinilai dari rambut dan Mana. Jika sang anak berambut hitam ia akan menjadi sangat kuat, jika pirang anak itu spesial, dan jika berambut putih maka anak itu tak berdaya.
****
Lima tahun kemudian, sosok anak yang mereka banggakan ternyata jauh dari kata kuat. Rambut hitam yang diidam-idamkan ternyata tak pernah ada, rambut yang tumbuh di kepala anaknya malah putih seperti kakek-kakek yang akan kehilangan kekuatannya.
Auzora tumbuh menjadi emosional, semua orang heran dengannya karena ibu dan ayahnya sangat baik sedangkan Auzora itu bar-bar meski sering kaku dan pingsan berkali-kali karena terlalu emosional.
Hari ini semua anak harus diperiksa untuk mengecek kekuatannya yang akan muncul pada usia lima tahun.
Gara-gara kejadian Aurora si Pangeran es jahat, pemimpin kerajaan tersebut menjadi was-was pada orang-orang yang kekuatannya terlalu berlebihan, mereka akan mengontrol anak-anak yang punya kekuatan lebih tersebut agar tak salah langkah seperti Aurora.
Mereka bahkan membuat sebuah akademi untuk menampung anak-anak yang punya kekuatan lebih. Di usia saat inilah orang tua harus rela melepas anaknya.
"AKU TIDAK MAU! TIDAK MAU!" teriak Auzora. Ia memberontak saat ayahnya akan membawanya ke istana untuk mengecek kekuatan. Siapa tahu Auzora punya kekuatan tersembunyi. Meski ia yakin Auzora tidak kuat seperti yang lain.
"Lihat mereka seumuran denganmu Zora," ucap ayahnya berusaha menghibur. Levi kemudian mengendong anaknya menuju seorang prajurit yang sedang memeriksa anak lainnya.
"Siapa namamu?" tanya sang prajurit saat melihat Auzora di dudukan di atas mejanya.
"Auzora!" balas ketus Auzora sambil melipat tangannya.
"Pinjam tanganmu," ucap prajurit tersebut.
"Tidak mau!" Auzora mengeleng semakin melipat tangannya.
"Auzora!" bentak Levi penuh penekanan.
"Hmph!" Auzora marah, pada akhirnya ia menurut menyerahkan tangannya. Sang prajurit itu merasakan level kekuatan yang Auzora punya, ia mengerutkan keningnya saat tak merasakan apa-apa.
"Coba matikan lilin ini," titah orang itu. Iapun menyalakan lilin dan Aurora pun meniupnya.
"Jangan ditiup nak, pakai kekuatanmu," saran prajurit tersebut. Ia pun menyalakan lilinnya kembali.
Auzora berusaha mengeluarkan kekuatannya tapi tidak bisa, ia tak punya apa-apa. Aurora melihat anak-anak lainnya yang bisa dengan mudahnya mematikan lilin.
Auzora menganga saat melihat anak di sisinya, hanya menjentikkan jari anak itu bisa mematikan lilin.
"Tidak bisa ya?" tanya anak tersebut. Ia menyadari kalau Auzora memperhatikannya. Anak itu berambut merah kecoklatan dengan warna kulit tan, ia membawa seekor anak naga di atas pundaknya. Rambut merah itu artinya dia mendominasi klannya sendiri dan salah satu anak yang terlahir di negara api.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Bl] Ice Prince Reincarnation
FantasyDia Pangeran Aurora, dia keji dan penuh dengan kesombongan, pada suatu hari ia mati bereinkarnasi sebagai hukuman, ia bereinkarnasi menjadi orang paling lemah dan ketika ia berbuat jahat tubuhnya akan kaku, Aurora si kejam di tuntut untuk menjadi ba...