"Menyeramkan!" ucap Auzora ketakutan. Dia benar-benar masuk ke dalam sumur bersama dengan Dawn. Di dalam sumur itu ternyata terdapat pemukiman yang sangat luas, banyak rumah-rumah yang terbuat dari pahatan batu, ini seperti hide gem, seperti desa bawah tanah.
Rakyatnya sebagian bangsa campuran antara iblis, siluman dan manusia. Auzora dan Dawn melewati orang-orang yang memperhatikan mereka. Pemuda berambut putih itu semakin mepet memeluk tangan Dawn. Mereka ke arah hutan, hutan pohon malam, yaitu pohon yang hanya tumbuh dibawah tanah bentuknya seperti pohon sakura tanpa daun dan bunga.
"Aaaa!" Auzora berteriak saat ia dikagetkan oleh manusia berkaki ular.
"Takut, aku takut," ucap Auzora tubuhnya bergetar. Hampir saja ujung payung Auzora mencolok kedua mata Dawn. Ingat, Auzora selalu melebarkan payungnya setiap ke mana-mana.
'hei siapa yang kau bawa, dia cerah sekali seperti mentari,' tanya salah satu siluman ular yang menggantung dipohon.
Karena tubuh Auzora semuanya putih termasuk rambut, pemuda itu seakan bersinar di dalam kegelapan. Bajunya juga putih dan bergaris biru diujungnya.
'lihat, Dawn membawa cahaya, yang akan dia kotori hihihi.' ucap salah satu ular lainnya.
"Tidak, tidak, jijik!" Auzora memejamkan matanya, tak mau melihat ular setengah manusia tersebut. Tangannya hampir memukul ular itu, untung Dawn menahannya.
"Jangan dipukul, kalau kau pingsan nanti aku repot," ucap Dawn. Ia harus membuat Auzora tak memukul apapun agar tidak jatuh pingsan.
"Memangnya kenapa? Masalah?" tanya Auzora nyolot.
"Masalah lah Auzora pinter," jawab Dawn menghela napasnya.
"Aaaa!" Auzora kembali berteriak melihat ada cicak bersayap kecoa memutari Dawn. Auzora langsung memukul serangga aneh itu.
Plak
Sebelum pada akhirnya ia jatuh pingsan.
"Astaga, aku gila!!" Dawn tak tahan, ia segera menahan tubuh Auzora.
Dan memindahkan pemuda itu sementara ke arah yang lebih aman, yang tidak ada monster atau apapun. Ia membawa Auzora ke dalam goa. Di sana tidak ada apa-apa kecuali kadal tanpa kaki.
"Bangun." Dawn menyuruh burungnya untuk menyirami wajah Auzora dengan air, Auzora langsung membuka matanya.
Ia masih lemas.
"Hei?" Dawn melambaikan tangan, mengecek apakah Auzora sudah sepenuhnya sadar atau belum. Auzora langsung melotot melihat kadal tanpa kaki hampir berjalan ke arahnya, kadal itu berjalan mengunakan perut seperti ular, namun tak berbisa.
Tangan Auzora sudah terangkat akan memukul burung tersebut, untung saja Dawn segera melarangnya.
"Jangan dipukul! Kau mau cepat sampai atau tidak? Kalau kau pingsan terus, aku bisa gila," sindir Dawn.
"Ugh, mpph!" Auzora marah, melipat tangannya.
"Apa perjalanannya masih jauh?" tanya Auzora penasaran, mana dia tahu kalau bawah sumur akan luas sekali.
"Jauh, jauh!!! Sekali," jawab Dawn sambil meledek padahal tempat iblis hanya beberapa meter lagi. Saking kesalnya Dawn pada Auzora, pemuda itu pun mengabaikan Auzora yang tak bisa diam.
Dawn menatap bebatuan dikakinya.
Dan tak lama suara krek-krek terdengar dari arah Auzora, Dawn melirik pemuda itu lagi sambil menghela napas lelahnya.
"Kau sedang apa?" tanya Dawn penasaran. Mulut Auzora dipenuhi oleh debu dan giginya sedang mengigit batu kerikil.
"Makan," jawab Auzora polos.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Bl] Ice Prince Reincarnation
FantasyDia Pangeran Aurora, dia keji dan penuh dengan kesombongan, pada suatu hari ia mati bereinkarnasi sebagai hukuman, ia bereinkarnasi menjadi orang paling lemah dan ketika ia berbuat jahat tubuhnya akan kaku, Aurora si kejam di tuntut untuk menjadi ba...