16. Clover

1.9K 232 2
                                    

Ulang tahun Auzora ke-16 adalah kesempatan Esien untuk masuk ke dalam wilayah es karena sang Raja mengijinkan semua orang masuk dan keluar dari wilayah itu selama ulang tahun Auzora dilaksanakan.

Esien pun mengepakkan sayapnya memutari kerajaan es mencari-cari lokasi Auzora meniup lilinnya, ia tersenyum saat melihat ada sekumpulan orang-orang berkumpul mengelilingi seseorang dan itu terlihat seperti Auzora, ketika Esien mulai mendekat, ia sadar kalau orang itu bukan Auzora tapi seorang penyamar yang menggantikan Auzora.

Esien kembali terbang mencari-cari jendela kerajaan dan mengintipinya demi mencari Auzora.

"Auzora ..." lirih Esien saat melihat seorang pemuda berambut putih duduk di samping kasurnya sembari menyisir rambut panjangnya itu.

Mendengar ada suara seseorang masuk melalui jendela, Auzora pun menghentikan aktifitasnya.

"Siapa itu?" tanya Auzora bingung.

Esien langsung kabur, jujur ia masih belum bisa berhadapan dengan Auzora, ia takut Auzora mati saat ia sentuh apalagi Auzora yang sekarang tubuhnya sensitif dengan kegelapan ataupun sesuatu yang negatif seperti iblis Esien.

****

Esien dilema, ia kembali lagi ke istana untuk menemui Auzora. Ia ingin mengecek anak itu, Esien ingin tahu Auzora punya ingatan masalalu atau tidak.

Dan Pesta ulangtahunnya sudah berhenti, negara es mulai menutup wilayahnya lagi, Esien memutuskan untuk menyelinap di sana, tinggal sebentar di negara itu sembari memperhatikan aktifitas Auzora. Esien diam-diam masuk ke kamar Auzora dan berubah menjadi naga kecil, dia lalu menjajarkan tubuhnya bersama dengan boneka naga.

Sedangkan Auzora tak melihat, pemuda itu sedang berbaring diatas kasurnya sembari berusaha bernapas dengan normal, Auzora tiba-tiba merasa gelisah, ada aura yang tidak cocok dengan tubuhnya, rasanya panas dan sesak.

"Keluarlah, aku tahu kau menyelinap masuk," ucap Auzora lemas.

Ia ingat detail sekali tentang orang yang memiliki aura yang sangat negatif.

"KELUAR!" teriak Auzora kesal.

Esien menyadari kalau Auzora tahu keberadaannya, ia pun berubah menjadi setengah manusia dan berdiri di hadapan Auzora.

Auzora sontak tercengang, ingatannya yang menumpuk dari tahun tahun dan tahun membuatnya sakit kepala saat melihat Esien, ia tak akan pernah lupa terhadap orang yang sudah membunuhnya itu.

"Sudah kubilang keluar! Kenapa kau selalu menghampiriku saat aku sudah bereinkarnasi! Apa kau belum puas membunuhku!!" Auzora meremas kepalanya yang sakit.

Sedangkan Esien dengan wajah rasa bersalah itu berusaha mendekati Auzora, Esien ingin mendekapnya dan memberikan kehangatan.

"Keluar! Keluar!" Auzora terus mengusir Esien ia tak mau disentuh oleh iblis api itu.

Esien pun mengurung niatnya, ia tercengang melihat tangan Auzora yang langsung terkena luka bakar saat tangan itu bersentuhan dengan Esien.

'dia sangat marah, ya tentu saja dia marah, aku membuat sekujur tubuhnya terbakar oleh api tanpa mengingat kalau dia dari klan es yang tak kuat api.' pikir Esien sedikit sedih.

Auzora langsung memeluk tangan sendiri. Sifat Auzora masih sama, bahkan Auzora masih tidak boleh menyerang orang lain persis seperti kutukan masalalu, masa di mana Auzora dituntut baik. Bedanya sekarang, di kening Auzora tanda clover keberuntungan terlihat jelas, Auzora seperti seorang dewa.

'semuanya hampir sama, hanya umur kita yang berbeda, lalu bagaimana caranya agar aku bisa menebus rasa bersalahku? Dan menghapus penderitaanmu?' pikir Esien sedih.

[Bl] Ice Prince ReincarnationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang