10. Auzora Polos

2.8K 309 12
                                    

Esien menunggu hampir 12 jam di depan kamar Raja dengan jubah tak kasat matanya, namun waktu berlalu, tidak ada seorang pun yang datang, hal itu membuat Esien yakin kalau pelaku yang hampir membunuh Raja hanya menggertak saja.

Auzora sudah menunggu dihalaman akademi.

Esien hanya menggelengkan kepalanya, mengabari Auzora kalau pelaku tak datang lagi, Auzora hanya bisa menelan rasa kecewa sambil mencengkram dadanya yang terasa sesak. Hukuman mati pun terbayang, Auzora takut.

"Pelaku sepertinya tidak akan datang dua kali," ucap Esien.

"Lalu bagaimana nasibku? Huwaa Esien," keluh Auzora pura-pura menangis.

Esien mengorek telinganya kemudian mencium kotoran telinga dikelingkingnya sambil berkata, "Kalau aku sih tidak peduli."

Auzora memukul-mukul tubuh Esien, jawaban Esien sangat menyebalkan. "Dasar kau ya! Tidak tahu diri, sia-sia aku bekerjasama denganmu kalau gini lebih baik kau mat-" kutukan pemuda itu langsung aktif, Auzora pun jatuh pingsan setelah memukul Esien.

Bruk

****

Di kamar asrama, Esien memperhatikan tubuh Auzora yang kembali dibaringkan diatas tempat tidurnya oleh sang guru. Esien merasa heran dengan kondisi Auzora yang aneh, Auzora terus-menerus pingsan ketika akan melakukan kekerasan, hal itu membuat Esien bertanya lagi pada Hoshianato sang guru.

"Guru, apa dia dikutuk?" tanya Esien penasaran.

"Iya, dia terkena sebuah kutukan, aku dengar dari ayahnya kalau Auzora harus jadi anak baik agar kutukannya lepas," jelas Hoshi.

"Kita biarkan dia istirahat saja, lebih baik sekarang kita keluar," ucap sang guru. Hoshianato dan Esien pun keluar kamar dan saat mereka keluar, Dawn menyelinap masuk.

"Auzora!" panggil Dawn. Ia berteriak membangunkan Auzora.

Auzora yang merasa terganggu langsung membuka matanya dan melirik ke arah suara. Dawn pun melambaikan tangannya menyapa Auzora. "Hai?" sapa Dawn ramah.

"Aku punya berita bagus, berita ini sangat cocok untukmu yang ingin melelehkan semua klan api yang membeku," ucap Dawn dengan semangat, Dawn segera mendudukkan dirinya diatas kasur Auzora. Ia mengeluarkan sebuah peta yang ia curi dari negeri kegelapan.

"Ada sebuah batu harapan di negeri kegelapan! Batu itu bisa mengabulkan semua permintaanmu, termasuk permintaan yang sulit, tadi ketika aku menjalani misi dengan Denjin, aku mendengar berita itu! Bagaimana kalau kita ke sana?" tawar Dawn. Dawn menunjukkan peta tersebut pada Auzora, Auzora pun mengambil petanya dan memperhatikan arah menuju batu harapan yang ternyata tidak jauh.

"Ide bagus!" balas Auzora senang, ia merasa ada sedikit harapan untuk keluar dari hukuman Raja.

"Ayo kita ke sana!" ajak Auzora sudah tak sabar.

Dawn melirik ke kanan dan ke kiri. "Tapi jangan beritahu siapa-siapa, ini rahasia kita berdua," bisik Dawn takut ketahuan.

"Rahasia kita berdua?" tanya Auzora heran, kenapa harus main rahasia-rahasiaan?

"Iyap! Dan aku akan melepaskan ikatan ini." Dan benar saja Dawn bisa melepaskan ikatan rantai di kaki Auzora, segel dikaki Auzora dengan mudahnya terbuka oleh kekuatan Dawn.

"Rahasia hihihi, baiklah." Auzora menunjukkan jari kelingkingnya, berjanji. Ia janji tak akan memberitahu siapapun.

"Kapan kita ke negeri kegelapan?" tanya Auzora sudah tak sabar, Auzora sudah membayangkan setelah semua urusannya selesai ia akan memeluk ayahnya dan mencium ibunya kemudian makan sup tomat sepuasnya bersama ayah Levi.

"Besok," jawab Dawn sembari tersenyum.

"Kalau aku ketahuan keluar bagaimana?" tanya Auzora sedikit ragu.

Dawn hanya terkekeh. "Aku punya ide, kau tenang saja,"

"Hiks, aku terharu sekali, kau sangat baik huwee." Auzora langsung memeluk Dawn, ia merasa Dawn adalah teman terbaiknya, seumur-umur ia pertama kali melihat manusia setulus Dawn. Auzora janji setelah ini ia akan balas budi pada Dawn.

Selain itu Dawn tiba-tiba menyembuhkan kaki Auzora, dengan kekuatan hitamnya Dawn melakukan sebuah sihir pada kaki Auzora, membuat kaki Auzora tak lumpuh lagi bahkan kaki itu sembuh seperti semula.

"Wah!!" Auzora bertepuk tangan. Baginya Dawn sangat hebat, ia lebih dari healer, kaki Auzora langsung sembuh meski kakinya menjadi hitam.

"Keren!"

"Bangunlah jam tiga pagi, kita akan langsung berangkat," titah Dawn.

"Siap Dawn baik!"

Dibalik semua itu, dari luar Denjin mendengarnya. Ia sangat tercengang dengan semua penjelasan Dawn.

"Batu harapan? Di negeri kegelapan? Hei, tidak ada batu harapan, di negeri kegelapan itu tempat iblis bersemayam, iblis itu memang bisa mengabulkan permintaan tapi harus ada harga yang dibayar, jadi yang Dawn maksud batu itu iblis?" tanya Denjin pada dirinya sendiri.

*****

Dan benar saja jam tiga pagi Dawn membangunkan Auzora, Auzora terlihat semangat melompat-lompat kecil diatas kasur. Pemuda tersebut membawa beberapa baju dan payung miliknya, Dawn juga membawa senjatanya. Mereka berdua menyelinap keluar bersama-sama, diikuti oleh Denjin dari belakang.

Suara ceria Auzora berhasil membangunkan Esien. Esien merasa heran, ia pun mengikuti ketiganya keluar dari akademi dengan berbekal sebuah busur panah.

'mereka mau ke mana?' tanya Esien heran.

Langkah Dawn membawa Auzora ke perbatasan, Auzora yang klan es memiliki sebuah batasan di sisi laut, anak itu tak bisa keluar dari wilayah klan es. Tubuh klan es membutuhkan 30% rasa dingin setiap harinya untuk membuat tubuhnya kuat, karena Auzora memaksa keluar perbatasan pada akhirnya payungnya pun dibuka, Auzora menutupi tubuhnya dengan payung tersebut.

Dawn memasang kain tipis secara memutar di payung itu, kain itu sudah dimantrai dan akan menghasilkan hawa sedingin es setiap satu jam sekali, membuat tubuh Auzora full tertutup sampai kaki oleh kain itu dan menyelipkan beberapa batu es ke dalam tubuh Auzora.

"Ayo kita pergi." Dawn memangil ratusan burung elang, burung-burung itu pun menarik baju Auzora dan mengangkatnya keluar dari perbatasan menunju negeri kegelapan yang berada di dalam sebuah sumur terlarang di tengah pulau.

Dawn pun mengeluarkan sayapnya. Ia terbang melewati lautan untuk mencari pulau tersebut.

Dari jauh Denjin melihat kepergian Dawn dan Auzora, tangannya mengepal.

"Hei Denjin kenapa kau tidak menghentikan mereka, mereka akan ke mana?" tanya Esien mengagetkan Denjin.

Denjin segera menutup mulut Esien dengan tangannya.

"Mereka akan ke tempat terlarang, Esien berubahlah menjadi naga, kita ikuti mereka, Auzora sepertinya sedang dijebak," bisik Denjin.

"Apa maksudmu?" tanya Esien kebingungan.

"Aku menyimpan curiga kalau Dawn pengikut iblis, dia akan menumbalkan Auzora untuk tuannya atau dia ingin Auzora jadi seperti dia juga yaitu berpihak pada kegelapan," jelas Denjin.

"Ayo, aku duluan!" Denjin melompat ke dalam air, tubuhnya seketika berubah menjadi seekor hiu.

Mendengar itu Esien ingin sekali berteriak.

"Sial Auzora! Kau polos sekali hah?!" teriak Esien geram. Esien mengeluarkan sayap naganya dan terbang menyebrangi lautan.

"Auzora bocah! Kau menyusahkanku!!"

Bersambung

Payung Auzora ada rumbainya kayak jendela yak :v

[Bl] Ice Prince ReincarnationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang