Peraturan lapak Fey:
•Tekan vote sebelum membaca✅
•Wajib komen yang banyak✅Happy reading! Terima kasih sudah baca cerita ini❤️
***
Pertemuannya dengan Dewa pun akhirnya terjadi, Iren menunggu sekitar dua puluh menit di sebuah kafe sebelum Dewa datang.
"Ada apa?"
Pertanyaan itu menyulut emosi Iren. "Kamu tahu kan kenapa aku ngajak kamu ketemu?"
"Soal video kita?" Dewa bertanya santai.
Iren mengangguk dengan kemarahan yang berusaha ditahan. "Aku kecewa sama kamu," ungkap Iren.
"Sama, aku juga kecewa, Ren. Kita udah lama bareng-bareng, tapi kamu dengan mudah mutusin aku gitu aja. Salah aku apa?"
"Sebelum kamu kirim video itu, kamu nggak salah apa-apa." Iren merendahkan suaranya. Bagaimanapun rasa marahnya, ada beberapa pengunjung lain di kafe tersebut, Iren tidak mau orang lain tahu soal videonya vulgarnya itu.
"Lalu apa? Aku sama sekali nggak ngerti, Ren." Seulas senyum kecewa terpampang di wajah Dewa.
"Bukannya udah aku jelasin waktu itu? Ini masalah aku sama diri aku sendiri. Aku capek terikat sama hubungan yang nggak sehat. Entah sama kamu atau sama Dikta, sama aja, aku capek."
Dewa hanya terdiam.
"Tolong hapus video itu, Dewa. Aku mohon," gumam Iren memelas. "Aku punya anak, punya keluarga. Aku nggak mau bikin mereka malu. Please, jangan sebar video itu. Ancaman kamu bikin aku takut."
Dewa menghela napas berat. "Oke, maaf soal video itu."
"Bakal kamu hapus kan?" Karena Iren belum sepenuhnya yakin pada kata maaf Dewa.
"Nanti aku hapus."
"Serius?"
"Iya, Ren."
Iren baru bisa bernapas lega.
"Jadi kita benar-benar putus nih?" tanya Dewa diiringi tawa hambar.
Iren mengangguk cepat. "Aku sama Dikta juga bentar lagi cerai kok."
"Oh ya? Bagus dong. Ngomong-ngomong, nanti kalau kamu sama Dikta udah cerai, Una ikut sama siapa? Kamu?"
Seketika kepala Iren berdengung. "Kemungkinan besar Una sama Dikta."
Iren tahu diri, dia bukan ibu yang baik. Bersama Dikta adalah tempat terbaik bagi Una.
"Kenapa nggak sama kamu? Kamu ibunya, jadi kamu lebih berhak daripada Dikta."
"Kamu lupa? Una lebih dekat sama papanya."
Dewa berdecak kecil. "Coba aja aku yang jadi Dikta, mungkin aku nggak akan semudah itu lepasin kamu."
Setelah bertemu Dewa, Iren melipir sebentar ke Alunarx. Tahu tidak siapa yang langsung memelototi Iren sesampai di sana? Ialah Joya yang berkacak pinggang menatapnya sinis.
"Sini lo buruan," gerutu Joy kesal luar biasa.
"Ada apa, Bu Joy?" Iren mendekat dengan langkah malas. Disapanya beberapa karyawan yang kebetulan menatapnya. "Pada kangen ya sama gue?"
"Bu Iren ke mana aja?" tanya Jeje.
"Bos kita nih habis hibernasi kata lakinya." Joy menarik lengan Iren agar masuk ke ruangan. "Sini lo buruan."
"Kayaknya cuma lo deh yang berani narik-narik gue kayak gini."
Joy menutup pintu ruangan Iren dengan rapat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Berpisah Itu Mudah (Tamat)
Romance(FOLLOW AUTHOR SEBELUM MEMBACA! BEBERAPA PART DIPRIVATE SECARA ACAK) "𝑩𝒂𝒈𝒂𝒊𝒎𝒂𝒏𝒂 𝒋𝒊𝒌𝒂 𝒌𝒊𝒕𝒂 𝒕𝒂𝒌 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒃𝒆𝒓𝒑𝒊𝒔𝒂𝒉?" Celaka dua belas karena Dikta dan Iren harus terjebak dalam pernikahan yang tak mereka inginkan. Cinta tak...