40 | hamil (end)

49.5K 2.4K 340
                                        

Peraturan lapak Fey:

•Vote sebelum membaca
•Tinggalkan komen yang banyak
•Follow akun author buat yg blm follow
•Jangan lupa vote part lain juga yaa

Siap baca part ini? Komen lop lop dulu yok di sini💖

AN: mohon koreksi ya kalau ada typo/kalimat rancu. makaciii!

***

Icha:

Una masih nangis nggak?

Udah berhenti nangis, Bu.

Tuh, lagi main, Bu.

Iren menarik napas lega. Icha adalah baby sitter baru Una, wanita 21 tahun itu baru dua hari bekerja. Iren merekrutnya atas saran dari kenalan mami Tamara. Ya, ia dan maminya sudah kembali berkomunikasi dengan baik setelah suasana tak mengenakkan akibat beredarnya video sialan itu. Iren terkikik melihat video yang Icha kirimkan. Una tampak belum terbiasa dengan keberadaan Icha.

"Dadah dulu dong, Sayang. Ini mau Mbak kirim ke Mami."

Dalam video itu, Una hanya menatap sekilas ke arah kamera sebelum kembali bermain dengan sekumpulan lego warna-warni miliknya. Una duduk serius dalam bumper playmat yang berhamburan banyak jenis mainan.

"Una jangan nangis lagi, ya. Maminya Una udah mau pulang nih katanya."

Benar, sebentar lagi Iren akan pulang ke rumah setelah singgah di sebuah mal membeli kado untuk keponakan baru Dikta. Istri Deo sudah melahirkan bayi laki-laki malam kemarin. Iren cukup deg-degan akan kedatangannya kali ini ke keluarga suaminya setelah videonya menyebar luas. Anggapan mereka pasti cukup buruk.

Sudah dua hari ini Iren mengendarai mobilnya sendiri untuk beraktivitas seperti biasa. Dikta sebenarnya mau-mau saja mengantar jemput Iren selagi dia sempat, tetapi Iren menolak. Selain karena tak mau merepotkan suaminya, alasan lainnya adalah Iren ingin leluasa bepergian ke mana pun jika memiliki urusan mendesak.

Dikta, Iren, Una berangkat ke rumah Deo pada pukul setengah enam sore. Paginya, Dikta bilang mereka akan menjenguk keponakannya di rumah sakit, tetapi ternyata Renata dan bayinya sudah pulang ke rumah. Rencana pun dirombak. Dikta menggendong Una ke dalam rumah adiknya. Iren dan Icha jalan bersisian d belakang. Dari luar, Iren bisa melihat Dikta sudah berbincang dengan mami Sandra di ruang tamu, Una sudah berpindah ke gendongan omanya.

"Oh, udah ada yang gantiin Loli?" tanya Sandra menatap Dikta.

Iren diam saja membiarkan Dikta menjawab pertanyaan tersebut. Toh, bukan dia yang ditanya. Iren berusaha menatap ke arah lain, mungkin pada foto-foto yang tertempel di tembok-memperlihatkan banyak kebersamaan Renata dan Deo yang begitu romantis. Mulai dari foto pre-wedding, acara pertunangan, hingga foto berdua ketika perut Renata belum terlalu besar. Iren tersenyum getir, Renata sungguh beruntung memiliki Deo yang setia menemaninya di banyak momen.

Dikta menyampirkan lengannya di pinggang Iren. "Iya, Mi. Iren udah mulai masuk kerja, jadi biar aman, kita buru-buru nyari baby sitter baru."

"Oh, baguslah." Sandra manggut-manggut.

Baguslah? Iren bertanya dalam hati. Maksudnya kalau dia yang menjaga Una tidak bagus, begitu?

Sayup-sayup terdengar suara jeritan bayi. Una yang digendong oleh Sandra langsung melongo.

"Nanis?" gumam Una.

Sandra tersenyum lebar. "Itu adeknya Una loh. Yuk, kita lihat di dalam." Sandra juga menoleh pada Iren dan Dikta.

Berpisah Itu Mudah (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang