02

28.6K 2.9K 142
                                    

Jo menatap bosnya yang saat ini terlihat sibuk melihat proposal pengajuan desain model pakaian baru dari beberapa desainer yang bekerja di perusahan tempat Jo bekerja.

Jo meremas pelan tabletnya, dia berniat mengajak bosnya ini makan setelah jam kerja berakhir tapi Jo tidak punya kesempatan untuk bicara, dia takut menganggu.

Kalau di lihat-lihat bos Jo tidak lah buruk, dia sangat tampan di mata orang-orang yang menilainya seperti itu tapi untuk sekarang bosnya ini bukan lah tipe Jo.

Bos besar ini adalah penerus dari ayahnya, dia baru dua tahun menduduki kursi CEO.

Namanya Arion Negm Oba, usia 35 tahun, anak dari keluarga Oba yang saat ini aktif memproduksi merek pakaian Oba2Oba (Oba Two Oba).

Produk mereka sangat terkenal hingga luar negeri jadi tak heran keluarga ini menjadi keluarga terpandang dengan penghasilan yang sangat fantastis.

Menjadi sekretarisnya saja sudah membuat Jo pusing tujuh keliling apa lagi menjadi pasangannya.

"Hah.. " Jo menghela nafasnya berat.

"Ada yang menganggu pikiran mu sekretaris Jo ?"

"O-oh tidak ada pak Ari, maaf" Jo tersenyum canggung, dia cukup terkejut bosnya ini mendengar helaan nafasnya.

"Benarkah ?" Tanya pria yang akrab di sapa Ari ini sembari melirik Jo yang saat ini berdiri di dekatnya.

"I-iya pak, jangan khawatir"

Ari menaruh proposal tadi di atas meja lalu memutar kursinya kearah Jo.
"Aku sudah melihat semuanya, sekarang ku serah kan pada mu sekretaris Jo"

"I-iya pak ?" Jo sedikit bingung mendengar apa yang di katakan oleh bosnya ini.

"Ya, aku memproduksi banyak pakaian pilihan ku.. sesekali aku juga harus mendengarkan pendapat dari mu"

"Tapi pak, aku tidak punya hak untuk memilih desain yang sudah para desainer ajukan.. selera ku cukup buruk"

"Kamu punya selesai fashion yang bagus itu sebabnya aku memilih mu jadi sekretaris ku, jadi kali ini aku ingin mendengar pendapat mu"

Jo merasa sangat tertekan saat melihat tatapan mata bosnya tapi kali ini dia akan memutar keadaan.

"Baik.. " Jujur saja Jo merasa gugup mengatakan hal tidak sopan seperti ini, " ..akan ku lakukan apa yang anda mau pak, tapi bisakah bapak ikut dengan ku nanti ?"

Ari menopang kepalanya.
"Ikut dengan mu ? Kamu mengajak aku berkencan ?"

'Ugh! Bukan itu maksud ku!' batin Jo tapi dia berusaha tersenyum.

"Aku tidak terlalu yakin untuk itu pak, tapi kalau anda tidak mau juga tida apa-"

"Aku mau, ke mana kamu membawa ku ?" Potong Ari dengan tatapan penuh percaya diri.

"Tempatnya baru buka, aku tidak punya teman untuk makan di sana.. tapi membawa anda kesana aku merasa sedikit-"

"Mari pergi ke tempat yang kamu mau sekretaris Jo" Ari berdiri di hadapan Jo.

"Se-sekarang pak ?"

"Hm, ini sudah jam 5 sore.. apa tempatnya belum buka ?"

"Sudah buka, aku yang traktir ! Mari pak!" Jo langsung menuntun Ari untuk ikut bersamanya, Ari berjalan lebih dulu dari Jo ke arah lift kantor.

Di belakang Ari, Jo tersenyum penuh percaya diri.
'Akan ku pastikan kamu berpikir ulang untuk menikahi ku!' batin Jo.

Keduanya melaju pergi ke tempat yang Vian maksud kemarin malam, tempatnya cukup ramai dan bau wangi bumbu ayam tercium saat Jo membuka pintu mobil.

"Ini tempatnya ?" Tanya Ari saat melihat restoran ayam sederhana itu.

"Iya pak, mari masuk"

"Iya" Ari mengikuti langkah kaki Jo, beberapa orang melirik kearah Ari karena dia berpakaian serba mewah dan lagi pakaian yang Ari pakai adalah merek miliknya sendiri.

"Duduk lah dulu, akan ku pesan untuk kita" kata Jo yang Ari balas dengan anggukan singkat.

Jo berlalu pergi dengan senyuman bahagia, dia memang mengajak Ari kemari tapi dia juga merasa senang bisa makan ceker ayam.

Beberapa lama menunggu, akhirnya pesanan mereka datang. Ari bisa melihat satu piring ceker pedas juga beberapa potong ayam goreng dengan satu piring nasi hangat di hadapan Jo.

"Karena bapak tidak makan nasi jadi aku hanya memesan ayam untuk bapak"

"Hm," Ari hanya mengangguk.

"Oke! Mari makan !" Jo langsung melahap hidangan di hadapannya, dia juga memakan ceker tadi lalu membuang tulangnya di mangkuk.

Jo melirik Ari yang hanya diam menatap Jo.
'Bagus ! Dia pasti jijik ! Aku melakukannya dengan baik!' Jo merasa senang.

"Ah,. " Jo bisa melihat ceker ayamnya habis.

"Kamu masih mau lagi ?" Tanya Ari.

"Hm, tapi uang ku tidak cukup" Jo tersenyum kaku.

Ari mengangkat tangannya.
"Permisi, bisa bawakan satu porsi ceker pedas di meja ini ?"

"Baik ~" jawab pemilik restoran tersebut.

"Eh! Pak.. kenapa ?"

Ari tersenyum lalu menyodorkan piring berisi ayam gorengnya.
"Makan lah yang banyak sekretaris Jo, aku yang bayar.. aku senang melihat kamu makan dengan lahap"

Tuk.

Tulang ayam dari tangan Jo jatuh ke piringnya.
'Tidak.. kenapa dia malah tersenyum ?! Jangan tersenyum seperti itu!! Tolong pasang wajah jijik saja !!' jerit jo di dalam hatinya.

.
.

Bersambung ...

Secretary Jo (Tamat Mpreg18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang