28

16K 1.8K 42
                                    

Waktu mereka dua Minggu dan sekarang hanya tersisa 2 hari, Ari bergerak cepat bahkan pernah sekali mereka melakukannya di kantor saat jam kerja.

Seperti saat ini..

"Mmm!" Jo meremas kuat baju Ari saat pria ini tiba-tiba berhenti di tempat sunyi lalu mencium Jo.

"Ah-Mmng...Hah...pak.. ah.. tunggu" Jo menahan dada Ari.

"Sekretaris Jo, aku tidak bisa menunggu kita tiba di apartemen ku"

"Ta-tapi ini kita di pinggir jalan..bagaimana kalau ada yang melihat" kedua pipi Jo memerah.

Ari menyentuh bibir bawah Jo, tak hanya itu Ari juga menatap Jo dengan tatapan sendunya.
"Apa aku harus menahannya sekretaris Jo ? Aku sangat ingin menyentuh mu sekarang"

'Ugh.. jangan menatap ku seperti itu!' jerit Jo di dalam hatinya terlebih sekarang Ari terlihat sangat tampan dari jarak dekat.

"Sekretaris Jo.. apa tidak boleh ?" Ari mendekat lalu mengecup singkat bibir Jo.

"Mm.. pak Ari.."

"Hm ? Apa sayang ?"

Blush!
Wajah Jo full memerah saat mendengar suara berat Ari tepat di telinganya.

"Ja-jangan memanggil ku seperti itu" Jo menyentuh telinganya lalu mengalihkan wajahnya dari Ari.

"Jadi aku harus memanggil mu apa ? Honey.. Beb.. sweetie.." Ari menjilat pelan jari Jo.

"Ughh.. aku tidak tau!" Jo menutup matanya rapat.

" ..atau papa Jo karena sebentar lagi kamu jadi papa dari anak kita~"

Mata Jo terbuka kemudian dia menatap Ari.
"Ada apa ?" Tanya Ari saat melihat tatapan aneh dari Jo.

Jo menyentuh lengan Ari.
"Pak, aku mau muntah" ujar Jo tiba-tiba.

"Huh ?" Ari belum sepenuhnya konek.

"Aku mau muntah!" Jo mendorong Ari lalu membuka pintu mobil.
"Hoekk! Hoekk!" Jo memuntahkan air yang tadi dia minum sebelum keduanya pergi.

"Ada apa sekretaris Jo ? Kamu tidak enak badan ?" Tanya Ari sembari mengusap-usap punggung Jo.

"Aku tidak tau.. tiba-tiba isi perut ku terasa di dorong keluar tapi yang keluar hanya air" Jo mengusap bibirnya.

"Muntah... Isi perut.. " gumam Ari.

Ting!
Sesuatu tiba-tiba terlintas di kepala Ari.

"Tutup pintunya sekretaris Jo! Kita ke klinik !"

"Huh.. ha-harus kah ?"

Ari menarik Jo untuk kembali duduk dengan benar lalu menutup pintu mobil.
"Harus, karena ini menyangkut masa depan kita!" Jawab Ari dengan senyum lebar di bibirnya.

Setelah memastikan Jo duduk dalam posisi aman, Ari langsung tancap gas menuju klinik.

Ari membawa Jo menemui teman lamanya yang sekarang berprofesi sebagai dokter kandungan.
"Oh, Ari.. tumben sekali kamu kemari ?" Kata teman Ari.

"Ya, karena aku ingin memastikan sesuatu" Ari menarik Jo agar berdiri di dekatnya.
"Ku rasa dia hamil"

"Hamil.. hah ? Tapi dia laki-laki !" Teman Ari cukup terkejut mendengar apa yang Ari katakan.

.
.

Bersambung ...

Secretary Jo (Tamat Mpreg18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang