22

16.5K 1.9K 54
                                    

Ari semakin erat merangkul Jo.
"Dia boleh berhenti bekerja setelah kami resmi menikah" ujar Ari dengan tatapan mata serius.

"Apa kamu sudah gila ?! Bagaimana bisa dua pria menikah, kamu tidak akan punya garis keturunan !!" Kakek Ari terlihat marah mendengar apa yang cucunya ini katakan.

"Sudah ku katakan, sekretaris Jo bisa hamil.. kami akan punya banyak anak"

"Ari, aku memang sudah tua.. tapi berpikir lah logis, kamu tidak bisa membohongi ku seperti ini ! Orang-orang akan menyebut mu gila !"

Ari menggeser tongkat kakeknya agar menjauh dari wajah Jo.
"Aku akan membuatnya hamil dalam satu bulan ini.. mari buktikan kalau aku tidak gila"

'Eh ! Apa ?!' Jo sangat terkejut mendengar apa yang Ari katakan.

"Aku tidak mengerti jalan pikiran mu, Baik.. !" Kakek Ari menghentakkan tongkatnya di lantai.
"Aku akan memberimu waktu 2 minggu.. buktikan atau kamu harus menikah dengan wanita pilihan ku !"

"Kakek.. aku tidak bisa membuatnya hamil dalam waktu sesingkat itu"

Kakek Ari tersenyum.
"Apa kamu mau menyerah ? Katakan saja sekarang di hadapan ku"

Ari mengulurkan tangannya.
"Dua minggu... waktunya cukup"

Melihat wajah serius Ari, kakeknya jadi kesal sendiri. Bukannya menyambut jabatan tangan Ari, dia malah menepis tangan Ari memakai tongkatnya.

Dia berjalan di ikuti oleh bodyguard.
"Kamu sangat egois sama seperti ayah mu" kata kakek Ari.

"Dan sama seperti mu juga" balas Ari.

Kakek Ari meremas tongkatnya lalu berjalan keluar dari ruangan tersebut.

Saat kakek Ari keluar, Jo langsung menarik jas Ari agar berhadapan dengannya.
"Pak bagaimana bisa anda setuju ?! Tubuh ku memang punya kemungkinan bisa mengandung tapi kalau gagal bagaimana ?!"

Ari menyentuh bahu Jo.
"Tenang saja, sperma ku sehat"

"Bukan itu maksud ku !!"

Ari tersenyum tipis.
"Aku percaya pada mu sekretaris Jo dan kamu pun harus percaya keajaiban akan terjadi.. aku mau menikah dengan mu, aku akan memperjuangkan mu apapun yang terjadi"

"Pak Ari.. " mata Jo berkaca-kaca.

Ari langsung membawa Jo ke dalam dekapannya.
"Semua akan baik-baik saja, kamu percaya kan ?"

Jo membalas pelukkan Ari.
"Hm," jawab Jo dengan anggukan pelan.

.
.

"Jadi, kamu dan bos mu sudah resmi menjalin hubungan ?" Tanya Vian pada Jo yang saat ini duduk sembari memakan es krim.

"Hm, kami memang tidak secara terang-terangan mengakui perasaan tapi ya mengalir seperti air saja" jawab Jo.

Vian menghela nafasnya berat.
"Hah.. dan sekarang si kakek tua mau kalian membuktikan kamu benar bisa mengandung ?"

"Iya.. Vian .. " Jo menatap Vian dengan mata berkaca-kaca.
" ..bagaimana kalau kami gagal ?"

Vian menopang dagunya dengan senyum jahil.
"Setelah berusaha menolak bos tampan mu itu, sekarang kamu jadi takut kehilangan dia"

"Ugh...bukan begitu!"

Cling ~
(Suara lonceng di pintu saat pintu di buka)

"Ah, selamat datang !" Vian langsung berdiri.

"Umm.. " Vian menyentuh dadanya saat melihat seseorang dengan stelan jas hitam berjalan kearah meja kasir.

" ..jus alpukat satu" katanya dengan wajah datar juga tatapan dingin.

"Ah ~ hanya satu ?" Tanya Vian sembari menekan pesanan orang ini di layar tabletnya.

"Hm, hanya satu" jawabnya.

"Baik totalnya 20 ribu~" Vian mendorong pelan resi belanja pada pria ini dengan gaya sedikit menggoda.

Orang ini mengeluarkan uang pas yang Vian sambut dengan senang hati.
"Tunggu sebentar, pesanan mu segera datang~"

Orang ini mengangguk lalu duduk di salah satu kursi cafe.
"Hah.. " dia langsung menoleh saat mendengar seseorang menghela nafas yang ternyata Jo.

Jo yang merasa tengah di perhatikan juga ikut menoleh.

Blush!
Rona merah muda terlihat di kedua pipi Jo saat tau siapa yang saat ini duduk di dekatnya.

"Bu-bukannya kamu ... kamu.. " Jo jadi panik sendiri karena pria ini adalah bodyguard dari kakek Ari terlebih Jo ingat saat dia dan kakek Ari melihat keduanya tengah berciuman.

"Oh, Hermafrodit"

"Hah ? Barusan kamu mengatakan apa ?" Jo sedikit bingung.

"Hermafrodit, berkelamin dua"

Jo langsung tersenyum kaku.
"Maaf ? Apa itu kata yang pantas di ucapkan saat kamu pertama kali bicara dengan orang asing ?"

Bukannya minta maaf, dia malah berbalik mengabaikan Jo.

'He-hei.. apa-apaan itu ?! Dia sama menyebalkannya dengan si kakek !' batin Jo kesal.

.
.

Bersambung ...

Secretary Jo (Tamat Mpreg18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang