14

19.2K 2.2K 28
                                    

Mobil Ari melaju pergi dari cafe, selama di mobil Jo terus menatap wajah Ari.

"Ada apa sekretaris Jo ? Ada sesuatu  di wajah ku ?" Tanya Ari.

Jo mengelengkan kepalanya.
"Aku hanya penasaran satu hal"

"Hm, tentang apa ?" Tanya Ari.

Jo memainkan jarinya gugup.
"Apa yang membuat bapak menyukai ku dan sejak kapan ?" Tanya Jo penasaran.

"Kamu mau aku bercerita atau singkat saja ?" Tanya Ari balik.

"Si-singkat saja pak"

"Hm.. karena kamu perhatian dan tahun kedua kamu menjadi sekretaris ku"

"Eh, sesimpel itu ?" Jo tidak mengerti kenapa Ari menyukai perhatiannya.

Ari tersenyum.
"Tidak simpel, aku hanya menjawab sesuai mau mu.. singkat padat dan jelas"

"Apa ?! Pak.. anda harus bercerita panjang kalau begitu !" Jo meremas lengan Ari.

Ari melirik tangan Jo di lengannya.
"Oh, maaf pak.. aku tidak sengaja" Jo tersipu malu lalu menarik tangannya menjauh dari Ari.

Ari kembali fokus ke jalan.
"Kamu juga menyentuh ku saat itu, dari sekian banyaknya pegawai hanya kamu yang memperhatikan ku"

Jo menatap Ari yang saat ini mengukir senyum kecil di bibirnya.
"Mungkin kamu sudah lupa, tapi satu hal yang hingga saat ini masih terngiang di kepala ku .. " Ari melirik Jo.

" ..'Anda bukan robot, istirahat lah pak' kamu memijat lengan juga pundak ku hari itu.. pada awalnya aku tidak menyadari perasaan ku, tapi hari-hari berikutnya aku tau kalau aku menyukai mu" lanjut Ari.

Deg.
Jo langsung teringat saat awal dia bertemu Ari, Ari sangat lah dingin bahkan tidak pernah tersenyum pada Jo maupun pegawai lain.

Tak hanya itu, dia juga sangat tegas bahkan tidak segan mencoret karya para desainer yang menurutnya tidak sesuai standar fashion.

Jo bahkan berniat mengundurkan diri saat melihat sikap tegas dan perfeksionis Ari tapi saat Jo melihat Ari sendirian di ruangannya, Jo sadar beban Ari sangat lah besar.

Dia bersikap demikian hanya untuk kemajuan perusahaan dan pegawai tetap mendapat gaji sesuai dengan pekerjaan mereka.

Saat Jo menemui Ari di ruangannya, Jo memijat lengan juga pundak Ari agar dia merasa sedikit rileks. Saat itulah Ari bercerita kalau dia tidak ingin perusahaan ini bangkrut, dia tidak mau beberapa pegawai di rumahkan karena dia tau betapa sulitnya mencari pekerjaan dan Jo memahami kekhawatiran Ari.

Sejak hari itu, entah kenapa Ari jadi mulai terbuka dan sedikit tersenyum pada Jo. Dia juga beberapa kali meminta pendapat Jo mengenai keputusan sulit yang tak bisa di ambil sendiri.

Dan hari lamaran itu pun datang yang membuat Jo terkejut setengah mati saat tau bosnya meminta Jo menikah dengannya.

Jo menghela nafasnya berat.
"Pak.. " panggil Jo.

"Iya ?" jawab Ari.

" ..mau mampir ke makam orang tua ku sebentar ?"

Ari langsung menatap Jo.
"Makam orang tua mu ?"

Jo tersenyum.
"Iya, aku mau memperkenalkan anda pada mereka"

Ari membalas senyuman Jo, tangannya terangkat menyentuh pucuk kepala Jo.
"Mari beli bunga untuk orang tua mu dulu ya"

Blush.
Rona merah muda terlihat di kedua pipi Jo.

Jo menunduk lalu mengangguk singkat.
"Hm"

.
.

Bersambung ...

Secretary Jo (Tamat Mpreg18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang