13

19.4K 2.1K 28
                                    

Senior Jo tersenyum kaku saat mendengar apa yang Ari katakan terlebih dia melihat Ari menggenggam tangan Jo di atas meja.
"Apa maksudnya ini Jo ?" Tanyanya.

"Kak ini -"

Grep.
Ari meremas pelan tangan Jo yang membuat Jo berhenti bicara.

"Biar aku saja yang bicara.. Jo dan aku punya hubungan yang cukup rumit untuk kamu mengerti juga di terima oleh khalayak umum, bahkan kalau ku jelaskan kamu pun tidak akan memahami perasaan kami tapi satu hal yang harus kamu tau suatu saat aku dan Jo akan menikah jadi tunggu saja undangan dari kami"

Jo menatap wajah tenang Ari, dia bicara tepat pada intinya .. ya wajar saja karena Ari biasa berdiskusi saat rapat kecil maupun besar.

Senior Jo mengepalkan kedua tangannya.
"Aku tidak mengerti apa yang tengah terjadi disini, Jo hidup sebatang kara.. aku khawatir kamu hanya memanfaatkan Jo"

'Kak.. ' Jo sedikit tersentuh saat mendengar apa yang seniornya katakan, Ari melirik wajah Jo. Dia tau Jo senang di perhatikan oleh seniornya tapi Ari segera memutar balik keadaan.

"Aku tidak memanfaatkannya, malah sebaliknya aku ingin dia mengandalkan ku" Ari mengeluarkan dompetnya lalu memperlihatkan beberapa kartu di dalam dompetnya yang membuat senior Jo terkejut.

'O-orang ini punya black dan gold card ! Dia juga punya kartu VVIP untuk beberapa hotel dan restoran! ' Senior Jo menelan salivanya berat.
'Siapa dia sebenarnya ?' Senior Jo menatap wajah Ari.

Melihat wajah terkejut seniornya, Jo mengambil dompet Ari lalu memasukkannya ke dalam saku celana Ari.
"Ma-maaf kak.. kami harus pergi-"

Tapi saat Jo berdiri.

Grep!
Ari menarik pinggang Jo mendekat lalu memeluknya.

Blush!
Rona merah muda terlihat di kedua pipi Jo.

"Pa-pak Ari !" Jo berusaha melepas pelukkan Ari tapi usahanya gagal.

Ari menyandarkan kepalanya di perut Jo lalu tersenyum kecil.
"Semoga anak-anak kita nanti bisa berteman"

"Apa ?" Senior Jo tidak mengerti apa yang Ari katakan.

Jo yang panik langsung mengelengkan kepalanya.
"Ja-jangan di pikirkan kak.. ah, ini sudah waktunya.. pak Ari, ayo pergi dari sini !"

Jo menarik tangan Ari agar dia berdiri, bukannya berdiri dengan benar Ari malah mengurung Jo di antara meja dan kursi.

Chu.

Deg!
Jo dan seniornya terkejut begitu pula dengan beberapa orang yang ada di cafe saat itu.

Ari tersenyum kecil saat melihat wajah Jo yang sudah bersemu merah.
"Ayo pergi" Ari menggenggam tangan Jo lalu berjalan keluar dari cafe tersebut.

Saat keluar dari cafe, Jo bisa melihat seniornya masih menatap mereka berdua seolah tidak percaya Ari berani mencium Jo di tengah pengunjung cafe.

"Tidak usah di pikirkan sekretaris Jo.. " Ari membuka pintu mobil untuk Jo, dia berbalik dengan senyum tipis di bibirnya.
" ..kamu juga berhak bahagia"

Perlahan angin berhembus lembut kearah Jo dan Ari, Jo baru menyadari satu hal.

'Akhir-akhir ini, dia jadi banyak tersenyum.. manis' batin Jo dengan rona merah muda di kedua pipinya.

.
.

Bersambung ...

Secretary Jo (Tamat Mpreg18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang