Side Story'07

13.2K 1.4K 12
                                    

Vian sejujurnya takut melakukan hal ini lagi, terlebih tubuh Mille tidak lah sebanding dengan Vian.

Tapi melihat ketulusan Mille, dia setuju untuk mencoba lagi. Sesuai yang Mille katakan, dia menyentuh Vian dengan lembut bahkan Vian bisa merasakan kehangatan dari jemari Mille.

Hingga tiba saat Mille merobek pengaman dengan size XL itu.

Glup.
Vian menelan salivanya berat.

"Kamu takut ?" Tanya Mille.

Vian tersenyum kaku.
"Jujur saja aku takut" jawab Vian.

Mille mendorong kedua kaki Vian ke depan.
"Katakan kalau sakit walau pun aku sudah melakukan pemanasan tadi"

Vian langsung mengangguk paham.
Perlahan Mille mendorong p*nisnya, Vian mengerutkan alisnya saat merasakan sesuatu masuk memenuhi holenya.

"Hah.. hah.. Mille.. " Vian menyentuh dada Mille.

Dada terbentuk dan terlihat sangat kuat, karena memang Mille bekerja sebagai bodyguard yang tentu saja latihannya secara tidak langsung membuat tubuh Mille terbentuk seperti seorang bina raga.

Mille menarik juga menggenggam tangan Vian, dia mengecup punggung tangan Vian.
"Kali ini akan ku buat kamu menikmatinya" ujar Mille.

Blush.
Rona merah muda terlihat di kedua pipi Vian, sejak awal bertemu dia memang sudah menyukai Mille.

Vian tersenyum tipis.
"Aku sudah tidak apa-apa, bergerak lah" ujar Vian.

Perlahan Mille mulai menggerakkan tubuhnya maju dan mundur, dia juga bisa melihat Vian mengerutkan alisnya.

"Hah.. kamu sangat seksi Vian" Mille merendahkan tubuhnya lalu mengemut nipple kiri Vian.
"Ah...Mm!" Vian meremas seprei kasur menyalurkan perasaan campur aduk ini.

Hingga sesuatu menyentuh titik ternikmat Vian di dalam sana.
"Akh!" Vian cukup terkejut karena Mille berhasil menemukannya.

Senyum terukir di bibir Mille.
"Disana rupanya" Dia kembali bergerak menghantam titik yang sama.

"Mille! Ah.. tunggu dulu! Jangan...Mngg!" Vian mengigit bibirnya, entah kenapa dia menyukai s*x mereka kali ini.

Desahan terus terdengar dari kamar hotel hingga pukul 10 malam, beberapa bungkus pengaman tergeletak begitu saja di lantai dan kasur.

Vian tertidur pulas setelah ronde ke 4 selesai karena tubuhnya terasa sangat lelah, dia juga tidak tau apa yang terjadi setelahnya.

Perlahan Vian membuat mata.
"Ah.. " Vian menatap lampu tidur kamar hotel yang saat ini hidup di dekat kasur.
" .. hm ? Jam berapa ini ?" Tanya Vian pada dirinya sendiri, tubuhnya terasa sakit tapi dia merasa puas juga.

Vian melirik jam di dinding kamar hotel.
"Oh.. Jam 10, apa aku ketiduran ? Hah.. rasanya jauh berbeda dari awal kami melakukannya, apa dia sudah belajar banyak setelah kejadian itu ?" Gumam Vian sampai pintu kamar mandi terbuka.

Vian menopang tubuhnya menatap Mille keluar dari kamar mandi dengan rambut terurai ke depan juga tetesan air menambah kesan berbeda dari Mille yang biasanya tampil rapi dengan rambut klimisnya.

Deg!
Deg!
Deg!

Vian langsung menyentuh dadanya melihat penampilan Mille.

"Ada apa ? Ada yang sakit ?" Tanya Mille duduk di dekat Vian, dia khawatir karena Vian tiba-tiba diam sembari menyentuh dada.

"Kenapa kamu terlihat sangat tampan ? Aku jadi jatuh cinta" ujar Vian.

Mille diam sesaat mendengar apa yang Vian katakan lalu tertawa pelan.
"Pffhh.. kamu sangat lucu"

Deg!
Dada Vian kembali berdebar, dia baru pernah melihat Mille tertawa.

"Hei ! Hentikan itu!! Aku jadi jatuh cinta lagi dan lagi pada mu !!" Vian jadi kesal sendiri pada dirinya, padahal selama setahun ini dia terus menghindari Mille tapi dalam sehari dia langsung jatuh hati lagi.

.
.

Bersambung ...

Secretary Jo (Tamat Mpreg18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang