"Raisa"
Sapanya dengan tersenyum tipis kepada Sandrina sembari menyodorkan tangan untuk berjabat seolah mereka belum pernah bertemu.Sandrina baru menyadari, saat kejadian tadi dia tidak menanyakan siapa nama orang yang menyita kartu identitasnya, kenapa juga tadi dirinya tidak berpikir bagaimana jika kartu identitasnya disalah gunakan atau mungkin dibuang begitu saja. Bagaimana bisa kepanikannya merubah dirinya menjadi mendadak tolol. Apakah ini bisa disebut keberuntungan karena dipertemukan kembali dengan sang penyita ataukah awal drama baru untuk hidup Sandrina.
Dan wajah familiar yang terlintas dikepalanya tadi benar adanya. Saat menerima email untuk pergantian VP baru, dirinya melihat sekilas lampiran pas foto seorang perempuan dengan ber background biru. Sekarang perempuan itu mengulurkan tangan didepannya. Dengan senyum menawan seperti di foto yang pernah dilihatnya. Bahkan Sandrina berani memberikan label killer smile. Ya, menurutnya itu pantas untuk senyum Raisa yang dipastikan akan menjadi pelet dan yang melihatnya akan terkintil-kintil. Matanya indah, sorotnya tajam. Meskipun masih ada rasa kesal dihati Sandrina, tapi memang itulah visualisasi nyata dari perempuan dihadapannya itu.
Sekarang perempuan itu nampak begitu anggun dan karismatik. Sangat cocok dengan jabatannya. Dengan blazer dan rok span diatas lutut dengan warna senada. Rambut panjang dan di curly bagian bawah. Make up yang tidak tebal namun begitu pas menghiasi wajah cantik tersebut. Begitu menguatkan kesan mature
Pemandangan itu sebelumnya sudah pernah Sandrina lihat, belum ada sejam yang lalu. Namun yang mempertegas ke anggunannya kini adalah senyum dibibir Raisa yang sedari tadi masuk ruangan tidak ia lepas. Bibir sensual itu memperlihatkan deretan gigi putih nan rapi. Kontras sekali saat berhadapan dengan Sandrina dipinggir jalan tadi.
Lamunan Sandrina buyar kala dirinya merasakan seseorang menyenggolnya sedikit keras. Lekas dirinya menyambut tangan Raisa yang entah sudah berapa lama mengulur ke arahnya. Sudah dipastikan untuk kedua kalinya dirinya terlihat konyol dihadapan Raisa.
"Sandrina"
Jawabnya dengan menatap Raisa. Beberapa detik mereka terpaku dalam tatap mata yang tetiba membuyar pula kala Nudee yang tadi juga membuyarkan lamunan Sandrina, menyela"Selamat datang ibu, saya Nudee, General Manager's Secretary"
"Selamat datang ibu, saya Satria Brand Manager Solo area"
Raisa membalas jabat tangan mereka dengan senyum dan anggukan begitu elegan.
Sandrina kembali berpikir. Bagaimana bisa Raisa begitu tenang, seperti benar-benar belum pernah melihat Sandrina. Sama sekali Raisa tidak menampakkan keterkejutan seperti Sandrina. Begitu pandai Raisa menempatkan diri. Pantas saja ia mampu mendapatkan jabatan tersebut.
Kedua sabahat Sandrina dan semua pasang mata tentu menatap kagum dengan sosok Raisa. Wajahnya begitu cantik, mata tajam, bibir sensual. Tubuh tinggi dan proporsional. Seperti lagu yang dibawakan Niki Zefanya di Coachella, Sempurna.
Raisa mulai memperkenalkan diri didepan seluruh karyawan yang pada hari ini mengikuti meeting akbar yang memang sengaja diadakan untuk menyambut kedatangan VP baru dan perpisahan untuk pak Yusuf.
Dalam perkenalannya, Raisa menyebutkan dirinya asli orang Solo hanya tinggal lama dikota orang. Ia juga mengatakan dirinya anak tunggal dan sekarang single. Entah maksud single nya itu dalam artian belum menikah ataukah memang masih benar-benar sendiri belum ada pasangan.
Karena ketika ada yang nyelutuk
"sudah punya pacar belum bu"
Raisa hanya membalas dengan killer smile nya yg khas. Memang tidak ada yang bisa memungkiri, senyuman Raisa begitu mematikan. Nyaris tanpa cela ketika memandang kewajah ataupun bentuk tubuhnya. Dan semuanya dibuat kagum pula, karena biasanya dengan posisi yang didapat Raisa adalah mereka-mereka yang berumur diatas tiga puluh tahun dan pastinya sudah matang dan berkeluarga. Tapi Raisa dua puluh tujuh tahun dan single. Sudah dipastikan akan menjadi primadona baru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Birunya Cinta (englot)
RomanceTentang dua orang yang bekerja diperusahaan yang sama, salah satu perusahaan telekomunikasi Indonesia yang berlogo biru. Dua orang dengan kepribadian yang sangat berbeda, namun seolah menjadi magnet satu sama lain. Dibalik itu ternyata mereka mempun...