Chapter 3 || si Jack

450 44 0
                                    

Sandrina melihat kedua sahabatnya sudah menunggu di meja pantry. Tanpa mengeluarkan kata, Sandrina sudah tau keduanya menunggu cerita Sandrina. Tangan Satria menyodorkan jus jambu dan serabi yang tadi dirinya dan Nudee beli sembari menunggu Sandrina.

Sandrina menceritakan kepada kedua sahabatnya tentang apa yang didapat setelah menemui Raisa. Tentu dengan berbagai umpatan dan pisuhan yang hanya bisa Sandrina keluarkan ketika bersama Nudee dan Satria.

"Wah parah tu orang. Belum tau dia siapa kita. Sekate-kate dia sama lo. Gue ga peduli ya asli. Gue gak perduli apapun jabatannya. Kampungan tau gak sikapnya"
Nudee pun juga nampak emosi sampai dia sudah berdiri ingin menemui Raisa namun dicegah oleh Sandrina.

Hilang sudah rasa kagumnya ketika melihatnya yang begitu anggun nan cantik pagi tadi. Tentu mereka menganggap Raisa sangat kolot dan kaku. Padahal sekarang mereka berada dibawah perusahaan yang sama. Tapi kesan dihari pertama malah seburuk itu, apalagi itu kepada Sandrina yang notabane nya adalah GM yang berwibawa dan disegani seluruh karyawan karena sifatnya yang ngayomi dan selalu mau turun tangan dengan segala keruwetan dilapangan ataupun dikantor.

"Kayaknya dia perlu dikasi sedikit pelajaran deh. Serahin aja ke gue"
Satria yang juga sudah emosi tersenyum smirk dengan entah apa pikiran bulusnya. Padahal, diawal dirinya bahagia mendapati pemandangan bening dikantornya. Tapi kesan pertama untuk Sandrina malah sekaku dan senorak itu menurutnya.

"Eh mau ngapain lo? Gak ada ya. Jangan aneh-aneh deh"
Sandrina segera mencegat akal-akalan Satria

"Lo yang norak jadinya tau. Kampungan. Udah biarin aja, kita ikutin aja maunya dia gimana. Kita belum benar-benar tau gimana aslinya Raisa"
Kata Sandrina final

"Ah ga asik lo. Toh gue juga paling cuma pengen kempesin ban mobilnya aja. Sudi juga gue mengotori tangan gue dengan hal-hal unfaedah" Jelas Satria menggerutu

"Tapi lucu juga sih bayangin ban mobilnya kempes terus doi berenti dipinggir jalan terus kita kecengin. Kenapa bu? Kempes ya? Terus kita ngakak sambil berlalu ninggalin dia. Hahaha seru-seru gue bayangin"
Sahut Nudee

"Tuh kan"
Bangga Satria mendapat pembelaan dan suara

"Gue bilang enggak. Jangan norak deh. Kasian amat, cantik-cantik terlantar dijalan"

"Hmmm dia bilang cantik"
Satria menyedekapkan tangan dengan kesal pada Sandrina yang selalu terlalu baik dan berprasangka baik dengan siapapun, yang acap kali berakibat dirinya dimanfaatkan orang atau di gampang kan seperti kasusnya sekarang

"Lahh emang gue salah? Kesel boleh, tapi ga bikin kita jadi munafik jugakan buat ga ngakuin doi cantik"
Sandrina menaik turunkan alisnya, mencoba mencairkan suasana diantara sahabatnya. Sandrina sangat paham, jika ada yang berani mengusiknya, kedua sahabatnya inilah garda terdepan

"Bener sih. Aktingnya juga bagus untuk kedua kalinya ketemu lo ga ada kelihatan shock kek lo tadi" Nudee mengingat sambil bertopang dagu

"Kenapa ga jadi artis aja kan? Akting bagus, cantik, body bagus, pinter, dan satu lagi, miripkan sama artis yang juga Miss Grand Thailand, Charlotte Austin"
Ucap Sandrina

"Iya iya bener tuh, yang pacarnya penyanyi tersesat di peagent, Engfa Waraha. Tampan iya cantik iya. Ahh bayangin doi gue meleleh bagai mozarela diasapi"
Nudee memejamkan mata dan tersipu konyol

"Eh pacar gue tuh"
Sambung Satria

"Ngaco. Gue gugling pacarnya Charlotte Austin yaa"
Bantah Nudee

"Ah mau sama siapa aja. Yang penting jangan sama si si itu sih. Mending gue kemana-mana. Gimana, udah mirip mas Bian? "
Satria menempatkan jempol dan telunjuk yang ia rentangkan dibawah dagunya sembari memasang wajah paling tampan menurutnya

Birunya Cinta (englot) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang