Chapter 23 || Penjaga Hati

1.1K 84 21
                                    

Cahaya pagi samar menerobos tipis kedalam penglihatan Raisa. Tubuhnya menggeliat kecil. Matanya masih tertutup, namun senyum sipu sudah terlukis disudut bibirnya

Raisa tahu betul tangan kanan siapa yang berada dibawah lehernya. Raisa juga hafal betul tangan kiri siapa yang dari belakang melingkari perut tipisnya

Dikaitkannya jari-jari pada tangan dibawah lehernya, kemudian dibawanya tangan itu lebih dekat kedadanya, untuk bisa ia peluk lebih erat, untuk bisa ia hidu aroma favoritnya

Diciuminya berulang-ulang tangan yang sudah lama ia rindu untuk digenggam. dieratkan pula tangan yang berada diperutnya untuk lebih mendesak punggungnya dari belakang. Ya, pelukan ini sudah sangat lama dirinya rindu, untuk kembali diadu. Seperti ini, seperti pagi nan syahdu ini

Raisa membalikkan badan, karena segala perlakuannya tidak membuat tubuh dibelakangnya bergeming. Dipandanginya wajah lelap yang dikasihinya itu. Dari kening, mata, hidung, bibir, dagu, pipi diulang lagi dari atas kebawah dan berkali-kali. Rasa-rasanya Raisa ingin menggigit semua bagian wajah yang ditelusuri oleh matanya. Belum juga berubah, masih sama seperti dulu. bagi Raisa tidak ada satu bagian tubuhpun yang ingin dikomplain dari seorang Sandrina Himawan

"Bangun"
Suara serak bangun tidur Raisa mencoba membangunkan Sandrina
"Banguuun"
Raisa menambah dengan mencubit manja pipi Sandrina karena belum ada pergerakan sama sekali

"Jam berapa ini"
Sandrina menjawab dengan mata masih terpejam

"Yang pasti kamu telat ngantor"
Raisa menjawab sambil menepuk-nepukkan telunjuknya dibibir Sandrina

Sandrina tersenyum dengan mata yang belum terbuka. Direngkuhnya perempuan dihadapannya kedalam dekapannya lagi, kali ini lebih erat dari sebelumnya
"Rasanya sudah sekian purnama aku nggak tidur senyenyak ini"

Didada Sandrina, Raisa tersenyum bahagia
"Pantes, biasanya ada orang gerak dikit aja kebangun"

"Makanya mulai sekarang kamu geraknya yang banyak___ ahhh"
Sandrina mendapatkan tamparan dilengannya

"Masih pagi loh ini ya, morning kiss kek, yang manis gitu, maen tabok aja"
Sandrina memanyunkan bibir dan melepas pelukannya

Raisa merosot keatas, menyamakan letak wajah mereka berdua. Dipandangi wajah dengan mata terpejam dan bibir manyun itu, membuatnya semakin gemas. Baru kali ini Raisa melihat Sandrina mode kucing yang manja

Raisa meniup pelan wajah Sandrina, membuatnya membuka mata dan mengernyitkan kedua alisnya. Belum sempat Sandrina menutup kembali matanya, bibir Raisa lebih dulu menubruk bibirnya tanpa aba-aba

Sandrina begitu dekat melihat mata Raisa yang memejam, dan bibir yang melumati bibirnya dengan sangat lembut. Sandrina lupa dengan pura-pura marahnya dengan tamparan Raisa dilengannya

Matanya turut terpejam, meresapi segala rasa nikmat dan bahagia yang dengan cepat menaikkan hormon endorfinnya. Seolah tak mau kalah, Sandrina menyesapi bibir yang sudah dulu melakukannya. Bergantian atas bawah tanpa menunggu giliran. Terlampau lama bibir itu saling lumat dan beradu. Segala rasa bahagia tumpah ruah menjadi satu. Pagi ini menjadi saksi bisu. Manisnya pagi oleh ciuman orang yang dinanti

*****

"Loh kamu kok belum siap? "
Sandrina menuruni tangga dengan pakaian kantornya mendapati Raisa sibuk dimeja makan dengan pakaian rumahan
"Loh, masak segini banyak mau ada tamu? "
Tanya Sandrina lagi melihat meja yang penuh dengan beragam makanan

Cuppp
Raisa tidak menjawab apapun dan hanya melayangkan ciuman dipipi kiri Sandrina dan mengerlingkan matanya

"Lho lho nggak bahaya ta? "
Sandrina mengangkat pantat Raisa dan mendudukkan dimeja. Tangannya berada disamping kiri kanan Raisa

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 08 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Birunya Cinta (englot) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang