Chapter 9 || CFD

483 53 14
                                    

Minggu pagi, mereka bertiga bertemu di jalan Slamet Riyadi untuk Car Free Day atau biasa disebut CFD. Adalah event tiap minggu pagi oleh pemerintah kota setempat, yaitu hari bebas kendaraan dijalan tersibuk dikota Solo. Dari pukul lima hingga sembilan pagi.

Bukan hanya olahraga dan aneka kuliner, diCFD juga ada pelayanan publik, sosial produk, cek kesehatan gratis, mengenal reptil, hiburan seperti melukis atau musik, bersantai di rumah dinas wali kota Solo yaitu Loji Gandrung, atau berfoto dengan kereta api Batara Kresna, KA yang melewati rel disepanjang jalan Slamet Riyadi diakhir pekan

Namun kali ini mereka berlima, karena Satria dan Nudee memboyong pacar mereka Sintha dan Damar. Sandrina sama sekali tidak keberatan karena memang sudah mengenal pasangan sahabatnya

Setelah merasa cukup dengan lari kecil mereka dari taman Sriwedari sampai perempatan Pasar Kembang, mereka duduk lesehan memesan sarapan dibeberapa PKL yang berjejer disepanjang city walk

Mata Nudee yang melihat ke arah jalan mendapati seorang perempuan dengan body bak model berlari santai seorang diri ditengah lalu lalang manusia. Nudee menyenggol Sandrina dan memberi kode pada Satria.

Mereka pernah membahas, kenapa Raisa selalu sendiri. Tidakkah dia punya teman atau keluarga disini. Diantara gedegnya, mereka masih juga ada rasa iba jika memang Raisa sebatang kara di kota ini. Artinya tidak beda jauh dari mereka yang anak rantau. Bedanya mereka punya sahabat dan menjadi keluarga

"Gak lo samperin? " Sandrina hanya menggidikkan bahu dengan pertanyaan Satria

"Tapi doi tuh gimana ya aslinya. Kemarin gue sempet mikir, se care itu nglarang lo gak ngopi. Tapi, akhirnya berembel-embel karena gak mau kerjaan jadi berantakan"
"Tapi yang gue tangkep, doi kayak kawatir gitu Sand sama lo. Belom lagi tetiba muncul dihadapan lo saat lo butuh tumpangan. Kayak gak make sense gitu gak sii"
Analisa Nudee

"Pas gerd gue kambuh kemarin, Raisa kerumah gue... "

"Serius????? "
Potong Nudee dan Satria bersamaan, membenarkan duduk mereka untuk menghadap Sandrina dengan tatapan penasaran

Sandrina menarik matanya keatas dengan kehebohan dua sahabatnya. Namun tetap Sandrina lanjutkan cerita tentang Raisa kemarin, yang tidak bisa dirinya simpan sendiri.

Bagaimana Raisa mengatakan jika kedatangannya karena pekerjaan, diwaktu yang sama berucap sudah tidak bergairah membahas pekerjaan. Yang berubah sekejap seperti analisa Nudee. Sampai akhirnya seharian menemani Sandrina, memasak untuknya dan bahkan menjadi bantal untuk Sandrina

"Ohh so sweatttttt"
Nudee bergelendot manja dibahu Damar

"Benerkan gue bilang, bipolar itu gaes"
Sandrina melempar Satria dengan kacang mendengar pernyataan konyolnya

"Eh eh bersyandhaaa"
Sahut Satria lagi menirukan gaya bicara anak UGM jalur prestasi

"Kalian pernah denger gak sih, kalau seseorang yang sering terlihat tertawa justru adalah mereka yang banyak menyimpan luka. Mereka tertawa untuk menutupi kesedihannya"
"Pernah terpikir juga gak, Raisa yang selalu terlihat perfect dan powerful didepan kita, ternyata buat nutupin kerapuhannya? "
Terang Sandrina yang selalu objektif dalam pengamatannya

Shinta dan Damar yang sedari tadi hanya memperhatikan, kini tampak mengangguk setuju dengan pendapat Sandrina

"Oke. Make sense"
Nudee dan Satria hanya menerima apa yang menjadi pemikiran Sandrina yang selalu idealis dan independen. Karena seringkali penuturan Sandrina rasional dan masuk akal

Birunya Cinta (englot) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang