Chapter 12|| Mantan

580 69 5
                                    

Hari itu, hari pertama Raisa akan memasuki kantor baru ditanah kelahirannya, setelah hampir setahun yang lalu dia mengajukan diri untuk perpindahan area dan baru terkabul sekarang, karena memang prosedurnya tidak mudah.

Bukan karena ini tanah kelahiran diri dan mamanya, namun karena Raisa bertekad membuka lembaran baru, kehidupan baru pasca kandasnya hubungan asmaranya dengan Henry

Sepeninggal ibunya, hampir tiga tahun Raisa menjadi orang yang dingin dan tak tersentuh, sampai dirinya bertemu dengan Henry dan merasa nyambung kemudian menjalin hubungan. Belum sampai setengah tahun, namun Raisa kembali menerima kenyataan bahwa mereka harus menyudahi hubungan asmara itu. Sampai membuatnya berpikir bahwa jatah kebahagiannya sudah diberikan semua sampai dirinya berumur duapuluh satu tahun

Raisa yang optimis, tidak yakin apakah dirinya akan kembali menemukan kembali bahagianya disini. Apakah kalimat yang selalu didengungkan untuk dirinya sendiri "I'm deserve to be happy" akan menjadi kenyataan dikota ini

Mungkin dewi fortuna lagi-lagi tidak memihaknya dihari pertamanya itu. Saat mobilnya menabrak kendaraan yang berhenti mendadak didepannya. Saat itu, Raisa merasa hari pertamanya akan kacau karena ulah Sandrina Himawan, sebuah nama yang tertera di KTP yang berada ditangannya

"Kok gak asing ya namanya"
Raisa mengingat sesuatu. Saat dirinya sudah sampai di basement kantor, Raisa membuka email kemudian membuka group whatsapp dan menemukan nama tidak asing tersebut

Matanya terbelalak saat menyadari, Sandrina adalah General Manager yang secara struktural menjadi under nya. Yang segala pekerjaannya adalah melibatkan Sandrina

Bukan Raisa namanya jika tidak dapat menguasai situasi. Tentu dirinya dapat bersikap tenang dan anggun. Yang sebenarnya sikap itu hampir roboh, saat kali kedua dirinya melihat dan menjabat tangan Sandrina.

Seharusnya masih ada rasa kesal didalam hati Raisa. Namun matanya selalu ingin mencuri pandang kepada Sandrina. Mungkin karena sikapnya kini yang lebih tenang, atau mungkin karena penampilannya yang santai, simpel dengan kesan kasual namun tidak melepas kesan elegan. Fisiknya memang enak dilihat, menarik perhatian untuk mata tidak ingin melepasnya. Senyum yang begitu manis dengan lesung pipit dibawah kedua matanya. Cara bicara dan pembawaannya begitu berkharisma, dan dengan mudah mencuri perhatian Raisa

Raisa yang ingin profesional bekerja, namun malah menjadikannya sering berlebihan sikap. Raisa tidak ingin, jika Sandrina menyadari bahwa Sandrina telah mencuri perhatiannya. Namun sikapnya justru sering menimbulkan perdebatan diantara keduanya

Raisa pernah merasa jengah dengan dirinya sendiri, yang merasa terobsesi dan penasaran dengan Sandrina. Seringkali bertanya dengan dirinya sendiri, mengapa dan kenapa. Raisa hanya tidak terima, jika dirinya merasa lebih dulu tertarik untuk dekat dengan seseorang
"Iih sungguh memalukan"

Namun dewi fortuna nampaknya hari ini berpihak pada Raisa. Perempuan yang menarik perhatiannya itu sedang memeluknya. Dikasur kamarnya yang estetik. Sekarang, Raisa sangat menyukai posisi tidur seperti ini. Raisa juga sudah melabeli Sandrina dengan "personal bolster" -nya, meskipun hanya dalam hatinya

Terakhir Raisa merasakan pelukan ternyaman adalah ketika satu hari sebelum mamanya pergi untuk selamanya. Bukan ingin membandingkan pelukan seorang ibu, jelas takkan terganti. Hanya yang ini beda, rasanya fresh, lebih plong, rasanya enak banget, badan jauh berasa lebih enteng, jadi keterusan deh sampai sekarang. :D

Birunya Cinta (englot) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang