Chapter 22 || Sweat

600 68 13
                                    

Raisa sudah menyelesaikan rutinitas paginya. Sebelum turun untuk sarapan dan berangkat kekantor. Lebih dulu Raisa mengecek ponsel yang dari semalam kedatangan Nudee dan Satria diabaikannya hingga sekarang.

Banyak pesan masuk, terutama email dan group pekerjaan. Namun ada satu pesan pribadi

"Besok malam aku kembali ke jakarta, sepulang kerja makan diluar ya, masih ingatkan hutangnya😜 kalau boleh, aku jemput dikantor sekalian"

Begitulah bunyi pesan Henry untuknya. Raisa sebenarnya baru dalam kondisi not in the mood, tapi Raisa berfikir tidak ada salahnya. Toh, Henry tidak pernah membahas soal masalalu dan hal sensitif lainnya. Pertemuan kemarin cukup baik dan rasanya Henry tidak ada niat apapun. Akhirnya Raisa membalas pesan Henry dan menyanggupi

Apalagi mengingat semalam Raisa tidak dapat memejamkan mata dan kepalanya terasa berdenyut karena menahan tangis agar tidak keluar. Melihat mobil Sandrina yang tidak kunjung meninggalkan rumahnya membuatnya semakin sedih, apa yang dilakukan Sandrina didepan rumahnya. Ingin rasanya Raisa menghampirinya dan mengajaknya masuk, tidur dipelukannya seperti sebelum-sebelumnya. Namun kaki Raisa kelu untuk melangkah dan lebih memilih menyiksa diri mempertahankan gengsi

Sementara dikantor, Nudee dan Satria sudah menunggu kedatangan Sandrina dan Raisa. Namun Nudee sudah aproval kalau Sandrina sedang ada meeting diluar kantor pagi ini sehingga harapannya sekarang hanyalah Raisa. Nudee dan Satria begitu antusias dengan apa yang terjadi dengan Sandrina dan Raisa semalam. Mereka sudah sangat bahagia, sepertinya genk mereka akan utuh kembali atau bahkan lebih menyenangkan. Bahkan Nudee dan Satria sudah merencanakan untuk hangout nanti malam. Menebus malam-malam yang pernah berlalu tanpa mereka bersama

Rencana dan candaan mereka terhenti saat mendapati Raisa turun dari taxi. Bijimane ceritanye ini. Bukankah selama ini Sandrina selalu datang bersama Raisa sebelum pecah kongsi. Ah mungkin karena Sandrina ada meeting jadi tidak bisa mengantar. Mungkin Sandrina akan menjemput karena Raisa tidak membawa audi-nya

Nudee dan Satria segera mencegat Raisa.
"Gimana-gimana semalem? Aaaa ceritain clue nya aja deh lanjut ntar"
Nudee menggoyang kedua bahu Raisa dan bertanya dengan antusias

" I don't know"
Raisa hanya menjawab singkat dan menatap datar Nudee yang tetiba senyumannya hilang begitu saja

"Allahumma soli 'alla sayyidina Muhammad"
"Kalian belum baikan? "
Nudee mulai emosi dan tak sabar

"Lahh, lo log in? "
Tanya Satria asal

Raisa menghempas tangan Nudee dan berlalu meninggalkan Nudee dan Satria yang masih dibuat cengo. Satria daritadi belum sempat berkata apapun tentang mereka. Sama dengan Nudee, Satria tidak habis pikir dengan kedua sahabatnya yang menghancurkan begitu saja bayangin indah yang baru saja dirinya cipta.

*****

Sandrina sampai dikantor bertepatan dengan jam pulang kerja. Para staf sudah berlalu lalang untuk pulang dan menyapa Sandrina yang masih didepan kantor. Saat diparkiran, Sandrina tidak mendapati mobil Raisa. Untuk itu Sandrina berinisiatif menunggu Nudee dan Satria dihalaman kantor menanyakan tentang Raisa

"Genk!! "
Sandrina sedikit berteriak dari kursi tempatnya duduk

Nudee setengah berlari kearah Sandrina dengan antusias namun kesal juga karena dianggap tidak mampu menyelesaikan masalahnya dengan Raisa

"Raisa kagak ngantorkah hari ini? " tanya Sandrina santai

"Menurut ngana? Ya ngantorlah. Dah lah itu kagak penting. Gimana lo sama Raisa? Ketus amat gue tanya pagi tadi"

Birunya Cinta (englot) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang