Chapter 13 || Dinner

530 51 8
                                    

"Halu"

Sapa Sandrina

"Dimana lo? "
Suara Nudee dari sebrang telphone

"Abis dinner sama Raisa, ini dijalan mau pulang"

"Berdua aja lo? Gila ya gak ajak-ajak, ganggu banget apa ya gue sama bang Sat"
" Gue otw rumah lo, gue kabari Satria. Lo bawa itu Raisa jangan dipulangin"

Nudee memutus sambungan telphone begitu saja. Sandrina menatap ke layar ponsel dan mengerutkan keningnya. Dan tentu mendapat tatapan pertanyaan dari perempuan disebelahnya.

"Nudee, minta kamu nginep rumah aku"
Sandrina menjelaskan dengan sukarela

"Sayang ya, bukan kamu yang minta"
Raisa berlagak sok kecewa

Sandrina hanya tertawa merasa tersindir, karena memang sedari tadi, Sandrina sudah melajukan mobilnya kearah rumahnya, bukan Raisa, dan tanpa menanyakan persetujuan Raisa untuk menginap lagi dirumah Sandrina

Mereka memang lebih sering menginap berempat dan dengan formasi yang sama. Nudee dikamar tamu, Satria di sofa depan televisi yang memang berukuran sebesar kasur dan cukup nyaman untuk tidur. Begitulah peraturan baru Sandrina. Dan tentu saja Raisa berpelukan diatas kasur Sandrina. Mereka memang begitu sekarang, sedekat urat dan nadi


******

"Masyaallah tabarakallah"
Satria geleng-geleng melihat Raisa dari atas sampai bawah begitu sampai dirumah Sandrina

Sandrina langsung berdiri didepan Raisa, menutupi dari penglihatan Satria
"Biasa aja dong liatnya bang Sat, gue congkel ya mata lo"

"Uhhh takut banget lohh. Gue cuma mengagumi keindahan ciptaan Tuhan"
Satria semakin menggoda Sandrina dengan mengintip kesamping kanan kiri badan Sandrina untuk melihat Raisa

"Naik dulu deh kamu, sana ganti baju"
Sandrina memutar tubuh Raisa dan mendorong kedua bahunya menuju tangga

Raisa hanya terkekeh dan menurut dengan Sandrina. Setelah mereka akrab, Raisa memang sedang menerima karmanya. Sekarang akan merasa percuma jika berdebat dengan Sandrina, pada akhirnya dirinya yang akan mengalah. Padahal dulu sebaliknya

Nudee mendekat pada Sandrina yang sudah duduk di sofa
"Seriusan gue tanya lo darimana? Lo suruh nyupirin dia? Rese lagi tu bos lo? "

Sandrina tergelak
"Anjir, beneran kan gue dikira supir"
"Gue saltum aja"
Sandrina menutupi kelakuan Raisa. Sandrina tidak ingin Raisa berkecil hati jika di bully kedua sahabatnya. Sejujurnya malam ini Sandrina bahagia melewati beberapa jam bersama Raisa. Raisa berdandan untuknya, kecantikan yang memang dipersembahkan hanya untuk makan malam dengan Sandrina

"Gue yang salah kostum"
Raisa mendengar ucapan Sandrina saat menuruni tangga. Kemudian duduk disamping Sandrina dan memegang kedua bahunya dari belakang
"Gini aja udah sekeren inikan"
Bangga Raisa dan mendekatkan kepalanya pada kepala Sandrina

"Aduh jantung gue gak aman dipuji bu Raisa"
Sandrina memegang dada kanannya. Mencoba menetralkan suasana, supaya pembahasan kostum tidak berlanjut

Raisa menghempaskan nafas dan menarik matanya keatas kemudian menggeser tangan Sandrina kedada sebelah kiri
"Jantung disini, kanan paru-paru"
Sandrina nyengir garing kearah Raisa

"Eh eh eh inikan Gucci yang gue pengen. Lho malah udah pakek. Huhu"
Nudee tersadar saat melihat ke atas meja ada tas Raisa

"He emh, buat ngantor oke buat jalan juga oke kan. Makanya gue ambil. Kemarin gue dapet harga 45an gitu dapet potongan"
Balas Raisa dengan antusias selayaknya ibu-ibu sosialita membanggakan barang branded nya

Birunya Cinta (englot) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang