Chapter 21 || rejected

543 57 5
                                    

Sandrina berjalan seorang diri di alun-alun kidul Surakarta atau yang lebih dikenal dengan alkid. Alkid ini merupakan bagian terpenting dari sebuah kompleks Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Adapun lokasi utama dari keberadaan Alkid ini yaitu berada di sekitar jantung ibu kota Bengawan yang bisa diakses dengan sangat mudah sekali. Setiap hari, selalu saja banyak jenis kendaraan umum yang melintas di area kompleks bangunan tersebut untuk melihat keindahan dan keunikan tempat ini.

Tempat yang sangat riuh dengan orang berlalu lalang, mulai dari anak-anak, remaja, dewasa bahkan lansia semua ada. Serta para penjual yang menjadi elemen penting pula di kawasan tersebut

Sandrina hanya berjalan mengitari alun-alun melihat kekanan dan kekiri tanpa arah dan tujuan yang jelas. Sandrina mendadak menghentikan langkahnya kala matanya mendapati sosok yang dia kenal dengan bersepeda menuju arahnya

"Paundra"

Pemilik nama itu menghentikan sepeda disamping Sandrina dan tersenyum manis. Senyumnya masih sama, seperti Hyun Bin, mempesona.

"Sedang apa berjalan seorang diri? "

"Tuh mau beli bakso bakar"
Jawab Sandrina asal dan menunjuk penjual bakso bakar yang memang tepat dipinggir jalan disamping dia berdiri
Paundra tersenyum kembali dan memarkirkan sepedanya. Kemudian memesan bakso bakar dan duduk disalah satu tikar yang tersedia. Kemudian Paundra memberi kode kepada Sandrina untuk duduk karena sedari tadi Sandrina hanya diam mengawasi Paundra

"Kamu masih suka bersepeda sore? "

"Bagus kan buat kesehatan, jasmani dan rohani"
Paundra tersenyum lagi kearah Sandrina. Kalau tidak kuat iman, senyuman Paundra akan langsung membuat para wanita menanyakan mau "pakai adat apa"

Dulu mereka sering bersepeda bersama, kadang di Alkid kadang dikawasan stadion Manahan yang memang dipakai umum untuk olahraga atau sekedar menikmati sore

Stadion Manahan adalah sebuah stadion sepak bola yang berada di kota Solo. Stadion berkapasitas dua puluh ribu penonton ini merupakan markas dari klub Persis Solo. Manahan merupakan stadion pertama di Indonesia yang menjadi tuan rumah event olahraga difabel terbesar di Asia Tenggara ASEAN Para Games 2011. Stadion ini diresmikan pada tanggal 21 Februari 1998 oleh Presiden Republik Indonesia, Soeharto.

Cukup lama mereka mengobrol ringan menanyakan kesibukan masing-masing yang masih sama sebelum akhirnya memutuskan berpisah dan entah kapan bertemu lagi. Tidak ada obrolan yang mengarah pada masalalu atau hal sensitif lainnya. Mereka layaknya teman yang lama tidak bertemu. memang sudah lama, hampir setahun dan belum ada yang berubah. Kecuali perasaan Sandrina, bisa dikatakan dia susah lupa dengan pangeran tampannya ini. Walaupun sudah putus di beberapa bulan awal, dia selalu stalking sosmed Paundra dan tersenyum memandangi wajah bangsawan nan karismatik dan rupawannya. Sangat berbeda dengan sekarang, Sandrina tak sebahagia itu, rasanya sangat jauh dari saat awal mereka putus dan beberapa bulan setelahnya. Tidak lagi ada keinginan untuk berlama-lama bersama Paundra, apalagi seperti harapan-harapannya sebelumnya untuk kembali seperti dulu lagi, tidak, benar-benar tidak ada

Entah perasaan itu kini lenyap kemana. Sandrina tahu pasti, Raisa adalah sebab yang dirasakannya kini. Pikiran dan hatinya terkuras hanya untuk Raisa seorang, perempuan terkasih yang tak sampainya

******

"Bener-bener emang kunyuk satu itu. Kayaknya gue perlu ngomong deh sama Raisa. Nunggu Sandrina kita bakal karatan ini" Omel Nudee

Setelah kedatangan Nudee dan Satria, belum ada hilal tanda Sandrina dan Raisa berbaikan. Nudee dan Satria yang saat ini sedang makan nasi timlo ayam kembali dibuat gerah.

"Tapi apa Raisa mau. Tau sendiri gengsinya selangit. Menurut gue dia mending nangis ngesot-ngesot daripada ngajak ngomong Sandrina. wong yang ngilang gitu aja si bego itu juga"

Birunya Cinta (englot) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang