Chapter 15 || Clear

516 58 8
                                    

"Ini soal tanggung jawab Sa, aku nggak bisa kalau hilang gitu aja setelah apa yang udah aku lakuin. Aku nggak sepengecut itu. Aku bakal tanggung semua resikonya"

Diperjalanan pulang kantor mereka, Sandrina dan Raisa kembali berdebat. Soal Sandrina yang ingin kerumah pemilik anjing yang ditabraknya waktu itu. Karena berkali-kali Sandrina kesana dan rumah selalu saja kosong. Dan lebih parahnya Sandrina keceplosan kalau dirinya pernah kesana bersama Satria dan Nudee tanpa Raisa dan bahkan tidak memberitahunya

"Kamu sudah berkali-kali kesana sekalipun aku larang. Belum cukup buat kamu mikir kalau emang seharusnya kamu nggak kesana lagi?"

"Aku harus tetap kesana Sa, ini bukan hanya soal attitude. Aku nggak kasih tahu kamu karena aku tahu pasti ujungnya begini"

Raisa hanya menghempaskan badan ke kursi dengan nafas kasar

"Ciee yang kawatir"
Sandrina berniat mencairkan keadaan, namun ternyata bukan waktu yang tepat. Raisa mengacuhkannya

"Kamu harusnya lebih kawatir kalau aku jadi orang yang bisanya lari dari masalah, like a losers."
Sandrina mulai menyadari Raisa yang membuang muka kearah jendela
"Don't worry, everything is gonna be fine"
Sandrina meraih tangan Raisa dan menggenggam erat. Sandrina tidak ingin Raisa khawatir, tapi dirinya tidak akan tenang jika urusan itu belum selesai. Perkara anjing itu memang cukup menganggu pikirannya. Apalagi sudah berlangsung cukup lama

Sekali lagi Raisa luluh dengan Sandrina. Raisa sudah tidak ingin berdebat lagi. Rasa cemas dihatinya besar, tapi ada rasa lain yang lebih besar, yaitu kagum. Raisa mengagumi keberanian Sandrina yang siap dengan resiko, yang padahal sangat Raisa pahami jikalau didalam hati Sandrina ada ketakutan jika yang dicemaskan Raisa akan terjadi

Mobil Sandrina berhenti sempurna didepan gerbang yang terbuka. Sandrina sudah membuka pintu dan turun dari mobil. Namun Raisa belum bergeming dari tempatnya. Sandrina membuka pintu penumpang yang tak kunjung terbuka. Sandrina tahu sosok dibalik pintu itu setengah hati berada disini

"Kamu tahu, yang menguatkan langkahku hari ini adalah kamu. Jadilah kamu lebih kuat dari aku yaa"
Sandrina membuka seatbelt dan menarik halus pergelangan tangan Raisa dan mengaitkan jari-jarinya

Raisa cemas namun bergerak pula mengikuti Sandrina

"Apapun yang terjadi, tolong stand by me"

"Macam film Doraemon ya bund"
"Aww"
Sandrina mendapat hadiah tamparan dilengan dari kejahilannya, dan mata melolot yang tajam ke arahnya. Namun Sandrina malah tersenyum dan membalas tatapan mata itu dengan lembut. Raisa memutar kedua bola matanya dan berlalu lebih dulu ke halaman rumah. Raisa tahu, Sandrina mampu melemahkannya dengan tatapan itu

Sandrina ketuk pintu dan tak lama pintu terbuka dan ternyata asisten rumah tangga. ART itupun memberi tatapan yang sulit diartikan dan mempersilahkan mereka berdua duduk dan berlalu memanggil pemilik rumah, tanpa menanyakan siapa, ingin bertemu siapa atau ada kepentingan apa

"Kamu yang membuat Max mati ya? "

Deg!
Sandrina dan Raisa tersentak.
Seorang perempuan berkulit putih yang sudah keriput dengan rambutnya sudah memutih dan matanya sedikit sipit.

Oma-oma yang sepertinya keturunan Tionghoa itu, tanpa basa basi langsung menembak Sandrina dengan kalimatnya. Tentu Sandrina agak susah menelan ludahnya. Kenapa si oma ini bisa tahu? Apakah selama ini sebenarnya dirinya adalah buronan tanpa disadari. Apakah saat dia bersenang-senang ternyata dia adalah target operation?

Birunya Cinta (englot) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang