Raisa memasuki halaman rumah Sandrina yang terbuka. Kebetulan, asisten rumah tangga paruh waktu Sandrina, Budhe Sumiyati yang selalu dipanggil Dhe Su, sedang menyapu halaman depan. Karena pagi tadi datang terlambat ada urusan keluarga, baru bisa datang kerumah Sandrina menjelang siang.
Raisa menghampiri Dhesu dan bertanya dengan sopan
"Sandrina nya ada? Saya teman kantornya""Oh, ada mbak. Monggo"
Dhesu tetap mengantar dan mempersilahkan, walaupun baru pertama bertemu Raisa. Setahu Dhesu, orang yang keluar masuk rumah Sandrina hanya Nudee dan Satria. Selebihnya kurir."Mbak San, wonten tamu niki, rencange sampeyan"
"Sinten Dhe? "
"Katanya kamu sakit, apa-apaan ini? "
Sandrina segera menolehkan pandangan, dari pekerjaan dilayar laptop dengan suara yang sangat fasih berkumandang diotaknya akhir-akhir ini. Benar saja, matanya mendapati ratu antagonisnya berjalan cepat kearahnya"Ibu ada perlu apa kesini? "
Sandrina tidak paham dengan sikap RaisaBukannya menjawab, Raisa langsung menutup laptop Sandrina begitu saja. Tentu Sandrina semakin bingung
"Heiii, what's going on?""Kalau sakit istirahat, dikantor pulang, dirumah tetap kerja. Kamu sakit atau resign atau bahkan mati, kantormu dengan cepat menggantikanmu, tapi bagaimana dengan orang-orang yang peduli denganmu? "
Raisa benar-benar meninggikan suaranya, namun Sandrina tidak menemukan kemarahan pada sorot mata Raisa"Katanya bu, sakit bukan alasan. Atas nama loyalitas kerja"
Sandrina nyengir garing. Wajah dan bibirnya terlihat sedikit pucat dari biasanya"Pangapunten, unjuk ane mbak"
Dhesu datang membawa minum ketika Raisa hendak melanjutkan ucapannya"Suwun ya Dhe, ini atasan saya dikantor"
Sandrina memberitahu Dhesu agar lebih sopan dalam sapaannya"Woalah, pangapunten bu. Lha masih muda banget loh"
Jawab Dhesu sungkan"Saya memang masih muda, prestasi saya saja yang bagus melebihi umur saya"
Ucap Raisa tanpa melepaskan pandangannya pada Sandrina, seperti macan yang hendak menerkam mangsanyaYang auto membuat mata Sandrina ditarik keatas dengan jawaban songong Raisa. Walaupun dirinya sering menyaksikan kesombongannya lebih dari itu
"Mbak San, kulo pamit njih. Sampun rampungan, monggo mbak, eh bu"
"Njih Dhe, nuwun ya" Jawab Sandrina
Raisa mengangguk dan tersenyum kearah Dhesu sebentar, dan kembali pada targetnya
Sandrina sedikit merapikan berkas, menggeser letak laptop dan membenarkan duduknya. Sepulangnya dari kantor, Sandrina hanya meminum obat Gerd yang biasa dikonsumsinya ketika kambuh saja. Setelahnya, Sandrina membuka laptop dan berkas bawaannya di ruangtamu, melanjutkan pekerjaan
"Udah kali melototnya, gak sakit matanya? Duduk dulu bu""Kenapa tidak istirahat? "
Tanya Raisa dengan nada lebih pelan dari sebelumnya"Saya asam lambung bu, kalau buat rebahan malah makin gak nyaman. Ini udah enakan juga abis minum obat"
"Betewe, wonten dawuh nopo bu? "Raisa nampak sedikit gelapan, beberapa kali mengalihkan arah pandangnya tak tentu, seperti memikirkan sesuatu
"Tentu tentang pekerjaan, untuk apa lagi? ""Ada Nudee dikantor, yang harus selesai hari ini sudah saya serahkan Nudee. Lagipula, harus sekarang banget kita kelarin kerjaan itu? Yang apa sih bu? Perasaan ga ada yang urgent? "
Sandrina mengingat-ingat dengan serius
KAMU SEDANG MEMBACA
Birunya Cinta (englot)
RomanceTentang dua orang yang bekerja diperusahaan yang sama, salah satu perusahaan telekomunikasi Indonesia yang berlogo biru. Dua orang dengan kepribadian yang sangat berbeda, namun seolah menjadi magnet satu sama lain. Dibalik itu ternyata mereka mempun...