❍ Pertemuan

59 20 0
                                    

"Res!"

"Apa sih pah?" Aries berbalik menatap tajam mata ayahnya.

"Dengerin penjelasan papa dulu."

    Aries mendengus kesal, dirinya tak ingin mendengarkan apapun, keputusannya sudah bulat, dia benci ketika papahnya berkata ingin menikah lagi.

"Dengerin apa? Aries udah bilang, nggak akan kasih restu," ucapnya tegas penuh tekanan.

"Setidaknya jumpai mereka dulu Res, mereka orang yang baik," mohon papanya penuh harap.

"Hufht, jangan salahkan Aries jika mengacaukan pertemuan ini."

"Berarti kamu setuju kan?" Aries tak menjawab, hanya menyelempangkan tasnya lalu pergi dari rumah besar itu.

    Aries butuh mendinginkan kepalanya, di gasnya motor besar itu sekencang-kencangnya menyalip setiap kendaraan, beberapa sudah berteriak marah karna prilaku Aries.

    Aries Reygantara, putra tunggal tuan Farez Reygantara. Pria dingin juga penuh dendam, semenjak kematian sang mama sikap Aries semakin susah untuk di kendalikan.

"Cuih, memangnya gadis pembunuh seperti kamu bisa apa hah?" Samar-samar Aries mendengar percakapan panas di rumah kekasihnya.

    Aries memarkirkan motornya lalu berjalan pelan ke arah rumah yang tidak lebih besar daripada rumahnya.

"Tapi, Pio bukanlah seorang pembunuh bunda," lirih gadis itu menangis.

"Bukan pembunuh? Ibumu meninggal ketika melahirkanmu! Dasar tak tahu diri!"

Brak....

    Aries mendobrak pintu rumah yang besarnya hanya seperdua dari rumahnya.

"A-ries."

"Bisa kau ulang ucapanmu tadi nyonya?" Aries menangkup pipi wanita paruh baya di depannya.

"Ccih ternyata hanya sekumpulan sampah!" Aries menyentak tangannya, berjalan membantu Scorpio yang berlutut di lantai.

"Beraninya mereka memperlakukan tuan putriku seperti ini," lirih Aries mengusap pelan air mata Scorpio.

"Tuan muda Aries, saya bisa jelaskan."

"Tuan Gema Nostrade, anda bahkan tidak bisa menjaga putri anda. Membiarkan istri tercinta anda melukai Scorpio adalah sebuah kesalahan besar," ucap Aries dingin.

    Gema, ayah Scorpio meneguk saliva kasar. Dirinya tak bisa berbuat apa-apa pada Aries, status Aries lebih tinggi daripada dirinya.

"Kakk Aries!"

"Hah?" Aries mendelik, Scorpio seketika memegang erat tangan Aries, Aries menyadari itu.

"Kak Aries ayo duduk dulu, kita makan malam bareng yuk." Gadis itu menggandeng sebelah tangan Aries lalu menatap Pio tak suka.

   Gadis itu adalah Vivianna Ayodis, saudara tiri Scorpio.

"Lo apa-apaan sih, jauhin gue." Aries menyentak tangannya kencang.

"Mamaa, papaaa," rengek gadis itu.

"Tuan Aries ayo makan malam dulu di rumah kami," pinta Tina, mama tiri Scorpio.

"Penjilat, menjijikkan," lirih Aries hanya terdengar oleh Scorpio. Scorpio menatap kekasihnya terkejut.

"Ayo, kamu nggak pantas tinggal di antara para sampah ini."

    Aries menarik tangan Scorpio pergi. Gema terkejut dengan tingkah Aries, sedangkan Tina dan Vivi mendengus kesal, gagal merenggut hati Aries.

"Sayang," lirih Scorpio.

Find Me Please!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang