❍ Tanya di kafe Angkasa

52 21 2
                                    


"Selamat siang!"

"Selamat datang nona Fana," balas Anna bersemangat.

"Cepat sekali kau datang."

   Anna tampak menggaruk belakang kepalanya.

"Sebenarnya aku nggak berangkat kesekolah hari ini Nona, hehe." Fana melirik Anna sinis.

"Kau ini." Anna tersenyum kaku.

   Fana duduk lalu membuka sebuah buku bacaan tebal, yah melakukan hobinya di temani secangkir coklat hangat. Sederhana namun istimewa.

"Tumben nona kemari sepulang sekolah."

"Yah terserahku lah, ini kafeku," ketus Fana membuat Anna meneguk saliva kasar.

Kring...

   Lonceng angin di atas pintu berbunyi, sosok gadis ceria mengedarkan pandangannya keseluruh kafe seolah mencari seseorang.

   Senyum manisnya terbit tatkala mendapati seorang yang di carinya sedang asik membaca lembar demi lembar halaman buku di sudut kafe. Gadis itu menghampiri dengan senyum lebarnya.

"Hai."

"Oh sudah datang, duduklah," jawab Fana tanpa melihat siapa yang berada di depannya, seolah sedari tadi gadis itulah yang di tunggunya.

"Terima kasih." Fana mengangguk, matanya tak sekali pun beralih dari buku yang di bacanya, tampak sangat asik.

"Maaf, pasti aku menganggumu," cicit gadis itu  menunduk.

   Fana menutup buku menghirup udara sejenak, lalu menfokuskan dirinya pada gadis di depannya.

"Ah tidak, santai saja. Aku bisa membacanya nanti. Mau pesan sesuatu?"

   Zora, gadis itu mengerjapkan matanya. Dia mengangguk lalu memesan beberapa kue manis dan coklat panas lezat.

"Hm?" Fana menatap Zora.

"Hehe oh iya lupa, kuenya manis jadi lupa dunia deh."  Zora cengengesan.

"Lo kan udah gede, makan yang bener. Berantakan banget." Fana menyerahkan beberapa lembar tisu.

   Zora dengan senang hati menerima kebaikan Fana, wajah manisnya berantakan karna krim kue.

"Fana, ajarin aku tentang bintang dong. Astronomi gitu."

"Kenapa mau belajar tentang itu?" Fana menaikkan alis bingung.

"Yah nggak papa sih, aku pengen aja. Beberapa hari ini abang juga tampak tertarik sama bintang, sering motoin bintang cantik!" soraknya.

"Cuman karna itu?" Fana tersenyum menggoda.

"Y--yah cuman itu kok," ucap Zora menggaruk tengkuknya, tampak jelas menyembunyikan sesuatu.

  Jelas saja dari perkataannya yang penuh keragu-raguan Fana sudah tau dia berbohong.

"Nih baca aja, di sana semuanya tentang bintang ada beberapa dongeng pengantar tidur juga."

   Fana menyerahkan sebuah buku bersampul beruang kecil memeluk bintang dari tumpukan bukunya.

"Eh?" Zora menatap Fana heran.

"Kenapa? Lo bisa baca kan?" Zora mengangguk.

"Fana." Fana menatap Zora.

"Apa?"

"Apa kamu menyukai abang Lintang?" Fana mengetuk meja sejenak berpikir.

"Apa ada sesuatu yang membuatku harus membencinya?"

Find Me Please!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang