❍ Figth

45 16 0
                                    


"Heh bocah suram!" salah seorang gadis sengaja menabrakkan bahunya pada Fana.

    Fana hanya menatap dingin gadis itu tak ingin bereaksi sama sekali, di belakang sana Lintang, Eid dan Pian memperhatikan dari jauh.

"Budeg? Hah? Udah selesai capernya?"

"Caper gimana?" tanya Fana mulai bereaksi.

"Yah caper sama cowok-cowok Aerglo lah. Habis deketin Lintang terus deketin Aries lagi? Haha Lo tuh nggak pantas buat mereka." Gadis itu tertawa terbahak-bahak.

"Emang Lo siapa nentuin pantas atau tidaknya seseorang? Lo bukan tuhan, atau mau gue kirim ketuhan aja biar Lo lebih tau segalanya?!" sentak Fana mendorong bahu gadis didepannya.

     Mood Fana sungguh buruk, pikirannya melayang pada seorang Aries yang seperti iblis dikepalanya. Cowok itu berhasil membuat Fana ingin melenyapkan semua orang dalam sekali pukul.

"Fan!" panggil Lintang.

    Lintang mendekati Fana yang menatap sinis kearahnya, nampak tak suka.

"Ngapain?" tanyanya.

"Lo gak papa?" tanya Lintang sedikit khawatir, tatapan cowok itu tidak bisa berbohong.

"Gak papa apanya?" Fana melangkahkan kakinya, sangat malas berurusan dengan Lintang sekarang.

"Yah soal itu. Lo kena masalah karna---

"Diam, atau mulut Lo gue jual ke tante-tante. Masih pagi, berisik banget sih Lo!" gertaknya menggeram.

    Lintang hanya diam, mengikuti langkah gadis dihadapannya yang terlihat lemah dan lelah tidak seperti Fana yang biasanya.

- ccc -

"Lo ngapain sih kak ngikutin gue hah?!"

     Anak smp itu menatap nyalang pada cowok sma yang berdiri mengejek dihadapannya.

"Nona Haumea Citrine, ayah Lo nyuruh gue untuk jagain Lo."

"Lo babu gue? Wajar sih muka Lo kek gembel gitu. Tuan Laut Caspian si kurang kerjaan, ngikutin anak SMP demi caper ke kakak gue?" Haumea tersenyum miring..

"Wah mulutnya sama tajamnya kek pisau."

"Gue malas berurusan sama orang-orang gak penting kayak Lo kak. Seingat gue duit Lo banyak kenapa mau mau aja disuruh sama kakek tua itu?!" geram Haumea mulai jengkel karna Pian yang terus mengikutinya.

"Haha gue nggak butuh duitnya, tapi ini janji gue sama Valuna untuk jagain adek kesayangannya." 

"Bisa stop sebut nama kakak gue hah?! Lo cinta sama kakak gue?! Suka!  Lo punya tunangan kalau Lo lupa brengsek!"  Haumea sudah tak tahan.

    Anak itu lupa dengan sikap dan sopan santunnya, Pian cukup menguras emosinya. Terlebih Haumea tau seberapa berbahaya keluarga seorang Laut Caspian, Haumea juga tidak akan lupa dengan gadis yang menjadi tunangan Pian.

"Ck bocah, Lo jangan salah paham. Gue sama kakak Lo cuma sebatas sahabat, gak lebih." Pian berusaha untuk mendekati Haumea, ingin lebih akrab dengannya.

"Gue bisa jaga diri tuan muda yang manja, urus diri Lo sendiri."

    Haumea berlari, tidak peduli dengan baju seragamnya yang bisa saja robek. Pian tidak mau menyerah berusaha membujuk gadis itu untuk kesekolah bukanlah hal mudah.

"Mea, apa susahnya sih buat kesekolah doang!" Pian berteriak.

"Bukan urusan Lo!" teriak Haumea malah berlari ke lorong sempit.

Find Me Please!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang