❍ Bagian untuk melupa

36 14 0
                                    


"Kamu kenapa?"  tanya Scorpio begitu menutup pintu apartemennya.

     Aries sedari tadi hanya diam tak berniat angkat suara, tampaknya cowok itu banyak pikiran.

"Res kamu kenapa? Jangan diamin aku kayak gini dong, aku takut." Scorpio mengguncang-guncang lengan kekasihnya.

"Sebentar Pi, aku capek, biarin aku tenang. Sebentar aja," lirihnya langsung menarik Scopio kepelukannya.

    Lelah, Aries merasa lelah, banyak hal yang berkecamuk dipikirannya. Saat ini dia hanya butuh Scorpio yang menemani disisinya.

"Yaudah kamu istirahat aja." Scorpio tak mau banyak tanya, gadis itu dengan sabar mengusap-usap punggung Aries.

"Keluarga kamu udah gak pernah ganggu kan?"  Aries melepas pelukannya, lalu menatap Scorpio lembut.

"Res, jujur aku pengen balik." Scorpio menunduk.

"Kenapa balik? Dirumah itu mereka cuma nyiksa princess aku, aku gak bakalan biarin mereka lukain kamu lagi," tegas Aries.

    Scorpio tersenyum, bersyukur sekali dikehidupannya yang malang tuhan mengirimkan kekasih sebaik dan seperhatian Aries.

"Bagaimanapun mereka tetap keluarga aku, aku rindu mereka Res. Terutama papa, siapa yang perhatiin papa kalau aku gak ada hm?" Scorpio berusaha memberikan pengrtian.

     Aries tersenyum miring, papa? Aries bahkan melupakan sosok itu, entah kenapa hatinya teriris mendengar kata papa dari mulut kekasihnya. Hubungannya dengan sang ayah begitu dingin apalagi setelah ayahnya menyampaikan ingin menikah lagi.

"Bagaimanapun kamu harus menerima pernikahan papa Res, ini udah keputusan bulat."

"Huh nikah? Omong kosong apaan itu pah? Aries sampai kapan pun gak akan ngasih restu."

"Papa gak butuh restu kamu. Kamu juga harus pikirin Res, mama kamu nanti akan merawat kamu dan papa." Farez menatap anaknya dalam.

"Tapi kenapa harus mamanya Fana?"

"Karna papa cinta."

   Ingatan Aries melayang pada saat dirinya berdebat dengan sang ayah beberapa hari.

"Res kamu kenapa?" tanya Scorpio khawatir karna kekasihnya tiba-tiba diam.

"Gak papa, apapun keputusan kamu aku turutin maunya kamu," ucap Aries menarik tangan Scorpio agar mengusap rambutnya.

"Makasih sayang."

"Tapi kalau sampai mereka berani macam-macam, aku gak akan biarin!"

- 0.0 -

"Ssth Tang, sini biarin gue aja. Lo ngobatinnya gak santai!"

     Fana merebut kapas dari tangan Lintang.

"Sory, gak usah biar gue aja."  Lintang kekeuh untuk membantu Fana.

"Apaan sih, alay banget nih tangan, kenapa bisa sampai lecet begini!" Fana geram sendiri.

"Halah tenaga si Aries emang kuat, Lo gak akan bisa menang lawan dia." Lintang tampak fokus mengobati dan membalur tangan Fana.

    Fana sedikit tergerak melihat Lintang yang peduli padanya, kalau dilihat-lihat cowok itu tampan juga yah, apalagi kalau lagi diam.

"Hm kenapa perhatiin gue?" Fana gelagapn begitu ketahuan memperhatikan Lintang.

"Ck gak." Fana mengalihkan pandangannya kearah lain.

"Tapi waktu itu Lo menang lawan dia," lirih Fana.

"Hah? Gak kedengaran." Lintang kini beralih menatap wajah Fana.

"Waktu diatap Lo menang lawan dia." Fana menaikkan alisnya.

"Karna gue kuat hahah, Lo harus sekuat gue dulu baru bisa ngalahin Aries." Lintang menyombongkan diri.

"Hm."

   Lintang masih terkekeh, entah kenapa melihat ekspresi Fana yang seperti itu terlihat menggemaskan dimatanya.

"Oih Lintang, diam gak Lo!" kesal Fana tak tahan diledek, pipinya sudah memerah menahan malu.

"Haha iya deh Fan, luka Lo udah diobatin. Gue saranin mending gak usah terlalu berurusan sama Aries."  Lintang menatap Fana serius.

"Bukan urusan Lo, gue mau berurusan sama siapapun kan hak gue," jawab Fana, Lintang mendengus tak suka.

"Yah emang hak Lo, gue cuma ngasih tau." Lintang mengalihkan pandangannya, entah kenapa dia sedikit kesal dengan jawaban Fana.

"Yah yah makasih udah ngasih tau." Fana tiba-tiba terlintas ide jahil dikepalanya.

"Emangnya kenapa Tang kalau gue berurusan sama Aries, Lo cemburu?" Fana sedikit menahan tawanya.

"Yah gue cemburu, Lo mau apa?" Lintang menatap Fana serius, cowok itu berdiri dan memegang kedua ujung ranjang mengurung Fana.

"Hah?" Fana sedikit cengo, tidak, bukan begini maksudnya kenapa justru malah berbalik pada menyerang dirinya.

"Udahlah Fan, gak usah di anggap terlalu serius, gue pergi dulu." Lintang menghembuskan napas.

'Lo apa-apaan sih Tang, argh kesel banget sama diri sendiri,' batin Lintang meronta-ronta, dirinya malah salah tingkah.

"Lo tau kan Tang, gue suka sama langit dan bintang-bintangnya," ucap Fana menginterupsi langkah Lintang.

    Lintang berbalik penasaran dengan apa yang akan dikatakan oleh gadis itu.

"Setiap gue lihat bintang, disaat itu juga gue merasa tenang dan lupa segala hal yang bikin pusing." Fana tersenyum kecil.

"Dan sekarang kayaknya dengan adanya Lo pun udah sebanding kalau gue lagi lihat bintang. Makasih yah," ucap Fana tulus, kini gadis itu tersenyum lebar.

'Shit manis.' -Lintang.

    Lintang terdiam mencerna kata-kata Fana, entah kenapa sekarang malah semakin tak bisa mengendalikan diri, hanya dengan kata-kata sesederhana itu, jantung Lintang berdetak tak karuan.

"Anu, gue ganggu gak?" Shasa, gadis itu tersenyum kecut memegangi pegangan pintu uks.

"Enggak Sha, masuk aja. Gue duluan Fan," pamit Lintang tersenyum kikuk, karna ucapan Fana dirinya masih salah tingkah.

"Tangan Lo kenapa?" tanya Shasa basa-basi.

    Sejujurnya gadis itu merasa resah, cemburu dan kesal bercampur menjadi satu, tapi dirinya sudah bertekad untuk bisa melupakan perasaannya pada Lintang dan tidak seharusnya dia menyalahkan Fana akan hal itu.

"Nggak kenapa-napa, gue duluan." Fana berdiri lalu membersihkan perlatan yang berceceran.

"Gue mau ngomong sesuatu Fan," lirih Shasa membuat Fana melihat kearahnya.

"Silahkan." Seperti biasa wajah gadis itu datar.

"Gue gak tahu hubungan Lo sama Lintang, tapi gue harap Lo jangan sakitin hati cowok itu." Shasa mengucapkan kalimat itu terbata-bata.

"Hah? Gue gak paham apa yang Lo maksud." Fana menaikkan alisnya.

"Pokoknya itu!" Shasa berteriak kesal, tampaknya sangat susah untuk berteman dengan Fana yang sifatnya monoton itu.

"Oke-oke gue duluan."

   Shasa membiarkan Fana pergi, tatapan gadis itu sendu, tidak mudah melupakan seseorang yang sudah lama menetap dihati. Tapi melihat Lintang yang berbahagia dengan Fana, Shasa sudah yakin dengan keputusannya.

"Gue harap gue gak salah."

- FIND ME PLEASE! -

Find Me Please!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang