4. Gadis Misterius

414 67 0
                                    

JANGAN LUPA FOLLOW DAN VOTE DULUU!

RAMAIKAN TIAP PARAGRAFNYA YAA!

Selamat membaca, semoga suka.

—Happy Reading—

Lea dan Raga menyalin tugas milik Kala dengan tergesa-gesa. Mereka lupa mengerjakan tugas itu kemarin. Untungnya, Nava tadi mengingatkan sebelum guru memasuki kelas. Bel masuk pun berbunyi masih 10 menit lagi.

"Walaupun tulisannya Kala nggak serapih ketikan komputer, tapi nggak papa, deh. Seenggaknya masih bisa dibaca," celetuk Raga asal. Padahal tulisannya sendiri pun seperti ceker ayam jika dibandingkan dengan tulisan Kala.

"Yes, udah selesai," senang Lea ketika ia selesai menyalin tugasnya sebelum pelajaran dimulai.

Raga yang belum selesai pun makin dibuat tergesa-gesa oleh ledekan Lea yang dari tadi mengganggu telinganya.

Kala hanya menyenderkan punggungnya ke belakang kursi seraya memejamkan mata. Saat Kala merasa ada seseorang yang duduk di kursi yang ada di sampingnya, Kala membuka matanya dan melirik sekilas ke sebelahnya.

Dan benar saja, seorang gadis yang belum pernah Kala lihat sebelumnya, menarik kursi dan duduk disampingnya. Ekspresi gadis itu tampak datar.

Semua pandangan tertuju pada gadis dengan name tag 'Ayana Candranala'. Namun Ayana sama sekali tidak peduli seolah-olah pandangan itu bukan tertuju kepada dirinya.

Ayana duduk dan mengeluarkan bukunya tanpa memperdulikan orang-orang disekitarnya. Lalu, seorang siswi dengan kacamata tebal menghampiri Ayana dengan senyum tipisnya.

"Ayana, lo mau nyatet? Ini liat buku gue aja, lengkap kok," ucap Alia seraya memberikan sebuah buku tulis.

Ayana menerimanya dan sekilas tersenyum tipis menatap wajah Alia. "Makasih," ucapnya singkat.

Alia mengangguk dan kembali ke tempat duduknya. Rezi memutar bola matanya malas melihat sikap Alia yang peduli kepada Ayana.

"Lo kenapa deketin dia?" tanya Rezi santai.

Alia melirik Rezi sembari sedikit menundukkan kepalanya. "Gue cuma mau bantu dia, soalnya dia kan udah nggak berangkat 2 bulan, pasti dia ketinggalan pelajaran," jawab Alia dengan nada pelan.

"Hati-hati, jangan terlalu deket, nanti celaka," bisik Hela kepada Alia.

Sedangkan Alia tidak menjawab. Ia hanya menundukkan kepalanya sembari melanjutkan membaca buku. Sebenarnya, Rezi dan yang lain itu ramah dengan semua orang. Namun entah kenapa, mereka selalu sensitif dengan sesuatu yang bersangkutan dengan seorang Ayana. Itulah yang Alia rasakan.

Lea menatap ke arah Ayana dengan senyum manisnya. Ia berniat mengajak gadis itu mengobrol.

"Hai, lo Ayana ya?" tanya Lea basa-basi.

Ayana hanya mengangguk dan melirik sekilas. Sedangkan Kala hanya menatap lurus ke depan dan tidak peduli dengan siapapun yang duduk dengannya.

"Ehm, kenalin, gue Lea, yang ini Raga," Lea menunjuk ke arah Raga yang duduk disampingnya.

"Dan yang duduk sama lo ini, Kala namanya," lanjut Lea.

Lea sekalian mengenalkan Kala kepada Ayana, karena ia sendiri tahu bahwa Kala tidak akan mau berkenalan lebih dulu dengan seseorang.

Lagi-lagi, Ayana hanya mengangguk tanpa mengalihkan pandangan dari bukunya. Bahkan ia sendiri tahu bahwa Rezi dan yang lain sedang membicarakannya, tetapi Ayana sama sekali tidak peduli.

Lea tersenyum kaku sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Ia mendadak mati topik jika seperti ini. Sepertinya, mau Lea berbicara sepanjang rel kereta api pun, Ayana tidak akan meresponnya dengan sama.

The Mysterious Killer (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang