24. Satu-persatu Mulai Terungkap

246 39 21
                                    

HAII

BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM BACA

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN!

TOLONG SHARE CERITA INI KE TEMAN-TEMAN KAMU YAA🙏

HAPPY READING💙

****

Jam sudah menunjukkan pukul 9 malam, dan Ayana masih duduk di depan laptopnya. Tangannya kemudian menggapai ponsel milik Elara yang berada di atas meja belajar. Ayana menghidupkan ponsel tersebut.

Ayana kemudian membuka aplikasi chat yang terpampang di layar. Ada ribuan pesan yang masuk. Entah itu dari grup sekolah atau grup lainnya. Ayana mengabaikan pesan-pesan yang menurutnya tidak penting.

Ayana kemudian membuka chat teratas yang nomornya belum disave. Ayana kemudian membaca chat lama itu.

08315xxxxxxx

jgn ikut campur, atau lo akan mati.

lo siapa?

org yg lo cari.

pasti lo Aldi kan?

siapapun gue, lo g akan pernah bisa nangkap gue.

jgn sombong. pembunuh kaya lo yg harusnya mati.

siap² aja, your next.

Ayana mengernyitkan dahinya. "Al-di?" beo Ayana heran.

Ayana kemudian berpikir sebentar. Apa mungkin ini nomor milik Aldi waktu itu? Jadi, Elara curiga kepada Aldi? Dan itulah mengapa kakaknya itu melarangnya untuk dekat dengan seorang Aldi.

Ayana menopang dagunya, kembali berpikir keras siapa Aldi sebenarnya. Apa mungkin Aldi itu si pembunuh bayaran yang Elara cari? Kalau memang iya, berarti Aldi lah yang membunuh Elara, bukan? Karena di chat itu, jelas terdapat ancaman yang ditujukan untuk Elara.

Ayana kemudian beralih ke chat lain. Chat dari seseorang yang menarik perhatiannya. Ayana membaca chat terakhir, dimana chat itu dikirim setelah hari kematian Elara. Tepatnya saat ponsel Elara sudah tidak aktif.

Erfann

Elara, gue bener-bener minta maaf
sama lo. Gue udah bohong sama lo
selama ini. Gue udah menutupi kebenaran yg sebenarnya, Ra.
Gue takut lo benci sama gue ketika lo
tahu siapa gue sebenernya. Maaf, gue nggak bisa jagain lo, sampai lo harus berakhir kaya gini. Harusnya gue selalu ada di samping lo, biar si bajingan itu nggak bisa nyakitin lo.

Rasanya sakit bgt Ra. Sakit bgt waktu gue sadar klo gue kehilangan lo. Gue benci takdir yg harus misahin kita ini, Ra. Kenapa Tuhan harus ambil lo dari gue secepat ini? Hari-hari gue akan hampa tanpa lo, Ra.

Maaf Ra, maaf. Harusnya gue bantu lo ya waktu itu, bukan malah terus-menerus bohong sama lo. Gue nyesel, Ra.

Ra, sebenernya, waktu gue bilang gue suka sama lo itu gue gak main² Ra. Gue bilang gue bercanda, karena gue terlalu pengecut. Gue takut lo jadi ngejauh dari gue.

The Mysterious Killer (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang