30. Rencana

209 34 71
                                    

-HAPPY READING-

***

Aldi
Awasi Ayana, jangan sampai dia kabur. Kalo lo berkhianat sama gue, nyokap lo taruhannya.

Tenang aja. Semuanya udh sesuai rencana lo.

Usai membalas pesan dari Aldi, Kala meraih gagang pintu dan membukanya. Satu objek yang pertama ia lihat di kamarnya adalah sosok Ayana yang sedang duduk di tepi kasur. Gadis itu menatap ke arahnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

Kala berjalan mendekat setelah menutup dan mengunci pintu. Kala duduk tepat di samping Ayana. Ia menatap setiap inci wajah Ayana dengan tatapan dalam.

"Kenapa makanannya nggak dimakan?" tanya Kala dengan nada halus.

Ayana terdiam beberapa saat. Sikap Kala sangat membingungkan. Kemarin, Kala bilang tidak peduli lagi dengannya. Namun, mengapa sekarang bersikap lembut seperti ini? Ayana tahu sekarang ia berada di rumah Kala. Ayana sudah tahu siapa yang menculiknya. Namun, Ayana tidak tahu apa maksud dan tujuan dari tindakan Kala saat ini.

"Lo... beneran kerjasama dengan Aldi?" tanya Ayana lirih. Tatapannya sedikit kosong. Ia masih bingung dengan situasi saat ini.

Kala tidak menjawab. Perhatiannya tertuju pada rona kemerahan di pipi kiri Ayana dan itu merupakan bekas tamparan dari Aldi beberapa jam yang lalu. Tangan Kala terulur, mengusap pipi Ayana dengan jemarinya. "Sakit, hm?"

Ayana bergerak menghindar saat Kala menyentuh pipinya. "Tolong jawab pertanyaan gue dengan jujur, Kal. Gue nggak tau harus percaya sama siapa," ujar Ayana dengan nada frustasi.

Kala menggenggam jemari hangat Ayana. Meskipun Ayana berusaha melepas tangannya, semakin erat pula ia menggenggamnya. Hingga akhirnya, tatapan keduanya bertemu dan saling terkunci.

"Dengerin gue, Na. Maafin sikap gue kemarin waktu di sekolah. Gue sengaja bersikap kayak gitu biar Aldi percaya sama gue, kalo gue bener-bener nurutin perintah dia. Kalo gue nggak kayak gitu, Mama gue dan Tante Laras akan jadi korban dia juga, Na. Bahkan Raga sengaja nyakitin hatinya Lea buat ngelindungin Lea sendiri. Gue sama Raga nggak bener-bener memihak Aldi, kita juga punya rencana sendiri." Kala menghela napas pelan. Menceritakan alasan dibalik perubahan sikapnya kepada Ayana untuk membuat gadis itu kembali percaya kepadanya.

"Aldi ngancem lo sama Raga?" tanya Ayana ragu.

Kala mengangguk membenarkan. "Barang-barang bukti yang lo bawa tadi udah sama gue dan lo nggak perlu khawatir. Gue juga udah nyuruh Erfan buat ke apartemennya Aldi dan nyari bukti-bukti lagi di sana," ucap Kala diakhiri dengan senyuman tipis yang terlukis di bibirnya.

Ayana masih menatap Kala dengan bibir yang terjatuh rapat. Berusaha untuk mencari celah kebohongan di mata tajam Kala. Namun Ayana tidak menemukannya.

"Terus, apa yang bakal lo lakuin nanti?" tanya Ayana pelan.

"Nanti Erfan bakal ke sini, ngambil barang bukti yang lo bawa dan nyerahin semua bukti yang udah berhasil kita kumpulin ke pihak kepolisian," jawab Kala.

"Lo yakin kita bakal menang?" tanya Ayana. Ada sedikit ketakutan yang bisa Kala lihat di mata indah milik Ayana.

Kala menyunggingkan senyum. "Gue nggak tahu, tapi gue usahain untuk itu. Sedikit lagi, gue rasa semuanya akan selesai, Na."

The Mysterious Killer (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang