18. Ancaman untuk Pembunuh Misterius

286 49 9
                                    

Hai?

Berapa baterai hp kalian saat baca bab ini?

Jangan lupa follow dan vote dulu, lalu ramaikan tiap paragrafnya dengan komenan kalian, ya!

Selamat membaca dan semoga suka:)

—Happy Reading—


Malam sudah larut ketika Nava berdiri di depan pintu seraya menatap Aldi yang tadi memencet bel rumahnya, dan membuatnya membukakan pintu. Nava menatap dengan tatapan bertanya kepada Aldi yang sekarang berdiri di depannya dengan jaket dan celana hitam.

"Mau ngapain lo ke sini?" tanya Nava heran.

"Rumah lo sepi, ya? Oh iya, orang tua lo kan lagi sama selingkuhannya ya?" ucap Aldi dengan ekspresi yang dibuat-buat. Hal itu tentu membuat Nava kesal.

"Mau lo apa sih? Kalo mau ngomongin sesuatu yang nggak penting, mending jangan ke sini. Dan satu lagi, nggak usah bawa-bawa orang tua gue!" ucap Nava dengan nada marah.

"Sensitif banget lo," balas Aldi santai disertai dengan kekehan pelan.

"Gue ke sini, cuma mau ngingetin lo. Posisi lo sama Rezi, nggak akan aman selamanya. Cepat atau lambat, orang-orang akan tahu identitas kalian yang sebenarnya, terutama Ayana. Mungkin, dia yang akan jadi pengungkapnya," ucap Aldi seraya tersenyum misterius.

Nava mengangkat sebelah alisnya. "Maksud lo apa? Identitas yang sebenarnya?"

Aldi memutar bola matanya malas ketika melihat ekspresi Nava yang terlihat bingung. Aldi memutar badannya, membelakangi Nava seraya menatap langit malam yang sudah gelap gulita tanpa ada cahaya bintang atau bulan di atas sana.

"Tepatnya, orang-orang akan tau, siapa sosok dibalik Mysterious Killer."

Ekspresi Nava berubah drastis ketika mendengar itu. Namun ia menormalkan ekspresinya kembali secepat mungkin. Nava mendekati Aldi dan menatap wajah laki-laki itu dari samping.

"Terus, ngapain lo datengin gue dan ngomong kayak gini?" tanya Nava dengan ekspresi tidak bersahabat.

Aldi menatap Nava sepenuhnya. Gadis berambut sebahu itu sepertinya pandai memainkan ekspresi. Pantas saja, orang-orang mudah tertipu dengan reputasinya di sekolah sebagai murid pintar dan teladan. Begitulah yang dipikirkan Aldi.

"Gimana ya, tanggapan siswa-siswi dan guru-guru, kalo mereka tahu, si cewek paling pinter di sekolah, ternyata jadi dalang beberapa kasus pembunuhan yang sempat jadi sorotan?" ucap Aldi dengan senyum miring yang menghiasi wajahnya.

Nava mengepalkan tangannya. Kali ini, ia yakin dengan kesimpulan yang ada di kepalanya.

"Lo tahu kalo gue sama Rezi itu pembunuh misterius?" tanya Nava secara tidak langsung mengakui identitasnya sendiri.

Aldi tersenyum puas, lalu mengangguk dua kali. Perasaan Nava bercampur aduk. Ia dapat merasakan sendiri, seberapa bahayanya seorang Aldi yang dapat mengancam posisinya.

"Tenang aja, gue nggak akan bocorin rahasia besar lo secara instan." Aldi berniat menyentuh pundak Nava, tetapi Nava langsung menepis kasar tangannya.

"Inget, meskipun lo tahu siapa gue sebenernya, gue nggak takut sama lo," ketus Nava dengan beraninya.

Aldi lagi-lagi tertawa pelan, lalu berkata, "Santai aja, lawan lo bukan gue. Palingan lawan lo itu Ayana, Kala, sama temen-temennya. Dan gue nggak akan memihak siapapun di sini."

Nava mempertipis jarak dengan Aldi. Ia melipat tangannya di depan dada, dan menatap Aldi dengan alis terangkat. "Bukannya lo benci juga sama dia? Kenapa kita—"

The Mysterious Killer (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang