Malam harinya, Jisoo berbaring tengkurap di tempat tidur menatap layar laptop yang tengah dioperasikan Haneul. Ia melirik gadis itu, yang tengah fokus menatap layar laptop, "Kamu yang gerakin tulisan ini?"
"Huh? Eum!" Balas Haneul kembali fokus dengan apa yang ia lakukan, "Aku lagi cari tahu latar belakang keluarga kamu."
"Oh?? Bisa?!" Ucap Jisoo terkejut.
"Eum! Lihat– ah–apa kamu bisa baca tulisan ini?"
"Eum, tapi nggak paham artinya apa," ucap Jisoo.
"Oh, oke. Jadi keluargamu itu udah lama berpengalaman dalam bidang bisnis hotel. Kakekmu sudah menjalankan beberapa bisnis hotel di beberapa wilayah di Korea, Pulau Jindo salah satunya. Woah– keluargamu benar-benar kaya raya!"
"Oh ya? Berarti kalau gitu aku bisa beli cincin buat kita?" Tanya Jisoo sumringah.
Haneul memutar kedua bola matanya dan menggeleng pelan, "Lanjut! Oh! Ternyata kakekmu pernah ditangkap karena menangkap makhluk asing dari laut–"
"Saudarinya Jeonghan–" gumam Jisoo datar.
"Kurasa begitu. Pihak reservasi mengambilnya namun ternyata dijadikan objek penelitian ilegal hingga akhirnya dari pihak kakekmu mengajukan banding dan menuntut pihak reservasi. Jalan tengah pun diambil–yaitu membebaskan makhluk itu kembali ke lautan setelah ditangkap selama kurang lebih enam bulan. Tapi nasib berkata lain, makhluk itu mati selang tiga hari sebelum ia dilepaskan kembali ke lautan," ujar Haneul membaca artikel yang ia temukan di internet.
"Pengadilan memberikan peringatan pada kakekmu untuk tak lagi menyentuh laut kuning. Lalu di tahun 2000, Tuan Hong– sepertinya ayahmu– mengucurkan dana besar-besaran untuk pemerintah Pulau Jindo demi mengelola area konservasi laut kuning. Beliau juga menawarkan diri untuk melakukan patroli bulanan demi menjaga kelestarian laut kuning."
Jisoo menyandarkan kepalanya pada telapak tangannya yang bertumpu pada lantai, "Jadi ayahku mencoba membersihkan nama keluarga atas apa yang kakek perbuat?"
"Kurasa begitu…" ucap Haneul melamun sejenak lalu menoleh menatap Jisoo, yang juga tengah termenung menatap layar laptop. "Kamu bener-bener nggak ingat apapun?"
Jisoo menghela nafas panjang lalu mengistirahatkan dirinya di tempat tidur, "Tadinya nggak. Tapi setelah dengar apa yang dikatakan Jeonghan semalam, sekarang pelan-pelan, aku ingat semuanya biarpun aku nggak tahu gimana aku dulu. Tapi aku ingat gimana aku bisa jatuh ke laut saat itu–" ucapnya termenung.
Haneul mematikan laptopnya dan menatap foto Jeonghan yang ia temukan di rumah itu di hari pertama ia pindah ke sana, "Gimana bisa ya nenekku kenal dia? Apa dia alasan kenapa nenek selalu ke pantai setiap menjelang tengah malam?" Gumam Haneul dalam hati.
"Lee Haneul."
"Huh?" Haneul menoleh pada Jisoo yang berbaring tengkurap di sampingnya.
"Kenapa kamu lihat foto Jeonghan kayak gitu?"
"Huh? Memangnya kenapa?"
Jisoo terdiam menatap gadis itu. Tatapan sedih tergambar di kedua matanya, "Entahlah, tapi aku nggak suka lihatnya."
"Huh? Dia cemburu?" Gumam Haneul dalam hati.
"Tch–" Haneul tertawa pelan lalu menyelipkan foto Jeonghan di bawah bantalnya. "Aku cuma mikir aja gimana bisa nenekku kenal Jeonghan. Di hari aku pindah kemari, Bibi Yang bilang kalau Nenek sering sekali ke pantai setiap menjelang tengah malam. Aku cuma mikir apa Jeonghan alasan kenapa nenek selalu ke pantai?"
"Tapi kalau dipikir lagi…mungkin aja benar," ucap Jisoo termenung, "Jeonghan selalu keluar di waktu-waktu tertentu. Aku nggak tahu itu siang atau malam–karena nggak ada bedanya di dasar laut–selalu gelap dan dingin kapanpun waktunya."
![](https://img.wattpad.com/cover/303087113-288-k950072.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sky & Sea [COMPLETE]
FanfictionDi tengah hidupnya yang tengah hancur, Lee Haneul berencana untuk mengakhiri semuanya. Namun selembar surat dari sang nenek ternyata mampu membuatnya berubah pikiran. Melepaskan gemerlapnya kehidupan kota, Haneul pun pindah dan menempati rumah sang...